Keesokan harinya, Aira sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah teman satu kerja kelompoknya.
“Aku sekelompok dengan tetangga baru kita, jadi aku akan mengajaknya berangkat bersama.” Ujar Aira sambil menatap cermin di kamarnya. Real mendengarkan sambil memperhatikan gadis itu yang tengah memasukkan beberapa buku, tempat pensil dan barang lainnya ke dalam ransel.
“Apa aku sudah rapi?” tanya Aira sambil merapikan kaus lengan panjang dan celana jeans-nya. Aira menghadap ke arah Real yang mengangguk sebagai jawaban.
“Benarkah?” tanya Aira masih tidak percaya diri. Real mengangguk sekali lagi.
Setelah merasa yakin, Aira berangkat kerja kelompok. Saat menutup pagar, seorang perempuan mendekati Aira. perempuan itu adalah tetangga baru Aira yang ternyata berada satu kelas dengannya dan ikut kerja kelompok bersama Aira.
“Hmm, kita belum kenalan secara pribadi ya? Namaku Lani Aprilia, salam kenal.” Sapa Lani sambil tersenyum.
Aira menatap Lani, Lani memakai kerudung tapi tak membuatnya lusuh. Justru Lani terlihat cantik dengan kerudung abu-abu yang senada dengan outfit yang dipakainya.
“Hei," panggil Lani menyadarkan Aira dari lamunannya.
“Namaku Aira Alfina panggil saja Aira.” Aira mengenalkan diri sambil menunduk malu.
Real mengikuti Aira tanpa mengatakan apapun dan hanya mendengarkan pembicaraan Lani dengan Aira yang semakin ramai dengan tawa, Lani yang ceria membuat Aira jadi ceria.
“Aira cantik deh, hidung mancung, kulit putih, bulu mata lentik. Ibumu pasti cantik.” Puji Lani sambil tersenyum.
“Terimakasih, Lani juga cantik.” Balas Aira tersenyum malu.
“Aku iri pada tinggi badanmu, berapa tinggi badanmu?” Tanya Lani penasaran, ia mencoba membandingkan tinggi tubuhnya dengan Aira lalu cemberut.
“Mungkin tinggi badanku sekitar 160 sentimeter. Aku juga iri padamu, Lan. Kamu imut. ” Aira berujar pelan lalu menunduk.
“Imut darimana, aku pendek kayak anak SD gini.” Elak Lani, ia tertawa, Aira tersenyum lalu ikut tertawa. Real memperhatikan Lani dan Aira dari jarak yang lumayan jauh.
Sesampainya di rumah salah satu anggota kelompok, teman-teman Aira sudah berkumpul. Kelompok kerja yang terdiri dari enam orang harus berbagi tugas. Lani seseorang yang begitu ramah dan cepat bergaul, sedangkan Aira tak banyak bicara dan mulai mengerjakan.
Gadis bermata sipit dan berkulit putih pucat keluar dari dapur membawa cemilan.
“Mey, tidak usah repot-repot, sampai banyak cemilan seperti ini.” Lani langsung membantu Mey menaruh cemilan di meja.
“Tidak masalah, aku kan tuan rumah.” Kata Mey.