“Baiklah.”
Fran berhenti memainkan bros tersebut di tangan dan meletakkannya dengan yakin.
Lady Hiran tampak terkejut dan perlu waktu untuk memproses jawaban tersebut sehingga hanya gumaman ‘hm?” yang lolos dari mulutnya.
“Aku akan melakukannya, perjalanan periodik itu. Menggantikan Yiram.”
Diluar keinginannya, Fran terlalu lama menatap sepasang mata yang terkejut itu. Yang ditatap terlalu sibuk hingga tak sadar. Ia mengalihkan pandangannya ke benda yang baru saja ia pindahkan ke atas meja. Bentuk burung troy pada emblem klan Fitzgerald itu memantulkan cahaya matahari sore yang baru saja sampai, menghasilkan tirai silau antara dua orang yang duduk berhadapan.
“Tapi aku tidak ingin jadi bidak yang mengikuti maumu saja. Aku butuh informasi, rencana kasar kalian. Demi kelancaran juga,”
Kalian. Begitu Fran mengucapkannya langsung, mendadak faktanya terasa seperti itu. Sudah jelas Lady Hiran tidak bergerak sendiri, entah apa yang melindunginya dari belakang. Memikirkan tujuan dan penggerak mereka membuat Fran bergidik merinding.
Kenyataan yang selama ini ia abaikan menamparnya, bahwa dunia luas di luar ruang pengasingan yang diam-diam ia sukai ternyata tidaklah sederhana. Entah apa saja yang akan terjadi disana, keburukan dan kejahatan terasa mengintai di setiap sudut. Segalanya bisa terjadi. Dunia senantiasa bergerak, berbagai perubahan timbul. Waktu juga terus menghitung maju, seolah hanya dia seorang yang stagnan dalam aliran masa.
Mengeraskan ekspresi, Lady Hiran menepis semua pikiran dan prasangkanya. “Untuk beberapa sebab, aku tak boleh membiarkan Yiram pergi. Ada sesuatu yang tak akan sanggup dihadapinya.”
Fran tidak bisa menahan raut mukanya yang berubah masam, perkataan ibunya barusan benar benar tidak perlu. Dia sudah tahu–kurang lebih. Tak ada gunanya menegaskan itu lagi. I
“Bros itu sudah disesuaikan untukmu, kau bisa pergi secara resmi selama punya itu. Aku tidak bisa memberitahu keseluruhannya, tapi dari ketua klan sampai kaisar tidak akan berhak menghalangi begitu kondisinya sesuai.”
“Dan kondisi semacam apa yang sesuai?”
“Aku tidak bisa mengatakannya,”
“Sungguh? Yang kau beritahukan bahkan belum bisa dibilang rencana kasar, kan? Anggaplah aku bisa pergi, tapi bagaimana sesuatu yang tidak bisa dihadapi Yiram seperti katamu? Menurutmu akan baik-baik saja kalau itu aku?”
Fran tidak bermaksud untuk mengucapkannya dengan berapi-api, namun begitulah jadinya. Ia menggigit bibir sambil membuang muka setelah sadar.
“Aku tahu itu tidak akan menyulitkanmu sedikitpun. Meski diasingkan karena … berbeda, namun aku selalu berpikir kau tidak lemah. Kau bisa menghancurkan Doloretia yang kita tahu selama kau mau—ya, persis ramalan itu.”
“Jadi kau percaya aku bisa melakukannya?” Fran mendengus, benaknya bertanya kekuatan macam apa yang dia punya. Sehebat apa sampai terus menerus diklaim mampu menyebabkan kiamat oleh orang yang baru ditemuinya atau bahkan tidak mengenalnya dengan baik? Apa kepercayaan banyak orang dapat diraih semudah itu.
“Benar. Aku percaya kemungkinan itu sejak awal. Makanya perjalanan ini hanya bisa dilakukan olehmu dan bukan orang lain yang bahkan sudah siap. Apa yang terjadi pada Fiel tidak diduga, akan tetapi itu meringankan langkah yang harus kulewati.”
“Entahlah ya, aku masih merasa kau sedang akan mengirimku menuju kematian di luar sana.”
Lady Hiran menghela napas, mengatur kata-katanya. “Kau tidak akan mati dengan mudah, bukankah sudah jelas?”
“Tidak, jelas dari sisi mana tepatnya?” Fran menyahut hampir seketika.