Rebuild The Club!

William Oktavius
Chapter #17

The Show Must Go On

Ujian Tengah Semester berlalu dengan lancar. Sesuai dengan aturan kampus, semua klub dilarang untuk mengadakan kegiatan klub selama masa UTS. Karena itu, selama lima hari, klub voli juga ikut mengikuti aturan kampus dengan meliburkan latihan klub. Jadi, setelah hari terakhir UTS berakhir, anggota klub voli kembali berkumpul di lapangan voli dan bersiap untuk memulai kembali kegiatan mereka.

Hari-hari menuju Liga Mahasiswa regional Jakarta. Jonatan pun ikut sibuk dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan lomba. Karena itu, Jonatan meminta Yosua untuk memantau latihan selama dirinya sedang sibuk mengurusi hal lain. Untungnya tidak begitu banyak berkas yang perlu disiapkan. Selain itu, jersey yang hendak digunakan oleh anggota tim juga sudah dipesan sejak jauh-jauh hari, jadinya kini Jonatan hanya perlu melakukan pengecekan akhir agar segala kebutuhan tim dapat terpenuhi.

“Capeknya,” keluh Jonatan sambil menaruh kepalanya di atas meja. Di samping kepalanya terlihat banyak tumpukan dokumen mengenai klub voli mereka dan juga kelengkapan berkas mengenai lomba.

“Gimana persiapan buat turnamennya?” Saat Jonatan tengah menikmati rasa lelahnya itu, tiba-tiba Yosua masuk ke dalam ruang sekretariat klub voli. Jonatan mengangkat kembali kepalanya dan kemudian mengambil beberapa lembar kertas dari tumpukan dokumen yang ada di dekatnya.

“Udah completed semua. Besok bakalan ada technical meeting di kampus tuan rumah, jadi kemungkinan gua gak bisa pantau latihan kalian lagi. Jadi, gua minta tolong bantuannya lagi ya, Kak,” sahut Jonatan sambil menyerahkan kertas-kertas yang berisikan kelengkapan dokumen tim voli Universitas Harapan Jaya di Liga Mahassiwa regional Jakarta. Yosua kemudian membaca sekilas mengenai dokumen itu, lalu ia tersenyum.

Good. Gak apa, urusan latihan serahin ke gua aja dulu selagi lo masih sibuk urusin keperluan lomba. Setidaknya gua tahun ini gak perlu pusing ngurusin ginian lagi,” kekeh Yosua, lalu ia menyerahkan kembali dokumen itu kepada Jonatan.

“Tahun kemaren yang ngurusin keperluan lomba itu Kak Bryan sama lo ya?” tebak Jonatan. Tebakan yang tepat sasaran karena Yosua langsung menganggukkan kepalanya.

“Makanya gua senang karena Alvito ngebawa orang yang kompeten ke klub ini. Gua dan Bryan jadinya bisa fokus dengan latihan tahun ini.”

“Tenang aja. Technical meeting hari Rabu, gua masih ada tiga hari buat pantau kalian kok.”

Yosua tersenyum lalu melangkah mendekat ke anak itu. Setelah itu, Yosua menepuk bahu Jonatan. “Terima kasih atas bantuannya ya. Kita bakal sama-sama berjuang untuk klub ini.”

Jonatan lalu menoleh ke arah Yosua. Ia lalu mengambil kembali berkas yang tadi sempat diambil Yosua. Setelah itu, sambil menatap kembali ke kertas-kertas itu, Jonatan tersenyum. “Terima kasih kembali untuk kepercayaannya, Kak Yosua.”

*****

“Siap atau nggak, empat hari lagi kita bakal tanding.”

Jonatan kembali mengingatkan anak-anak bahwa waktu mereka sudah tersisa empat hari lagi. Karena itu, mereka harus memanfaatkan sisa waktu ini dengan baik.

“Besok dan Sabtu itu hari terakhir kita latihan. Lalu, manfaatin hari Minggu kalian untuk istirahat, Senin pagi kita persiapan sejenak, habis itu kita siap untuk bertanding.”

Anak-anak masih fokus mendengarkan ucapan dari Jonatan. Setelah itu, Jonatan kemudian mengingatkan kembali mengenai perlengkapan yang perlu dipersiapkan oleh anggota tim, termasuk jersey dan juga ID card yang sudah disiapkan oleh Jonatan.

“Satu hal yang gua minta ke kalian di turnamen nanti. Jangan pernah anggap enteng satu pertandingan. Selalu anggap kalau pertandingan yang sedang kalian mainkan itu adalah pertandingan terakhir kalian. Jadi, pastikan kalian selalu memberikan yang terbaik selama turnamen.”

Lihat selengkapnya