Einzel menghembuskan nafas keras hingga terdengar oleh orang di samping kanan kirinya. Informasi yang baru dibahas dalam rapat besar yang jarang terjadi itu memenuhi kepalanya. Berputar putar, menyapu kewarasan sedikit demi sedikit. Ia mengulas kembali seluruh keterangan yang disajikan untuk dirinya sendiri agar ia lebih memahami situasi.
Semua ini dimulai di pagi hari ketika Nell meributkan soal saudaranya yang belum pulang. Seorang utusan dari kaisar datang menyampaikan perintah untuk berkumpul di ruang konferensi utama dalam sepuluh menit. Ketika ia tiba, seolah panjang umur, Hatz yang belum lama Finna bahas ada disana. Orang itu tampak tidak berubah sejak terakhir kali ditemuinya tiga tahun lalu. Memang agak berlebihan jika menyebut dirinya dan Hatz lebih dari kenalan ketika perbedaan mereka seperti langit dan bumi dalam segi apapun.
Hatz disegani siapapun. Tak ada yang tidak mengetahui namanya yang bahkan tercatat dalam sejarah. Satu satunya keturunan murni dari Andestic Pertama yang namanya saat ini dipakai sebagai nama Negara Pusat Pendidikan, Domain Magma. Hepburn Hatz adalah keturunan keempat dan tahun hidupnya setara dengan Karna dari Dunia Atas dan Ritz dari Dunia Bawah. Bukan hanya setara secara umum, mereka bertiga juga memiliki hubungan baik. Einzel tidak habis pikir bagaimana ia bisa mengenal Hatz hingga disebut teman ketika waktu yang ia miliki untuk mengenalnya cuma sebutir debu dibanding riwayat panjang kehidupannya. Itu adalah satu masalah menjadi makhluk ‘fana’ sendirian di tengah para Eternal.
Ia selalu menyimpan ini pada dirinya sendiri, namun ia merasa tak dianggap penting oleh siapapun di dunia. Bagi Einzel, waktu yang ia habiskan bersama setiap orang bermakna sebagian dari hidupnya. Sedangkan untuk mereka ia sekadar bagian kecil dari waktu tak terhingga yang mereka miliki. Einzel hanyalah satu gelombang mini yang tak ada artinya bagi makhluk abadi. Ia merasa seperti ini pada hampir semua Eternal yang ia tahu, termasuk ketiga pelayannya yang telah ia kenal sejak lahir. Mereka sudah punya pengalaman kehidupan yang luas sebelum bertemu dengannya dan ketika ia mati nanti, hidup mereka masih akan terbentang tanpa batas.
Tanpa menghitung ayahnya, satu orang yang tidak membuat Einzel merasa tak penting adalah Franzell Fitzerald sang inkarnasi kematian. Alasan pertama, tentu saja karena ia jelas lebih muda daripada ia sendiri dan belum menyimpan pengalaman seluas lautan seperti orang orang lain yang Einzel kenal. Alasan kedua, cukup ironis sebenarnya. Ini adalah alasan utama mengapa Klan Fitzgerald mengasingkan Fran, karena jangankan memiliki otoritas kematian, inti terpenting para Eternal saja ia tak punya. Sigma tak ada di dalam raga, sehingga berkah Eternal tidak terpenuhi. Dengan kata lain, ia tak memiliki otoritas Kematian, Sigma, dan yang terburuk adalah keabadian itu sendiri. Bagi para Eternal, Fran tak berarti.
Tidaklah terpuji memandang kehidupan orang lain lebih menderita dari kita dan kemudian merasa terhibur. Tapi Einzel tak mampu menghentikan dirinya merasa bersyukur. Bukan karena senang bahwa ada yang mengalami yang lebih buruk, namun karena sosok tertinggi di alam semesta ini memutuskan untuk mencipta seseorang seperti Fran untuknya agar ia tak merasa sendirian. Meski tujuannya bukan itu, ia tetap terhibur.
Oleh sebab itu ketika rapat dimulai dan nama Fran yang memiliki berbagai arti bagi Einzel muncul sebagai ‘awal mula kiamat’ dan orang yang akan mengendalikan kebinasaan dunia ia merasa harus memastikannya sekali lagi. Hatz yang memimpin rapat kali ini mengulang perkataan dengan senyum rendah hati yang tidak sesuai dengan topik pembahasannya.
“Benar, inkarnasi kematian kita yang itu.”
Hatz menyapukan matanya ke audiens di ruangan ini satu persatu. Mulai dari Kaisar Gillian, Kepala klan Fitzgerald, Pangeran mahkota Einzel, peneliti Raeden termasuk Ramiel dan Mellan, Perdana menteri Aileth, dan jajaran lainnya yang berkepentingan. Semua ini belum termasuk Pemimpin dari delapan negara Doloretia yang lain, Dunia Atas, dan Dunia Bawah yang tidak hadir.
Semua orang tampak mencerna informasi ini perlahan lahan, keraguan tampak jelas di air muka mereka, dan raut tidak senang juga muncul di wajah Kepala klan Fitzgerald. Penyebab ia tak senang cukup jelas, andai Franzell memang memiliki potensi semacam itu di masa depan, salahnyalah karena tidak melihat ini sejak awal dan justru mengasingkannya seperti kriminal tingkat tinggi.
Tentu saja Hatz tidak bermaksud menyalahkan Klan Fitzgerald atas masalah ini, karena tidak ada yang bisa menduga hal ini akan terjadi. Walau begitu ia memang berkeinginan menyenggol sedikit perhatian Klan tersebut karena telah memperlakukan seorang anak dengan tidak berperasaan.
