Recall

Alpri prastuti
Chapter #1

Laras

Suara benturan dari kepalan tangan pria diatas pipi chubby nyaring mengisi kamar di pagi hari. Warna bibir mungil yang merah disertai isak tangis dari mata bulat dengan manik coklat menawan, terlihat sayu menatap lantai marmer yang mulai bercorak darah miliknya. 

Sekali lagi bogem menghantam kepala wanita tersebut hingga terjungkal tidak sadarkan diri. Lelaki yang panik sebab pukulannya, segera mengangkatnya ke kasur berseprai sutra layaknya kasur ratu, ia mengusap pelan bibir wanitanya dan meninggalkan setelah ponselnya berdering.

“Hallo.”

Derap langkah menjauh, membuat Laras membuka mata dan duduk termangu di pinggir ranjang. Cermin yang memantulkan gambar dirinya sangat jelas berantakan, baju desainer terkenal yang menghias tubuhnya kini tidak lagi membuat dirinya menawan. Ia menutup wajah dan menangis.

Rama panca sadewa, laki-laki yang menjadi suaminya dan laki-laki yang membuatnya seperti ini. Rama adalah pewaris dari Panca Group, Ayahnya sendiri pendiri dari grup Panca dan pemilik yayasan terbesar di Guarta. Memang bukan laki-laki biasa yang menjadi suaminya, tetapi Laras menganggap Rama adalah iblis.

Iblis yang mencabik jiwanya setiap kali mereka bertemu di rumah, iblis yang manis setiap kali membawanya keluar sangkar dan iblis yang setiap kali nafsunya harus terpenuhi, lalu kenapa ia mau dan bertahan dengan iblis ini?

Laras membasuh wajahnya di wastafel, lalu menyalakan shower ia duduk memeluk lutut meratapi setiap luka di sekujur tubuhnya dan luka yang mengoyak jiwanya. Tangisnya pecah tatkala dering notifikasi ponselnya di atas wastafel memberi tahunya ada direct messenger.

Bagaimana kopi pagimu?

“Ah, kopi,” pikirnya teringat akan secangkir kopi yang diseduhnya telah mendingin.

Kau baik-baik saja kan?

“Bagaimana mungkin?” gerutunya.

Terakhir kali, kau cerita ingin pergi…

“Ya, sangat ingin.”

Hei, kenapa tidak balas?

Kau betul tidak ada apa-apa.

Bagaimana dengan iblis yang kau ceritakan?

Apa dia datang menemuimu?


 Aku baik,Dam.

Kau masih di laut?Kapan ke daratan?


Dengan baju yang masih basah Laras bertukar pesan di dalam bathtub kering, ia menunggu balasan sembari men-scrol instagram miliknya.

Ya, aku masih diatas laut.

Kalau aku ke daratan Guarta, 

Aku akan mampir dan

Menyapa suamimu.

Jangan!


Kenapa?

Laras enggan membalas dan bercerita apapun tentang dirinya kepada Adam, sebab Adam adalah teman dari kakaknya. Ia meletakan ponsel di lantai kamar mandi dan meringkuk di bathtub.

Bayangan rumah orangtuanya yang sederhana serta harum dari bunga sedap malam yang masuk ke ruang keluarga dari rumah kaca di halaman belakang, teh oolong yang memenuhi cangkir keramik cantik suasana cerita tercipta disana.

Semua itu hilang, saat lamaran dari Rama datang ke rumah keluarga Laras dengan berbagai hadiah dan manisnya pembicaraan. Rama yang terkenal sebagai pria bijak, dewasa, penyayang di luaran sana menjadikan dirinya adalah pria impian untuk setiap gadis di kota Guarta.

Lihat selengkapnya