Rize mengaduk teh di depannya tanpa minat, kepalanya berangsur-angsur membaik ketika gadis itu meminum sesuatu yang hangat. Jelasnya ia tidak bisa meninggalkan kastil dalam waktu lama, karena Bapa Phillipus membawa obat yang bisa menenangkan dirinya.
Ya. Apapun yang dimasukkan Bapa Phillipus ke dalam tubuhnya, pasti sesuatu yang dapat mengontrol dirinya. Rize mengingat masa-masa dimana dirinya melihat Bapa pertama kali. Dengan angkuh Bapa meneliti setiap bagian dirinya—Rize sampai bertingkah tidak sopan.
Dan atas alasan membela Bathory, ia dimasukkan ke penjara bawah tanah. Dipaksa meminum cairan-cairan berwarna warni yang datang lewat Evelyn—sosok gadis penakut yang selalu mematuhi Bapa, entah atas alasan apa. Lalu saat Glam kembali ia dibebaskan.
Rize menarik dirinya dari tempat duduk, merasakan aura asing yang muncul dari area kamar Vich. Gadis itu menyeret dirinya dengan tergesa-gesa. Dan Ry nampaknya juga menyadari itu. Sosok gadis pemilik elemen air itu keluar dari kamarnya dengan berlari kecil.
"Ah, sebuah kejutan yang gagal," sosok laki-laki bersurai navy itu tertawa ringan. "Ini Mike, lama tidak berjumpa, Nona Ry."
Ry membeku. Ia menatap Mike yang berada di sudut kamar Vich dengan jubah hitam, dan topengnya yang khas—membentuk mulut domba. Laki-laki keturunan Bapa Phillipus itu sudah lama tidak terlihat, namun mengapa tiba-tiba dia masuk ke kamar Vich?
"Ilusi—"
Belum selesai Rize berbicara, tubuhnya tertarik ke belakang. Ry menyentuh tangan Rize dan turut tertarik ke lingkaran hitam yang berputar-putar dibelakang mereka. Dan tawa Mile menjadi akhir penyambutan. Kini pertunjukan utama telah dimulai.
.
Terlempar. Ry menyentuh Rize dengan gerakan cepat untuk melindungi gadis itu. Mereka mendarat dengan begitu buruk. Ry menyentuh lantai yang disusun dari bebatuan cokelat kehitaman dari kawasan Langardian, yang menjadi sumber utama sihir di kastil ini. Benar—mereka kini terbawa ke tempat lain.
Dan tempat ini adalah Kastil Ras Vampire. Ry tersenyum miring, mengutuk dalang dibalik kejadian ini. Namun ia sudah tidak memiliki banyak hal untuk dipikirkan. Kepalanya penuh dengan kondisi Vich.
"Rize?" Ry menyentuh Rize yang mengerang kesakitan tiba-tiba. "Hei, ada apa?"
Rize menarik dirinya menjauh dari Ry. "Nona, kau harus lari," ia bergumam tidak jelas sambil mencakar lengannya.
"Rize, hentikan!" Ry memegangi tangan Rize. Gadis itu memberontak, dan terus membuat luka sayatan di lengan. Kini pakaian yang menutupi tangan indahnya koyak, mengeluarkan cairan biru.
"Dia tidak akan berhenti," suara itu muncul bersamaan dengan terbukanya portal di samping Ry. "Kerja bagus, Nak. Bapa bangga padamu."
Mile tersenyum senang, menatap penuh benci sosok Ry. Ry meliriknya sekilas, menangkup tubuh lemah Rize dalam pelukan. Ia lantas menjauh dari sosok Bapa Phillipus dan Mile.
Masih ada beberapa lagi, Ry mendesis. Sebagian vampire memang berada di pihak Glam, namun sisanya tunduk pada Bapa Phillipus dan segala kegilaannya. Salah satu vampire yang dimaksud Ry adalah Mile, Kris, dan Evelyn.
"Rendahan. Kalian berani menyakiti ras kalian sendiri untuk tujuan yanh tidak akan pernah kalian capai?" Ry bersuara marah. "Sampai kapan kau mau bermain-main seperti ini Bapa? Tidak cukupkah posisimu sebagai pemimpin Ras Vampire generasi ketiga?"
Bapa tertawa di sana. Ia benar-benar merasa tersinggung dengan kalimat yang keluar dari bibir Ry barusan. Mile nampaknya tidak terlalu memikirkan kalimat itu, ia fokus menatap Rize. Ya, laki-laki itu menyukai Rize, dan selalu ingin gadis itu bergabung di sisinya.
Namun pemilik darah Salamander itu enggan menerima kedatangan sosok Ayah baru mereka. Rize adalah orang pertama yang mendeklarasikan bahwa ia menolak Bapa Phillipus setelah turunnya Glam dari posisi itu.
Namun Mile tidak pernah habis akal. Ia berkeja sama dengan Bapa Phillipus untuk memasukkan sejumlah obat-obatan saat Rize ditahan. Glam tidak dapat menolongnya karena berkelana. Sedangkan Ry sendiri harus mengurus sejumlah masalah yang diciptakan Ras Vampire untuk pengalihan.
"Berikan Rize padaku." Mile mengulurkan tangan dengan angkuh, tatapannya terfokus pada Rize yang kini bernafas dengan susah payah. "Aku bilang berikan."
Rize menggeleng kecil pada Ry, meminta agar gadis itu menyerahkannya pada Mile. Tentu saja Ry tidak akan menyerahkannya. Karena itu ia membentuk sebuah pelindung dari es, sambil berusaha membuat lubang di area sihir pelindung kastil.
"Nona, jangan. Jangan," Rize berbisik pilu. "Anda tidak bisa. Perjanjiannya...."
Semua orang tahu itu. Benar-benar tahu fakta umum yang dibicarakan di balik kegelapan. Bahwa Bathory tidak dapat menyentuh Ras Vampire karena perjanjian. Ry diam-diam mengutuk Ayahnya—siapapun ia, Ry berharap pria itu tidak akan pernah hidup dengan tenang.