Hari ini aku akan kembali bekerja di C9 entertainment. Hyun Woo yang menjemputku.
"Maaf minggu lalu aku tidak bisa datang ke acara ulang tahun mu" ucap Hyun Woo sebelum menyalakan mobilnya.
"Tak apa, lagipula acaranya pun tidak semewah orang lain" kataku sambil tersenyum.
Hyun Woo hanya mengangguk, lalu mulai menyalakan mobilnya, saat perjalanan, dia memutar lagi lockdown ciptaannya sendiri, dan teman-temannya. Sejujurnya sudah berulang kali aku mendengar lagu ini. Saat di tempat latihan, dan aku benar-benar tidak bosan dengan lagunya.
"Lagu favorit mu masih sama?" tanya Hyun Woo di tengah perjalanan.
Pikiran ku mundur tiba-tiba, saat dimana aku di pilih untuk memilih siapa yang harus ku berikan kue suapan pertama dariku, yang pada akhirnya aku berikan pada Jaeyun yang baru saja datang dari Amerika.
"Yoonji?" panggilan itu membuyarkan lamunanku.
"Ya?" sahutku.
"Kau melamun?"
"Tidak kok" kataku sambil menatap sisi jalan.
"Jadi apa jawaban mu?" tanya nya yang membuatku menolehkan kepala padanya.
"Jawaban?" aku mendelik bingung.
Hyun Woo balas menoleh padaku sebentar, lalu tersenyum.
"Jawaban tentang perasaanmu padaku" katanya yang membuatku membelalakkan mata lebar.
"Apa maksudmu" ketusku.
"Hahaha... tidak-tidak, aku hanya bercanda, lagipula aku tau kau mencintai Seojin" katanya.
Ku tarik sudut bibir kiriku cepat, lalu mencubit perut nya sesuka hatiku. Lelaki itu meringis saat aku mencubit perutnya.
Di sepanjang perjalanan aku tersenyum-senyum sendiri, mengingat malam itu saat sahabat-sahabat ku memberiku kejutan, dan aku hampir tertawa saa aku menangis di pelukan Leo. Kenapa aku harus menangis seperti itu, aku bahkan sampai lupa kalau saat itu ada Seojin yang menatap ku dengan senyum tipisnya yang di paksakan. Jika saja saat itu aku tidak sedang membenci Seojin, pasti aku akan menyuapi kue padanya, tapi aku juga merasa aneh, kenapa kehadiran Leo saat itu juga membuatku ingin memberikan kue pertama ku padanya.
"Kau tidak akan turun Yoonji?" tanya Hyun Woo yang ternyata sudah berada di luar mobil.
"Eh? Maafkan aku" kataku.
Hyun Woo membantuku membuka pintu mobil.
"Terima kasih" kataku lagi.
Hyun Woo mengulurkan tangan kanannya padaku.
"Ayo" katanya.
"Apa?" aku bingung.
"Ck" dengan cepat tanganku di genggamnya dengan erat, langkah kakinya cepat membawa ku ke ruanganku. Semua mata tertuju padaku, aku hanya bisa tersenyum menanggapi tatapannya.
Hyun Woo masih tak mau melepaskan tanganku walaupun aku sudah mencoba melepaskannya. Samapai pada akhirnya aku sampai di ruanganku sendiri.
"Seharusnya kau tidak perlu repot mengantarku, lagipula aku bisa pergi sendiri. Menjemputku saja sudah lebih dari cukup" kataku saat tangannya terlepas.
"Ini keinginan ku" katanya singkat.
"Baiklah, aku akan masuk dulu"
"Mau makan siang dengan ku kan?" ucapnya memastikan.
"Ya, aku tidak bisa menolak" kataku sambil menutup pintu.
Sementara Hyun Woo tersenyum.
...
"Kau sungguh mengambil jurusan media advertising?" tanya Jihyo memastikan Minji.
"Tentu saja, aku juga punya mimpi seperti Junghoon, menjadi bintang yang bersinar dengan terang" jawab nya dengan senyum yang mengembang indah.
"Apa kau bertemu dengan member BTS?" tanya Jihyo.
Bibir Minji mengerucut saat Jihyo menyebut BTS di hadapannya.
"Sayang sekali, kau pasti tidak bertemu. Tapi ku dengar Yoonji dekat dengan Taehyung" kata Jihyo sambil mengaduk minumannya itu.
"Hhhh... itu Yoonji, dia memang selalu beruntung, dan itu membuat ku iri" desah Minji yang kemudian menyeruput minumannya.
Mereka terdiam sesaat, kembali fokus pada kesibukan masing-masing.
"Kapan biasa Yoonji pulang dari kantor?" tanya Jihyo di tengah kesibukan nya.
"Aku tidak tau, coba tanya Hana" usulnya.
Jihyo hanya mengangguk kecil. Seseorang datang ke warung tenda itu.
"Lama tak berjumpa" suaranya membuat kepala kedua gadis itu menengadah.
Napas Jihyo serasa tercekat saat tau siapa yang datang.
"Bagaimana kabarmu Jihyo?" tanya Seung Cheol sambil menyunggingkan senyuman.
Jihyo terdiam, membuang muka darinya, tak pernah ingin dia bertemu lagi dengan lelaki yang sudah meninggalkannya tanpa alasan, bahkan sampai membuat Jihyo seperti orang gila, banyak, dan menyebut-nyebut Seung Cheol bajingan.
"Untuk apa kau datang?" tanya Jihyo tanpa memperlihatkan wajah pada Seung Cheol.
"Aku hanya mampir, dan takdir memang menginginkan kita untuk bersatu" katanya yang membuat Jihyo tersenyum kecut padanya.
"Minji, sebaiknya kita pergi sekarang" kata Jihyo yang langsung menarik lengannya, dan membawanya pergi dari warung tenda itu.
...
"Aku pulang" kataku sambil kembali menutup pintu apartemen.
Aku bergegas ke kamar untuk merebahkan diri sebentar, lalu setelah itu membersihkan diri, dan setelahnya makan malam.
"Yoonji, ayo makan!" teriak Jihyo dari luar kamar.
"Duluan saja, aku akan beristirahat sebentar" aku balas dengan sedikit berteriak juga.
Setelah cukup untuk merebahkan diriku, aku cepat pergi membasuh diri.
Hari ini cukup melelahkan ternyata. Minggu depan aku ada kontrak dengan KBS untuk ikut serta dalam drama berjudul 'Fate' yang di bintangi oleh Lee Jung Suk, dan diriku sendiri. Di drama itu aku berperan sebagai pemeran utama dari wanita. Peranku sebagai Cho Mi Yeon, sedangkan Kang Min Ah berperan sebagai Choi Yu Na, adik dari Choi Soobin (Lee Jung Suk). Aku harus meminta persetujuan Jaeyun, dan Jihyo. Aku yakin, pasti mereka akan mengizinkanku.
Selesai sudah, perutku lapar, aku segera pergi ke ruang makan dengan piyama polos berwarna putih. Jihyo menyisakan makan malam nya untukku, gadis itu memang sangat baik, dan selalu baik.
Aku mendapatkan sebuah pesan yang ada di bawah mangkuk kecil hitam itu.