Reality or Fantasy?

Ranita helina
Chapter #1

Sulit di mengerti

Gadis dengan gaun biru muda itu berlari meyusuri hutan dengan tergesa gesa. Ia bahkan tidak tahu arah tujuannya. Yang ia inginkan hanyalah kabur dari 2 raksasa penjaga perbatasan itu. Tak tahu kenapa ia bisa tiba tiba berada di atas pohon di dekat perbatasan dua kerajaan yang tak pernah akur itu. Dia kemudian terjatuh karena kehilangan keseimbangan sehingga membuat dua raksasa penjaga itu mengira dia adalah seorang mata mata. Kedua penjaga itu berusaha mengejar dia. Dengan langkah yang jauh lebih kecil dari kedua raksasa itu dia berusaha berlari secepat mungkin. Ia tidak boleh tertangkap. Jika tertangkap,habislah riwayatnya.

Alecia,nama gadis itu. Ia tak lagi memikirkan gaunnya yang sudah robek di bagian rok. Ia hanya terus berlari sampai ia tiba di depan gerbang kerajaannya. Kedua raksasa itu tak lagi berani mengejar nya. Karena itu hanya akan membuat kekacauan. Ia kemudian berlari masuk dan dengan tergesa gesa kembali ke rumahnya. Ayahnya merupakan seorang penasehat raja dan ibunya adalah koki utama kerajaan. Ya,mereka bukan keluarga raja tetapi memiliki kedudukan yang cukup penting di kerajaan ini. Saat ini kedua orangtuanya sedang tak di rumah. Buru buru ia membersihkan diri dan segera makan karena ia sudah sangat kelaparan. Tetapi belum sempat ia makan, pengelihatan nya sudah memburam dan perlahan menggelap.

Kini gadis dengan kaos hitam dan celana training senada itu bergerak gelisah di atas tempat tidur. Ia kemudian bangkit ketika mendengar suara ibunya memanggil namanya.

"Alee..bangun nak. Udah pagi." Teriak ibunya yang ia tebak dari arah dapur.

Ia terlonjak dan kemudian terbangun. Kamar dengan ukuran 4x5 meter ini terlihat rapi dengan nuansa putih. Ia kemudian bangkit dari tempat tidur dan segera membersihkan diri.

"Baju sekolahnya udah di setrika sama bibi ya. Kamu ambil di dalam lemari." Teriak mama dari arah dapur,lagi.

"Iya ma.." jawab gadis itu santai.

Saat telah selesai mandi,ia kemudian mengambil baju sekolahnya. Kemudian mengamati seragam putih abu abu itu.

"Ini seragam SMA kan? Jadi sebenarnya aku ini seorang peri atau manusia?" Gumamnya pada dirinya sendiri. Ia bahkan tak tahu jati dirinya.

Ia kemudian keluar dari kamar setelah selesai berbenah. Dengan segera ia berjalan menuju ruang makan. Kedua orangtuanya beserta kakak laki lakinya kini telah duduk,bersiap untuk sarapan.

"Pagi semua!" Sapanya riang.

"Pagi Ale."

Lihat selengkapnya