‘Runako, misi kali ini akan panjang.’
Begitu peringatan di awal surat perintah tersebut berbunyi. Aku berdecak dan mengumpat keras keras yang bergema di penjuru ruangan. Setelah entah berapa tahun berlalu selama bekerja disini, ternyata aku masih terus dikejutkan oleh hal baru.
Sebenarnya berapa banyak dunia yang terbentang di alam semesta si Hantu ini?
Bertanya tanya tentang itupun tak banyak berguna, karena aku yakin si Hantu sendiri juga tidak tahu berapa tepatnya.
Kubaca kembali seluruh lampiran dokumen penting tentang dunia yang akan kudatangi nanti. Si Hantu, seperti biasa, memberi terlalu banyak penjelasan. Membaca semua ini saja akan memakan waktu paling sedikit tiga hari. Aku malas dan tidak termotivasi, namun berkat pengalaman jadi tahu bahwa jika si Hantu bilang 'Baca dan ingat detail semua ini' sebelum perjalananku dimulai, maka aku benar benar harus melakukannya. Sekali dulu aku pernah mangkir dan, wah. Rasanya masih merinding mengingat apa yang terjadi kala itu, akan kuceritakan lain kali.
Dunia yang akan kunjungi kali ini masih belum diberi nama. Tempat tersebut memiliki banyak laut, dua benua gigantis, dan dunia maya di Atas dan Bawah. Permukaannya terlalu hancur dan kacau sehingga tak bisa dihuni, hingga akhirnya kedatangan dua entitas maha kuasa—tentu masih bukan apa apa dibanding si Hantu— membangun dunia itu dari awal. Dua entitas itu dipanggil Aileth sang Kehidupan dan Requiem sang Kematian.
Bukankah nama tersebut benar benar cocok? Aku bermimpi indah setelah menciptakan mereka, ujar si Hantu berbangga diri.
Aku abaikan perkataan tersebut untuk fokus ke hal yang lebih penting, yaitu seluruh isi dokumen ini.
Aileth dan Requiem melakukan suit untuk menentukan siapa yang akan memimpin perbaikan dunia dan berkuasa, Aileth memenangkannya dengan mudah. Metode yang sepele untuk menentukan sesuatu yang sangat penting, kurasa ini sesuai dengan selera si Hantu. Maka dimulailah gejolak penciptaan Aileth selama satu siklus bulan purnama, didampingi oleh Requiem setiap detiknya.
Penghuni Dunia Atas dan Bawah sangat terkesima dengan fenomena ini, kemudian keduanya memilih pihak untuk didukung, yang ternyata bertolak belakang seperti sifat dasar mereka. Dunia Atas, Alurea memilih Aileth karena dia merupakan keberadaan yang menciptakan ‘kehidupan’ dan orang Alurea menilai itu sesuatu yang sangat mempesona. Dengan alasan yang mirip mirip, Dunia Bawah Amaya memilih Requiem karena dia adalah ‘kematian’—nyatanya yang dipilih sendiri tidak terlalu peduli.
Karena kehidupan adalah konsep dasar dari keberadaan Aileth, ia membawa empat ras dasar kehidupan di dunia.
Guncangan bumi ditenangkan, Axton.
Gelombang dilipat dan diratakannya menjadi genangan yang tenteram, Kairi.
Ditenunnya topan dan dijadikan hembusan lembut, Anvindr.
Murka api dijinakkannya, Kai.
Keempat ras makhluk yang terwujud berkat Aileth ini diberi pemikiran, kekuatan, dan jati diri yang terakumulasi dalam sebuah wujud bernama sigma. Requiem memerintah mereka untuk bersumpah setia kepada Aileth selamanya. Sumpah yang rumit dan mengikat turun temurun tanpa terkecuali.
Peradaban mereka mulai terbentuk dengan Aileth sebagai poros, seluruh dunia berjalan di sekitarnya, dan Requiem sebagai pengawas. Ia mencatat kejadian setiap peristiwa, memastikan keamanan dunia terjaga, dan tak ada aturan yang dilanggar. Khususnya, Requiem bertanggung jawab pada kematian.
Berkat interaksi antar makhluk ciptaan Aileth, makhluk lain yang benar benar baru mulai tercipta.