Setelah satu minggu aku di rawat di rumah sakit, di tambah lagi sekarang aku tidak boleh keluar dari apartemen, dan di minta untuk tetap beristirahat. Apa alasan Jaeyun melarang ku seperti itu? Padahal aku sudah baik-baik saja hari ini. Aku ingin kembali bekerja, diam terus juga tak ada gunanya.
“Hhhh... aku tidak peduli, aku harus pergi ke kantor sekarang” tekad ku yang langsung berdiri, dan melangkah pergi ke kamar mandi.
Setelah itu aku bersiap dengan cepat, dan pergi keluar lalu memutuskan untuk menggunakan mobil yang baru beberapa hari ini di datang dari Jihyo sebagai hadiah. Ntah hadiah apa, tapi aku menerimanya.
Mobil ku dengan cepat melaju ke arah kantor yang berjarak tidak dekat dengan apartemen ku. saat sampai di sana, kebetulan sekali aku berpapasan dengan Jaeyun yang sedang berbincang dengan staf. Lelaki itu melihat ke arah ku, dan langsung menghentikan ucapannya dengan staf itu, lalu berjalan ke arah ku.
“Kenapa kau datang? Sudah ku bilang bukan untuk beristirahat? Kau ini belum sepernuhnya baik-baik saja” omelnya.
Aku hanya menatapnya tak peduli, lalu berjalan ke arah ruangan ku yang sudah sangat lama sekali ku tinggali kerena kondisi tubuh ku yang benar-benar lemah kemarin. Aku juga tak tau apa yang membuatku seperti itu. Apakah karena telpon dari teman sekelasku dulu? Atau karena hal lain yang tidak ku sadari? Ah, sudahlah, itu sudah berlalu. Lupakan saja. Hari ini aku harus kembali bersemangat untuk bekerja seperti biasanya.
“Noona? Kau sudah benar-benar baik sekarang?” suara Hyun Woo tiba-tiba membuat ku sedikit terkejut dan menghentikan gerakan tanganku yang hendak membuka pintu ruangan ku.
Aku menoleh, dan mendapati Hyun Woo dengan senyum manis nya yang telah lama tak ku lihat. Aku membalas senyumannya.
lalu meminta izin padanya untuk masuk, dan meminta untuk tidak di ganggu. Hyun Woo membiarkannya, lalu setelah aku masuk ke ruangan ku, Hyun Woo pergi dari sini, dan kembali berlatih, atau apapun itu. Aku tak peduli, sungguh.
...
Siang ini aku kedatangan tamu seperti biasanya. Ya, siapa lagi kalau bukan Yeji, staf ku yang sangat baik hati, dan cantik itu. Dia membawakan ku sesuatu, kesukaanku. Susu vanila. Haha, aku ini sudah besar tapi bersemangat sekali jika sudah di beri susu vanila, tak apa ini adalah sebuah kelebihan untuk ku.
“Aku sering menjenguk mu, tapi kenapa pas sekali ketika kau terlelap ya? Aku bingung. Apa kau berniat tak mau melihat ku?” Yeji mulai bersuara setelah tadi menyapa ku, dan duduk manis di hadapanku yang sedang sibuk dengan hp.
Ku alihkan pandangan ku ke arahnya yang dengan ekspresi cemberut. Oh Tuhan, dia sangat lucu, padahal dia eonni ku, tapi kenapa aku merasa aku kalah dengannya ya? Haha, lupakan.
“Oh ya? Kenapa kau tidak membangunkanku?” kataku yang merasa bersalah.
“Tidak mungkin aku membangunkan orang yang sedang terbaring lemah kan? Lagipula kau juga atasan ku” katanya yang seakan merendah.
“Haha, hei eonni, kau kakak ku kan? Tak apa kau membangunkanku, itu tak akan mengganggu waktu istirahat ku. Aku banyak tidur karena bosan, tak ada yang mengajakku untuk berbincang” jelas ku sambil mengelus pundak Yeji pelan