Realm of The Eternals

astreilla
Chapter #3

Act 2; Einzel yang pesimis

Tangisan haru dan air mata bahagia adalah hal yang pertama kali menyambut kehadirannya di dunia. Meski hanya selama sepuluh detik pertama. Di detik ke sebelas, pekikan kaget terdengar disusul tangisan yang sama sekali berbeda. Penyebabnya adalah, orang yang telah melahirkannya, ibundanya, telah memutuskan untuk berhenti bernapas saat itu.

“Wajahnya dipenuhi kebahagiaan karena telah melahirkanmu,” kata pelayan yang membantu persalinan.

Einzel ragu. Bisa saja beliau senang karena telah berhasil mengeluarkan beban yang telah menyakitinya selama beberapa bulan.

Ibunda adalah wanita ternama dari Dunia Atas yang paling atas, Alurea. Ayah adalah Kaisar di dunia ini, meliputi Dunia Atas dan Bawah. Kedua orang hebat itu adalah orang tuanya, dan ia harus menjadi lebih hebat lagi.

Namun Einzel tidak pernah bilang bahwa ia sangat tidak mempercayai harapan orang lain terhadapnya. Sikap pesimisnya membuat ia meragukan banyak hal. Mulai dari ibundanya, dan paling utama dirinya sendiri.

Dia tidak mirip ibunya, ia pernah mendengar sang Kaisar mengatakan itu kepada kepala Klan Fitzgerald yang merupakan partner sekaligus sahabatnya. Sang Kaisar mengatakannya dengan nada bercanda, namun Einzel tidak bisa lupa.

Ingatan paling pertamanya bukanlah ibunya, tapi pelayan yang membantunya lahir di dunia. Baru setelah itu ia melihat ibunya, samar. Wanita yang melahirkannya tampak bercahaya emas, dan ia menyaksikan ketika cahaya itu perlahan redup dan mati.

Seiring pertumbuhan Einzel, ia tidak begitu memikirkan kemiripannya dengan sang ibu. Ia telah menghabiskan tiga tahun sejak kelahirannya di Alurea bersama keluarga dari pihak ibunya dan ia tak punya keluhan. Namun setelah mendengar kalimat itu dari sang ayah, gagasan soal kemiripan itu jadi tidak kunjung hilang.

Ia seratus persen mirip ayahnya. Rambut sehitam gagak dan pupil kemerahan yang sama. Aura yang sama.

Akan tetapi pada suatu waktu ayah berkata lagi, “Kau selalu mengingatkanku pada Cahaya.”

Cahaya adalah nama ibunya.

Hal itu memberikan penghiburan untuk Einzel lebih dari yang disadari siapapun.

Penghiburan kedua yang ia rasakan terjadi di tahun kelima, ketika seorang anak istimewa lahir di Klan Fitzgerald. Anak yang kelahirannya lebih menggemparkan dan menggembirakan daripada kelahiran Einzel lima tahun yang lalu.

Rasa pesimisnya kembali mengetuk dan memberinya dugaan aneh yang tidak bisa dikatakan. Dilain sisi ia merasa ini akan jadi menarik.

Anak itu diberi nama Fran dan nama belakang yang serupa dengan Einzel, lalu mereka dinobatkan menjadi saudara senama, saudara tersumpah.

Pertemuan pertama ia dengan Fran yang berada di tahun pertama hidupnya membuat Einzel benar benar terkesan. Klan Fitzgerald adalah bayangan, dan yang ironis sejauh ini ciri khas mereka selalu menunjukkan sebaliknya. Namun semua itu tak ada apa apanya dibanding karakteristik mencolok Fran.

Rambut pirang platina, bersinar. Mata keemasan yang menyala nyala, dan tanduk putih kecil bercabang di sisi kepala. Ayahnya berkata ibu Einzel adalah perwujudan cahaya itu sendiri dan Einzel setuju meski tak pernah benar-benar melihat sosoknya secara langsung. Tapi setelah bertemu dengan Fran, matanya sakit. Anak itu juga adalah personifikasi dari cahaya. Yang secara esensial adalah kebalikannya, yaitu kematian.

Inkarnasi kematian, panggilan itu tidak dilebih lebihkan. Einzel pernah melihat langsung Kematian yang tertidur dalam peti kaca, dan tidak bisa membantah kemiripan mereka. Tentu saja rasa pesimis itu masih ada, tapi tak ada gunanya dihiraukan.

