Rebuild The Club!

William Oktavius
Chapter #12

We're Sorry

Jonatan langsung tertawa saat mendengar pertanyaan Alvito. “Ah, pertanyaan macam apa itu?” Tapi, saat melihat Alvito tidak ikut tertawa saat mendengar balasannya, Jonatan menghentikan tawanya. Setelah itu, Jonatan terdiam sejenak, mencoba memikirkan jawaban yang tepat untuk Alvito.

“Gimana ya bilangnya. Dari awal kan kehadiran gua udah banyak yang gak suka. Jadinya sekarang gak bakalan ada ribut-ribut lagi deh di klub karena gua udah gak ada di sana. Selain itu, kalian bisa lebih fokus latihan karena gak ada ribut-ribut yang gak perlu di klub juga kan?”

“Masa sih? Gua dan kakak-kakak yang lain gak merasa gitu kok, Kehadiran lo masih diperlukan untuk klub,” balas Alvito berusaha meyakinkan Jonatan bahwa masih ada yang mengharapkan kehadiran anak itu di klub.

“Tapi kan masih ada anak-anak lainnya yang rewel. Kayak yang pas terakhir gua marah-marah kan udah keliatan banget.”

“Terus nanti turnamennya gimana?”

Jonatan kemudian menghela napasnya. Di satu sisi ia merasa tidak enak karena harus meninggalkan Alvito berjuang sendiri untuk menghadapi turnamen, tapi di sisi lain, ia juga merasa lelah jika harus mengurusi anak-anak yang rewel kepadanya. Jadinya, Jonatan mencoba meyakinkan Alvito bahwa ia bisa berjuang untuk klub tanpa dirinya.

“Gua percaya lo dan kakak-kakak tingkat empat bisa mengatasi ini kok. Sekalipun tanpa kehadiran gua, gua yakin lo pada bisa nyari jalan keluarnya kok.”

Merasa Jonatan tidak bisa dibujuk lagi, Alvito akhirnya menyerah. Satu senyum Alvito tampilkan kepada Jonatan agar Jonatan yakin Alvito sudah menerima jawabannya itu. Mereka kemudian lalu sibuk kembali dalam pikirannya masing-masing. Tapi, hal itu tidak berlangsung lama. Alvito melihat jam, sudah cukup lama ia berada di kafe ini. Jadinya, ia kemudian mengajak Jonatan untuk pergi dari tempat itu. Hitung-hitung juga sekaligus mengembalikan kecanggungan akibat pembicaraan mengenai klub. Untung saja Jonatan bersedia, jadinya mereka berdua kembali pergi ke tempat lain untuk menghabiskan sisa hari ini.

*****

“Alvito? Kak Yosua juga? Ngapain kalian ke jurusan manajemen?”

Jonatan sedikit terkejut saat melihat Alvito dan kakak tingkatnya itu tiba-tiba menghampiri dirinya di depan kelas seusai salah satu mata kuliahnya berakhir. “Gua kan emang anak jurusan sini. Ya gak masalah dong kalo gua ke kelas lo?” protes Alvito saat mendengar ucapan Jonatan barusan.

“Ya udah. Kalo gitu ngapain Kak Yosua ke jurusan manajemen? Dia kan bukan mahasiswa sini,” lanjut Jonatan lagi masih kaget dengan kehadiran Yosua yang cukup mendadak.

“Gua mau memastikan adik tingkat gua di klub voli masih baik-baik aja,” balas Yosua singkat. Mendengar itu, Jonatan hanya mengernyitkan dahinya, tanda ia tidak mengerti maksud kakak tingkatnya itu.

Lihat selengkapnya