Real

Mizura
Chapter #13

12 - Perempuan itu

Hari libur setelah berkemah, Aira cukup kelelahan. Jadi Aira lebih banyak istirahat, karena itu, Real menggantikan Aira beres-beres rumah.

Real sedang membersihkan ruang tamu sedangkan Aira sedang bermain laptop di kamar, Aira bangun dari tempat tidur untuk pergi ke kamar mandi, tapi begitu kaki Aira menyentuh lantai. Darah mengalir dari telapak kaki Aira, Aira menginjak pecahan kaca.

“Real!!” panggil Aira sambil merasakan darah yang mengalir di telapak kakinya.

Real segera berlari mendekati Aira, Real yang melihat darah segera mengambil kotak obat. Aira mengobati kakinya sendiri sedangkan Real membersihkan pecahan kaca itu.

“Kenapa ada pecahan kaca disini?” tanya Aira dengan ekspresi bingung, Real hanya diam tanpa ekspresi.

Keesokan harinya Aira sudah harus masuk sekolah, mulai belajar seperti biasa. Aira berjalan lambat karena kakinya sakit, Aira berjalan sendirian karena Real tiba-tiba menghilang. Di jalan Aira bertemu seorang perempuan.

“Kenapa aku merasa tidak asing dengan dia.” Kata Aira pelan, perempuan itu hanya berdiri mematung. Aira mencoba menepuk bahu perempuan itu, ketika perempuan itu membalikkan badannya, Aira mematung.

Aira berjalan ke sekolah dengan semangat, Aira bertemu dengan Lani di gerbang sekolah. Sekolah berjalan seperti biasa, Aira bertemu dengan Arka. Aira berbincang cukup lama, sampai Aira baru menyadari hari mulai sore.

Aira sampai di rumah tapi ketika pintu terbuka, Aira bertemu dengan sosok yang menatapnya tajam. Aira berjalan mundur, Aira ketakutan.

Mata yang menatap tajam seakan ingin membunuh Aira, Aira terus mundur tapi ketika Aira sampai pada pagar. Aira tidak dapat mundur kembali, kakinya tidak mau bergerak.

“Aira, ini aku. Aku bisa membantumu, kemarilah”

 Aira menengok sekeliling, mencari asal suara tapi tak ada siapapun selain sosok itu.

“Kau cukup serahkan dirimu, kemarilah.”

     Aira menggeleng dan menutup telinganya, Aira mulai menangis saat kakinya terus mendekati sosok itu. Aira terus melawan perintah dari sosok itu.

“KEMARI!!! KEMARI!! MENDEKATLAH PADAKU”

Aira terus menggeleng dan melawan, Aira ketakutan. Tiba-tiba pagar rumah Aira terbuka, Real datang dengan marah. Ketika Real datang sosok itu menghilang sedangkan Aira kehilangan kesadaran.

Aira terbangun dengan keringat diseluruh tubuhnya, Aira terbangun di ruang tamu. Aira kebingungan karena ada di sofa ruang tamu, Aira merasa pusing ketika berdiri. Hari sudah larut saat Aira terbangun, Aira yang merasa lapar memilih untuk mencari makanan di dapur sebelum tidur.

Aira bertemu Real di dapur, Real membawa nampan berisi satu mangkuk bubur. Real memberikan nampan berisi bubur pada Aira, Aira bingung dan hanya menerima tanpa banyak bertanya.

“Ibumu yang membuatnya, tapi karena tiba-tiba ada telepon pekerjaan. Ibumu segera pergi, aku mendengar ibu akan pulang besok pagi.” Kata Real, Aira mengangguk lalu memakan bubur yang masih hangat.

“Tapi mengapa aku bisa tidur di ruang tamu ya, aku tidak ingat kapan aku tertidur di ruang tamu.” kata Aira sambil mengingat, Real hanya terdiam sambil menatap Aira yang sedang makan. Setelah makan Aira mengetik catatan hariannya.

Aku benar-benar lelah, baik fisik maupun mental. Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku!? Aku benar-benar lelah.

Aira mematikan laptop lalu tertidur, Real menemani Aira sampai Aira benar-benar pulas tertidur. Kemudian Real pergi entah kemana.

Keesokan harinya Aira sudah siap pagi-pagi sekali untuk berangkat sekolah, Kaki Aira masih terasa sakit tapi itu tak menghalanginya untuk berangkat sekolah. Aira bertemu dengan Lani di gerbang sekolah.

“Lan, ada apa?” tanya Aira dengan ekspresi khawatir, Lani hanya menggeleng. Lalu Lani pergi entah kemana, Aira membiarkan Lani yang berjalan menjauhinya.

“Selamat pagi, kak.” Sapa Aira saat bertemu dengan Arka.

“Selamat pagi, Ra. Aku agak sibuk, jadi aku duluan ya.” Kata Arka sambil berjalan mendahului Aira.

Aira merasa tidak enak badan jadi Aira pergi ke ruang UKS, tak ada siapapun di ruang UKS. Aira memilih untuk beristirahat tapi Aira tersadar ada seseorang yang memperhatikan Aira, Aira melihat sekeliling dan benar saja ada sosok yang Aira takuti.

Lihat selengkapnya