Tahun ketiga hidup Fran, ia mendengar rumor tak biasa tentang anak itu yang berubah.

Einzel mendapati dirinya menyunggingkan senyum begitu  berita itu sampai padanya. Anak itu juga, adalah sama seperti semua makhluk di dunia ini. Meski ia memiliki perbedaannya sendiri, tak ada gunanya menyamakan bocah itu dengan sang Kematian. Sama tak bergunanya seperti mengharapkan sang Kehidupan hidup selamanya.

Pikiran yang mengasihani Fran itu tak lama kemudian segera berubah begitu ayahnya menugaskan ia untuk menjalani misi khusus. Spesial untuk Einzel

“Kau sudah dengar, ia mengurung diri. Sebagai saudara kau harus tunjukkan peranmu. Kau tidak bisa terus bersamanya, jadi paling tidak kunjungi dia secara rutin. Mengobrol atau apa. Anak malang itu terlalu banyak memikul beban hingga ia menjatuhkan semuanya sekaligus,”

Anak malang yang itu memintanya pergi dengan halus di kunjungan pertama.

Di matanya, ia tidak malang malang amat. Dahulu mungkin ia merasa begitu. Setelah bertemu lagi? Tidak. Franzell terlihat begitu nyaman dengan pengasingan dan dunianya sampai mengusir Einzel tanpa pikir panjang. Hanya makhluk satu itu yang memperlakukannya seperti tak berarti. Bukannya Einzel tak senang juga.

Ia mencoba mengatakan ini kepada Kaisar sebagai alasan untuk menghentikan kunjungan hingga tersadar bahwa alasannya akan terdengar tak masuk akal. Jika ia katakan dengan jujur,  “Anak sialan itu mengusirku, yah. Ia bahagia, aku tidak perlu mengganggu kebahagiaannya.”

Baik ayahnya, ataupun sisi ‘kaisar’ pada diri ayahnya akan menegur, “Kamu tidak kompeten! Bersikap baik pada saudara memangnya sesulit apa?”

Bersikap baik pada saudara. Einzel awalnya tidak mengerti, namun paling tidak sekarang ia punya sedikit gambaran. Sedangkan Ayahnya tidak. Beliau adalah anak tunggal seumur hidup.

Hari hari menyebalkannya dimulai, hari dimana ia memaksakan jalan masuk di pengasingan Franzell. Hingga akhirnya berubah menjadi mingguan, setelah kompromi dan musyawarah yang alot antara satu sama lain.

Einzel mengubah pertemuan canggung tak jelas dan tanpa tujuan itu menjadi salah satu jadwal kerjanya. Dan menjalani jadwal kerja terbukti lebih mudah. Setiap minggu ia hanya meluangkan waktu sekitar dua jam untuk berbasa basi dan membacakan laporan kejadian di dunia kepadanya kemudian pergi.

Dan hari ini pun tak ada bedanya. Walaupun terkejut berkat surat dari Dunia Bawah yang menunjukkan dengan jelas ketertarikan mereka pada Fran, yang menjadi objek ketertarikan tersebut hanya merespon dengan kering kerontang ketidakpedulian.

Reaksi ini sudah diduga oleh Einzel, tentu saja. Tiga tahun bergaul dengan Fran memberinya sedikit kemampuan untuk memprediksi dan membaca karakternya. Justru aneh jika ia masih terkejut.

Di perjalanan pulang, karena kebetulan yang aneh, Einzel berpapasan dengan Yiram. Adik perempuan Franzell.

Perbedaan kedua saudara itu begitu mencolok alhasil sulit diabaikan. Fran, meski sudah cukup matang jika dihitung dari tahun Kehidupan yang keenam, sifat dan perawakannya tidak banyak berubah sejak pertemuan pertama. Sedangkan Yiram, jika disandingkan disebelah kakaknya, ia jelas terlihat lebih dewasa. Termasuk sifat dan kepribadiannya. Tidak perlu disebut perbedaan tinggi badan mereka.

“Pangeran Mahkota Einzel,” Yiram menunduk sekilas sembari menunjukkan posisi hormat dengan tangan kiri dibelakang pinggang dan tangan kanan di satu sisi kepala, seolah menutupi tanduknya, yang dalam konteks ini, Yiram merupakan salah satu dari mayoritas makhluk yang terlahir tanpa tanduk.

Lihat selengkapnya