Marteen dan kawan-kawan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat.
Ck mereka hanya saudara sepupu. Kenapa ikatan batin mereka sangat kuat? mengeluh dalam hati saat mendapatkan berulang kali panggilan dari Orlando.
"Hallo"
"Apa Dimitri baik-baik saja?" langsung ke intinya.
"Sebenarnya kami dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat. Semalam Dia demam dan sekarang tiba-tiba kejang"
"Tidak perlu. Bawa dia pulang saja"
"apa?! Dia demam dan kejang Orlando. Dia harus mendapatkan pertolongan segera"
"Percuma. Dokter hanya akan mengatakan sepupuku itu baik-baik saja tanpa bisa berbuat apa pun. Kalian berutang penjelasan pada kami. Bawa pulang Dimitri sekarang!"
Tuuuut tuuuuut
"halo! Hey!" Marteen mengacak rambutnya emosi.
"Apa itu Orlando?" Nadine Tanyar menatap Marteen waspada.
"Kita harus merubah tujuan sekarang" Marteen langsung membanting setir berputar.
Sesampainya di depan halaman rumah Dimitri, tanpa perlu memencet bel Orlando dan kedua orang tua Dimitri keluar membukakan pintu.
"Ikuti aku" Orlando menunjukkan jalan menuju kamar Dimitri.
Marteen dan Robert dengan sangat hati-hati membaringkan Dimi ke tempat tidur. Dua bantal bertumpuk di letakkan di belakang punggung Dimi, sementara sebuah guling di depan dadanya.
"Kamu yakin? Dia demam disertai kejang Orlando. Kalau kita diam saja nyawanya bisa dalam bahaya" Marteen menatap Dimitri yang tak kunjung berhenti mengalami kejang. Karena itu lah gigi Dimi disumpali sapu tangan. Takut lidahnya akan tergigit.
"Ini bukan yang pertama" Orlando tersenyum kecut sambil menepuk bahu Marteen "apa kalian pergi ke tempat lain?" mengutarakan kecurigaannya.
"Ada suatu hal yang membuat kami tidak jadi pergi ke Troyer Water Park. Dan pada akhirnya kami mengunjungi Oum Water Park" ketika Marteen mengucap nama tempat itu, mata Orlando langsung melotot.
Bug!
Kejujuran Marteen dihadiahi kepalan tangan Orlando yang melayang memukul wajah tampannya.
"Stop! Orlando ku bilang hentikan!" Robert berusaha menahan pukulan berikutnya dari Orlando "ini terjadi diluar kendali kami" mendorong Orlando menjauhi Marteen "kami tiba-tiba diserang kabut. Begitu kami bangun, sebuah bangunan megah sudah ada tepat di depan mata kami" melepaskan cengkeraman pada kedua lengan Orlando saat dirasa sudah mulai tenang "Entah makhluk apa yang mendorong kami semua akhirnya memasuki bangunan itu. Yang jelas, kami mengenalnya sebagai Red Water Park. Anehnya, resepsionis hotel De Mare mengatakan wahana itu tidak pernah ada. Yang ada di dekat hotel itu berdiri, hanya Oum Water Park" menjelaskan panjang lebar.
Orlando segera mengambil ponsel dari saku celananya dan mulai menghubungi seseorang.