Akhirnya setelah rekaman mimpi yang berhasil ‘diekstrak’ oleh para peneliti Raeden dari Reant selesai diputar, semuanya terdiam. Einzel khususnya, memiliki ekspresi yang hanya bisa disebut kekacauan di wajahnya. Barangkali ia masih sulit percaya, atau terkena beban mental yang terlalu kuat. Hatz tidak bisa menebak bagaimana cara kerja makhluk fana. Selalu tidak ada cukup waktu untuk mengamati mereka hingga pengetahuannya tentang keturunan Kehidupan tersebut sangat terbatas. Ditambah realitas bahwa hanya ada tiga makhluk Fana di Doloretia sekarang. Yaitu pemilik garis keturunan Kehidupan; Kaisar Gillian dan Pangeran mahkota Einzel, dan Inkarnasi Kematian; Franzell Fitzgerald.
Seperti yang seharusnya dilakukan ketika membahas sesuatu yang sensitif dan bersifat rahasia, rapat kali ini pun ditutup dengan perjanjian darah untuk merahasiakan konten yang mereka bahas pada pertemuan tersebut. Kepala Klan segera menghubungi Fitzgerald di seluruh Doloretia untuk mengamankan informasi dari para pemimpi yang lain agar tak tersebar. Kaisar Gillian membahas hal hal yang diperlukan bersama perdana menteri terkait hal ini dan pemberitahuan kunjungan utusan Dunia Bawah. Hatz menyeringai kecil ketika tak sengaja mendengar poin pembicaraan mereka yang membuat dirinya tak habis pikir.
Kepala klan memberi perintah untuk memperketat penjagaan di perimeter ruang terasing tempat Franzell berada. Kaisar membuat larangan bagi siapapun untuk mengunjungi Franzell di ruang terasing termasuk utusan dari Dunia Bawah yang akan datang serta Pangeran mahkota Einzel. Pangeran dibebaskan dari tugasnya untuk berkunjung sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Hasil akhir semacam ini telah diduga oleh Hatz sejak awal. Sisanya yang belum bergerak dari tempatnya hanya Einzel. Ia menantikan dengan sabar apa yang akan ia perbuat. Ia mengamati dengan tertarik saat pangeran itu menghampiri dua serangkai Ramiel dan Mellan dan meminta untuk melihat ulang video tersebut. Langkah yang lebih dipengaruhi oleh ketidakpercayaan. Karena jika Einzel benar benar percaya, ia tinggal memutar ulang video tersebut di kepalanya lagi dan lagi alih alih menonton ulang. Sebatas itu bisa dilakukan oleh penyandang otoritas Kehidupan seperti Einzel dan Kaisar Gillian.
Namun tidak, ia malah memilih untuk memastikan ulang dengan mata kepalanya sendiri. Hatz menghampiri mereka untuk melihat.
Jika Einzel menyadari kedatangannya, ia tak menunjukkannya. Yang menanggapi kedatangan Hatz dengan pandangan bertanya tanya adalah Ramiel, disusul Mellan.
“Ada apa? Yang tadi itu belum semua yang kau katakan?”
Hatz terkekeh, “Tentu saja itu sudah semuanya. Tapi apakah itu benar benar sudah semua? Aku khawatir masih ada yang luput dari pandanganku.”
Di detik itu Einzel menoleh padanya dan ekspresi yang tidak dimengerti oleh Hatz tampak di wajahnya. Ia mengabaikan isyarat bertanya dari Hatz dan berbicara kepada Ramiel, yang di posisi terdekat darinya. “Profesor, coba lihat orang orang ini. Tidakkah kau merasa pernah melihat mereka? Maksudku selain Ritz dan Karna.”
Walaupun yang ditanya hanya Ramiel, Mellan dan Hatz juga ikut memperhatikan layar hologram yang dimaksud Einzel. Ia menyetop rekaman videonya di momen Reant sebagai pengamat sedang menyapukan pandang pada orang orang lain yang menyaksikan kehancuran itu bersamanya. Diantara mereka ada Ritz dan Karna, beberapa orang menjadi gila dari mimpi pertama dan dalam masa rehabilitasi, kemudian sisanya sudah dalam pengawasan para Fitzgerald. Namun ada lima sosok tak dikenal, entah bagaimana terasa familiar tapi asing.
“Hmm, kenapa aku tak bisa mengingat mereka? Aku jelas mengetahui wajah wajah itu,” gumam Ramiel sambil mengusap dagunya. Karena Ramiel tidak mengetahui, sudah pasti Mellan juga.
Hatz punya gambaran, namun ia memperhatikan sang pangeran yang terlihat seperti mau membelah kepalanya dengan ketertarikan. Tatapan Einzel tidak fokus karena ia berusaha mengingat. Mengorek lagi ingatan yang ada di tumpukan untuk mencari yang cocok.
Momen ketemu itu muncul tak lama kemudian, “Lima orang itu adalah orang yang dilaporkan hilang. Lenyap. Dari Doloretia, dari manapun.”
Seperti ayah yang bangga dengan anaknya, Hatz tak bisa menahan diri dan mengacak rambut hitam legam milik Einzel. Yang diperlakukan seperti itu dengan cepat mengelak, namun kemudian ditangkap lagi oleh Hatz. Ia tersenyum bangga, Einzel sendiri tak mengerti mengapa orang ini tiba tiba sok dekat.