”Berangkat dulu bu!” teriak Dewi, seorang mahasiswi yang yah bisa dibilang biasa saja. Mahasiswi berambut coklat pekat panjang semester 3 jurusan teknik di sebuah fakultas swasta di kota kelahirannya. Jika kau berfikir dia merupakan seorang yang istimewa mungkin kau benar, mungkin kau salah, toh ini bukanlah cerita negeri dongeng, ini adalah sebuah kisah seorang Dewi.
“Naik mbak?” kata seorang supir angkot yang membuyarkan lamunan Dewi, seketika itu juga Dewi mengangguk dan naik kedalam angkot untuk berangkat ke kampus menghadiri kuliah pagi. klik klik klik Dewi terlihat sibuk memainkan ponselnya mengirim pesan kepada teman baiknya sejak bangku sekolah dasar.
‘Udah berangkat yu? Aku otw nih’ - Dewi
‘Iya wi bentar ya aku barusan bangun’ – Ayu
‘Oke aku tunggu di kampus ya’ - Dewi
‘Oke’ – Ayu
Dewi memasukkan ponselnya ke dalam saku dan turun setelah angkot berhenti tepat diseberang kampusnya. “Makasih ya pak” kata Dewi seraya menyerahkan uang kepada sang supir. Memasuki gerbang kampus, terlihat suasana kampus yang masih sepi. Dewi melihat jam di ponselnya, “masih jam 7” kata Dewi dalam hati. Dewi lalu menuju ruang kuliahnya yang berada di lantai 2 dan duduk menunggu kuliah dimulai.
~
Dewi pertama kali bertemu dengan Ayu ketika pertukaran tempat duduk bangku sekolah dasar. Keduanya masih diam dan malu – malu untuk berbicara satu sama lain. Tetapi dalam keheningan tersebut, Dewi dan Ayu saling bertukar pemikiran melewati kedua bola mata mereka yang bersih tanpa dosa itu. Dewi dapat melihat Ayu akan menjadi teman baik selamanya begitupula Ayu. Tepat pukul 9.30 makul pertama selesai. Dewi merapikan peralatannya dan segera berlari meninggalkan kelas menuju ke kantin. Sesampainya di kantin akhirnya menemukan orang yang dicarinya.
“Hey udah lama?” tanya Dewi.
Ayu yang sedang bermain ponsel sedikit terkejut. Terlihat Ayu sedang mengunduh beberapa materi kuliah dan tontonan film untuk hiburan. Ayu segera menutup ponsel dan menyapa Dewi.
“Ada kelas habis ini?” tanya Dewi.
“Masih nanti siang, ini mau ke perpus dulu cari data buat presentasi. Duluan ya Wi,” jawab Ayu mengambil tasnya hendak pergi meninggalkan kantin.
“Eh tunggu Yu aku ikut” kata dewi berlari mengikuti Ayu.
Dewi mengejar Ayu dari belakang. Dewi pun tahu bahwa Ayu akan ke perpus di fakultasnya dimana letaknya jauh dari kelas Dewi. Ayu kasian pada Dewi yang kurus itu semakin kurus karena bolak balik dari kelas Dewi ke kelas Ayu. Meskipun begitu Dewi mengabaikan rasa kasihan itu dan mendahului Ayu tanda dia tidak masalah dengan jarak yang jauh itu.
Sampai di perpustakaan, Dewi penasaran akan Ayu yang sibuk mengutak - atik laptopnya.
“Kamu ngerjain apa sih Yu?” dengan suara yang pelan Dewi bertanya pada Ayu.
“Ini tugas presentasi buat besok lusa harus cepet diselesaiin.”
“Ini tugas individual?”
“E-enggak kok, ini bagi tugas aja nanti digabung sama yang lain”
“Oh….” Ujar Dewi sambil kembali memainkan ponselnya.
Yap! Begitulah Ayu, Ayu tidak bisa jika sedetik saja tidak sibuk. Segala tugas ataupun kewajiban harus diselesaikan dahulu baru Ayu merasa bebas tidak ada beban. Saat menyelesaikan suatu pekerjaan seluruh pikiran dan fisik Ayu menyatu dan terfokus pada pekerjaan tersebut sehingga sekitarnya ada gempa bumi, bencana alam lain, Dewi sedang melahirkan pun, tidak dipedulikan oleh Ayu.
Sudah hampir dua jam Ayu dan Dewi berada di perpus. “Oke! Akhirnya udah selesai.. Ayo balik!” seru Ayu dengan nada gembira. Dewi mengangguk segera meninggalkan perpus mengikuti Ayu.
“Seandainya kita satu fakultas ya Yu” sambil menghela napas Dewi mengutarakan kekecewaan yang selama ini mengganggu pikirannya.
“Udah wi, udah 3 semester ini jangan dipikirin lagi. Lagian kita ada 2 makul sekelas kan jadi masih sering ketemu.”
“Bukan gitu Yu, kamu kan tau aku susah bersosialisasi jadi di kelas rasanya sepi sendirian”
“Sama Wi aku juga, santai aja pasti kamu bisa kok dapat temen di kelas. Semangatttttttttt.” Kata Ayu sambil tersenyum untuk sedikit menghibur.