Redam Bintang di Malam ini

Chrstin
Chapter #3

Sang Wanita Karir

Bunga-bunga di taman mulai bermekaran. Begitu banyak titik warna-warni menghiasi halaman depan rumah. Langit tersipu malu, melukiskan merah muda lembut bercampur biru keemasan. Bukankah ini pembukaan musim semi yang menghangatkan jiwa?

Setelah menerima tamu terakhir, yaitu remaja yang butuh perhatian, aku diberikan istirahat dalam waktu yang tidak ditentukan. Dan hari ini adalah akhir dari istirahat panjangku. Alasannya karena kedatangan tamu ketiga, seorang wanita muda sukses, salah satu manajer perusahaan terkemuka.

Kesempurnaan terpancar terang dari data profilnya: cerdas, berkarisma, cantik, dan yang terpenting, punya banyak uang. Wah, siapa pun yang melihat sejilid biodata ini pastinya iri sekali. Tidak disangka, dia juga butuh konsultan sepertiku.

Suara mobil terdengar dari halaman depan ketika aku sedang membuat kue kering. Sepertinya itu adalah tamuku, wanita kaya sukses itu. Kutinggalkan kue-kue yang baru saja masuk oven dan pergi menuju pintu depan.

Tok... tok... tok...

"Tunggu sebentar!"

Ceklek.

"Selamat sore."

Dari atas ke bawah, dengan seksama matanya memindai diriku. Tatapan intimidasi itu cukup kuat, membuat ujung lidahku terasa gugup. Seperti sedang melalui persidangan. Sungguh, dia sangat... cantik. Namun, kenapa wajahnya terasa begitu akrab? Apa aku pernah bertemu dengannya di suatu tempat? Aku mencoba mengingat, tapi kapas biru tiba-tiba memenuhi pikiranku, menutupnya rapat-rapat.

"Apa aku boleh masuk?"

"Eh... oh, silakan!"

A... aku kenapa sih, sampai termangu begitu.

"Silakan duduk, saya akan buatkan minuman."

"Anda mau minum apa?"

"Americano."

"Maaf?"

Kami terdiam sejenak. Ia menatapku cukup lama. Aku tidak tahu apa arti tatapan itu, tapi ia memiringkan sedikit kepalanya dan tersenyum.

"Kamu nggak tahu americano, ya?"

"Ahh... hmm... minuman, kan?"

Ia hanya tertawa, meninggalkan pertanyaan di benakku. Aku masih belum menemukan apa itu americano.

"Apa kamu tahu aku akan di sini selama dua bulan?"

"Iya, atasan saya sudah memberitahu."

"Oke, aku akan mandi dulu. Di mana kamar mandinya?"

"Ah... lurus terus, lalu belok kiri. Ada pintu hijau yang ditumbuhi banyak bunga."

"Oke."

"Hmm... oh, satu lagi. Tolong turunkan barang-barang milikku dari mobil, ya."

"Ya?"

"Apa aku harus mengulang kata-kataku dua kali?"

"A..ah... iya, baik."

"Oke. Tolong, ya~"

Lihat selengkapnya