Lady Hiran berhenti ketika sadar ada langkah-langkah yang menyusulnya, dan terkejutlah ia saat melihat siapa yang ada disana.
“Yang mulia pangeran mahkota, ada apa gerangan?”
Einzel meringis mendengar serangkaian kata-kata tersebut, “Aku baru saja dari pertemuan dan tidak melihat Anda. Aku tidak bermaksud ikut campur, tapi tentu Anda telah mendengar apa yang terjadi?”
Begitu Lady Hiran mendongak, barulah Einzel menyadari penampilan wanita ini sama kacaunya dengan suaminya. Secara kasat mata, pembawaannya masih sempurna tanpa cela, namun ada luka di matanya yang baru terlihat saat diperhatikan lebih cermat.
“Tentu saja, aku ini ibunya.”
“Maaf,”
“Sudahlah, itu bukan salah siapapun. Ia menghilang tepat di bawah pengawasanku, aku tak tahu lagi harus apa dan hanya bisa meratap.”
“Kalau begitu alasan anda tidak menghadiri pertemuan adalah … “
Suara Lady Hiran melengking nyaring, “Apa lagi? Untuk mencarinya, tentu saja.”
Einzel sama sekali tak bisa mengatakan apa yang sesungguhnya ia pikirkan. Dia mengerti bahwa apa yang dialami Lady tersebut membuatnya sensitif, dan pertanyaannya malah seperti mengorek luka. Akan tetapi, Einzel masih merasa gerak-gerik Lady Hiran mencurigakan. Meski tidak punya dugaan atau bukti apapun, ia tetap tak bisa abai begitu saja.
“Jika pertanyaanku lagi-lagi membuat Anda tidak nyaman, mohon maaf. Karena sejujurnya aku masih memiliki beberapa lagi … “
Misal Lady Hiran merasa keberatan, ia tidak menampakkannya sedikitpun. Einzel menganggap ini pertanda cukup baik dan meneruskan percakapan.
“Anda para Fitzgerald tentu tahu bahwa kunjunganku dibatasi, jadi saya tidak tahu bagaimana kabarnya. Apakah Franzell juga ikut dalam acara pengantaran Yiram?”
Lady Hiran mengedip beberapa kali, heran. “Tidak, dia tidak datang. Anda bisa tanya pada yang lain dan akan memperoleh jawaban sama persis. Dan lagi, apa ini penting? Padahal yang menghilang bukan dia, tapi Yiram.”
“Pertanyaan barusan diperlukan karena aku harus memastikan sesuatu,” ujar Einzel setelah jeda beberapa saat. “Satu lagi, Anda tadi berkata bahwa Yiram hilang di bawah pengawasan, apa tepatnya yang terjadi?”
Dengan sangat-sangat tak sabar, Lady Hiran menyergah, “Itu terjadi tepat setelah matahari terbenam. Aku baru saja bicara dengannya, dan ketika ia pamit ke belakang sebentar, tahu-tahu ia tak kembali bahkan sampai upacara pengantarannya dimulai.”
“Dan tak ada seorangpun yang tahu keberadaanya sekarang?”
“Semua sudah mencarinya, pertemuan mendadak barusan juga dimaksudkan untuk itu ‘kan?” Lady Hiran membuka tutup telapak tangannya resah. “Namun aku masih merasa perlu mencarinya lagi, aku tak bisa diam saja, Anda tak akan mengerti perasaan saya.”
Einzel tidak punya tanggapan yang tepat untuk tuduhan tersebut, maka ia diam saja.
***