Hari ini baik baik saja, cukup bagus malah.
Cerah, tidak panas. Tidak ada kehadiran orang yang membuat kesal juga. Semua berada pada tempatnya. Bisa saja ini adalah hari yang terbaik, andai dia tidak datang.
Putra pertama kaisar Doloretia, Pangeran Mahkota Einzel, yang juga merupakan saudara tersumpah Fran adalah orang yang tidak dia senangi kedatangannya. Kedua pihak sudah pernah membahas perihal ini lebih lanjut dan telah mencapai pengertian bahwa mereka saling tidak menyukai satu sama lain. Tapi itu saja tidak bisa mencegah kedatangan Einzel yang membuat suasana menjadi buruk setiap seminggu sekali. Fran sudah mencoba menjelaskan bahwa ia tidak akan mati meski tidak dikunjungi setahun, tapi orang itu bukan Einzel namanya jika tidak menyebalkan. Kata kata Fran hanya menyapu telinganya barang sebentar, kemudian dibawa pergi oleh angin dan ia tetap datang di minggu depannya lagi.
Yang Fran harapkan setiap harinya adalah hari tenang. Hari dimana ia bisa melakukan apapun yang ia mau tanpa halangan apapun. Baik itu membenamkan diri dalam buku di ruang belajar, tidur siang di taman, meluncur di tangga, atau berendam di air mancur. Pada dasarnya apapun yang ingin ia lakukan, dan bukan berarti hal yang disebut tadi benar benar pernah dia lakukan.
Poin utamanya, ia tidak bisa melakukan apapun yang ingin dilakukan jika ada orang luar disini. Mengingat tidak banyak orang luar yang mengganggunya separah Einzel, wajar saja seluruh kekesalannya terpusat pada pangeran malang itu.
Ketika Einzel datang, ia tidak sendiri. Ada tiga pelayan super bersamanya. Dua laki laki, satu perempuan. Mereka semua tidak diketahui berapa umurnya, yang perempuan berambut abu pendek dan yang lelaki jelas jelas kembar dengan rambut keemasan khas Makhluk Dunia Atas. Fran tidak punya pelayan seperti itu. Hak prerogatif pangeran kekaisaran memang sudah sewajarnya termasuk pelayan super yang selalu mengawalnya kemana pun, berbeda dengan anak pertama Klan yang sudah diasingkan seperti Fran.
Jangan salah paham. Hal sepele ini tidak membuatnya kesal, ia tidak peduli apakah Einzel punya seribu pelayan atau apa, yang terpenting adalah ia berhenti datang.
Namun hari ini, salah satu dari yang kembar tidak kelihatan. Fran mencium berita buruk begitu melihat mereka mendekat. Ia menunggu sampai Einzel duduk dan dua pelayan yang tersisa mengambil posisi masing masing di belakangnya. Ia mengisyaratkan mereka untuk memulai pembicaraan langsung ke intinya.
Sang Pangeran mengangguk dan langsung mulai bicara dengan nada khas yang tidak terlalu ramah namun tidak dingin itu.
“Semoga harimu baik,” sapanya.
Hal yang perlu selalu diingat tentang Einzel adalah ia tidak lihai menangkap isyarat orang lain. Fran tidak lagi kaget mendengar sapaan yang selalu sama setiap minggunya. Padahal dua orang tersebut sama sama tahu hari baik itu omong kosong selama mereka masih harus bertatap muka.
“Hariku baik, semoga anda juga.”
Einzel mengiyakan, lalu mengangkat satu tangan untuk menunjukkan proyeksi dari gelang yang melingkari pergelangannya. Hal ini biasa ia lakukan untuk menginformasikan Fran tentang kejadian kejadian di dunia luar yang tidak repot repot ia pedulikan.
Di tahap ini Fran jelas jelas heran atas sikap Einzel yang seperti biasa. Karena tidak begitu ingin tahu, dia putuskan untuk diam saja dan tetap mendengar seperti seharusnya.
“Saudarimu Yiram akan memulai perjalanan periodiknya awal minggu depan. Dia kelihatannya kompeten.”
Fran tidak bergeming. Jika mengikuti standar, semua anggota Klan Fitzgerald sudah pasti kompeten kecuali dia. Adiknya? sudah jelas lebih hebat. Meski ia tidak menaruh minat pada hal seperti itu.
“Dunia Bawah kelihatan tertarik padanya, ia bisa jadi pemimpin yang hebat.”
Tidak mengejutkan. Ibunya jadi sangat kompetitif mengingat kegagalan anak pertamanya. Yiram pasti dididik dengan ketat.
“Setelah masa perjalanan periodiknya selesai dan jika tak ada masalah, identitas barunya akan dibuat dan ia akan menjadi murid di Akademi Hepburn di Andestic. Ia menerima undangan langsung karena memenuhi kualifikasi. Bagaimana perasaanmu jika adikmu pergi dari Aileth?”
Einzel bertanya coba coba, ia sudah tahu jawabannya.
“Biasa saja. Aku hanya bertemu beberapa kali dengannya,” Fran menatap Einzel tajam. “Padahal dia adik kandungku dan pertemuan kami bisa dihitung. Tapi kenapa aku harus bertemu denganmu setiap minggu?”
Yah, keluhan terakhir itu tidak diperkirakan Einzel. Jadi ia memadamkan hologram yang menampakkan Undangan Akademi untuk Yiram lalu melipat tangannya di dada.
“Tidak perlu membahas ini. Yang paling merasa lelah itu aku, kau kan hanya diam di tempatmu. Aku yang selalu repot repot datang. Kau tidak punya hak untuk mengeluh.”
Mata Fran memicing, “Makanya sudah berapa kali kubilang sampai rasanya ingin kupasang tulisan diluar sana, tidak usah merepotkan dirimu untuk datang.”
Einzel mencibir, “Kalau tidak harus, memangnya aku mau datang? Kau tahu hidupku tidak akan sepanjang punyamu dan aku jelas keberatan menghabiskannya seperti ini.”
Keluhan mereka diinterupsi oleh kedatangan Pelayan rumah Fran yang mengantarkan teh dan kue. Selepas pelayan itu pergi barulah Einzel melanjutkan helaan napas panjangnya. Fran membuang muka.
Kenyataannya, mau mengeluh sebanyak apapun keadaan saat ini tidak akan berubah. Kecuali ada kejadian tak terduga, kunjungan ini tidak akan berakhir meski mereka sama sama menderita.
Setelah mengatur pembawaannya kembali, Einzel kembali ke mode serius. Fran sebagai anak yang patuh siap mendengarkan. Tepatnya, ia ingin semua ini cepat selesai.
Hologram dimunculkan dan presentasi Pangeran mahkota dimulai kembali.
Yang muncul di sana adalah gambar surat dengan cap yang agak luar biasa, karena pengirim surat itu adalah Pemimpin dunia bawah yang dalam beberapa tahun terakhir mengurangi interaksi dengan dunia luar.