Rebuild The Club!

William Oktavius
Chapter #1

The Nightmare is Coming

Good job semuanya. Pertahankan permainan kalian, ingat juga mengenai fisik kalian. Ini sudah set keempat. Sebisa mungkin kita akhiri permainan di set ini.”

Enam pemain yang sedang berusaha mengembalikan energi mereka kemudian mengangguk. Paham dengan instruksi pelatih mereka ini. Mereka juga mengambil minuman yang telah disediakan, mencoba untuk memulihkan tenaga di waktu istirahat singkat ini.

“Untuk Alvin, kamu perhatikan juga posisi pemain lain. Kamu boleh pakai bola tipuan, tapi di saat kamu sudah yakin kalau lawan tidak bisa membaca gerakan kamu. Kalau sudah kejepit, arahkan bola ke Jonatan. Selama anak itu fisiknya masih oke, smash dari dia kemungkinan besar akan tetap menghasilkan poin.” Pelatih mereka kembali memberikan instruksi. Alvin berperan sebagai setter tim menerima masukan dari pelatihnya itu. Setelahnya, Alvin kemudian berbicara kepada Jonatan dan juga Alvito mengenai strategi mereka di set selanjutnya.

Sebagai pemain yang memiliki postur tubuh tinggi, Jonatan seringkali dijadikan harapan terakhir bagi tim untuk mencuri poin. Jonatan mampu melompat cukup tinggi dan memukul bola dengan kencang. Berkat kemampuannya itu, seringkali jump smash dari Jonatan tidak dapat dikembalikan dengan baik oleh lawan.

“Jonatan, lo masih sanggup? Apa sesekali gua perlu bagi-bagi ke Alvito juga?”

“Terserah lo. Kalo bisa sih jangan sampai lawan bisa nebak ke arah mana lo mau kasih bolanya. Tapi, kalo misalkan benar-benar kejepit, yauda gua usahain kasih poin nanti.”

“Benar kata Jonatan. Gua juga siap, tapi kalo misalkan lo ngerasa peluang poin lebih gede kalo dioper ke Jonatan, kasih ke dia aja.”

“Kemungkinan besar mereka bakal ngejagain gua kayak di set sebelumnya kalo posisi gua udah di depan. Blok mereka juga lumayan bagus, jadi kadang emang mukulnya harus lebih kencang biar bisa tembus. Baiknya aja menurut lo deh, Vin.”

Jonatan memberikan sedikit pandangannya terhadap hasil permainannya selama tiga set itu. Dirinya masih sanggup untuk menjadi penghasil poin timnya. Tapi, tidak ada salahnya juga jika sesekali Alvito ikut menjadi smasher untuk mengecoh pertahanan tim lawan. Karena itu, Jonatan menyerahkan kembali sepenuhnya operan bola kepada setter. Biar Alvin saja yang memutuskan ingin mengoper bola ke siapa, tugasnya hanyalah memastikan jika bola itu dioper kepada dirinya, pukulannya bisa menjadi poin untuk tim sekolahnya.

Beberapa saat kemudian, permainan dilanjutkan kembali. Dengan mengincar beberapa ruang yang kosong dari bidang pertahanan lawan, pukulan smash dari Jonatan berhasil menghasilkan poin. Rotasi dari tim SMP Jaya Bangsa juga masih cukup baik, walaupun terlihat anggota tim sudah mulai kelelahan setelah bermain hampir empat set.

Kedudukan saat ini 23-15 untuk keunggulan SMP Jaya Bangsa. Dua poin lagi untuk memastikan kemenangan di turnamen bola voli nasional tingkat SMP. Kevin bersiap untuk melakukan serve. Semua bersiap di posisi ketika bola sudah dipukul.

Tidak butuh banyak pukulan untuk mengakhiri poin ini. Jonatan berhasil memukul bola yang diumpankan Alvin dengan baik. Match point untuk SMP Jaya Bangsa. Alvin lalu melakukan tos kepada Jonatan. “Satu poin lagi. Masih bisa kan lo?” bisik Alvin lagi kepada Jonatan. Jonatan mengangguk dengan semangat. Tentu saja, ia akan berusaha habis-habisan sekarang. Sementara itu, di sisi lain, Alvito juga turut menyemangati Kevin yang hendak melakukan serve kembali.

Permainan dilanjutkan kembali. Saling adu strategi berjalan di poin ini. “Alvito!” seru Alvin cepat saat ia merasa blok dari lawan akan kembali menghadang Jonatan. Alvito sudah siap di tempatnya dan kemudian ia memukul umpan dari Alvin. Smash dari Alvito masih bisa dikembalikan oleh lawan, lalu Alvin kembali membuat Alvito melakukan smash lagi. Bola masih bisa dikembalikan oleh lawan. Kini, Alvin merasa bahwa lawan sudah mengantisipasi bahwa Alvito bisa saja melakukan smash kembali. Karena itu, Alvin merasa kini saat yang tepat untuk memberikan Jonatan bola empuk padanya.

“Jonatan!”

Posisi dari Alvin benar-benar bagus. Peluang buat selesaiin game sekarang, batin Jonatan senang. Ia pun bersiap dan ketika bola itu tiba, Jonatan langsung memukulnya dengan keras. Tidak ada yang berhasil mengambil bola itu, bola pun menyentuh tanah di bidang permainan lawan. Kemenangan milik tim SMP Jaya Bangsa, mereka berhasil menjadi juara di turnamen voli nasional untuk siswa SMP.

Sayangnya, di saat rekan satu timnya hendak bersorak senang, Jonatan hanya bisa meringkuk kesakitan. Jonatan mengerang sambil memeluk lututnya. Pendaratan Jonatan ketika selesai meloncat kurang sempurna, jadinya Jonatan mengalami cedera pada lututnya itu. Seketika, Alvin dan kawan-kawannya berlari menghampiri Jonatan. Alvito juga langsung memberikan kode kepada panitia untuk memanggil tim medis.

Lihat selengkapnya