REDEFINE

Agnes Wiranda
Chapter #9

Pencari Peluang

"Buku lo ketinggalan di perpus." Yordan menyodorkan buku yang ditinggalkan Metta kemaren sore. Sebenarnya, ia bisa saja menitipkan buku itu ke teman sekelas Metta, tetapi Yordan lebih memilih untuk menunggu cewek itu di depan kelasnya sampai bel hampir berbunyi.

"Makasih." Metta menggapai bukunya, tetapi kalah cepat dari Yordan yang malah meninggikan posisi tangannya. "Sebagai ucapan terima kasih, nanti siang ke kantin sama gue ya," katanya. Senyum manis yang diberikan cowok itu kepada Metta justru malah berefek sangat dahsyat pada Kara, sedangkan Metta hanya mendengus sinis.

See? Terbukti sudah kalau Mikha salah. Faktanya, sekarang Yordan sama saja seperti cowok yang lain, mencoba mencari kesempatan untuk lebih dekat dengan seorang Metta Ivasyana.

"Ke kantin sama gue." Yordan menekankan kalimatnya lagi.

"Gue sama Joan−" 

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Sacha yang tidak rela Metta melewatkan kesempatan sebesar ini langsung memotong pembicaraan dan menyahut. "Metta bakal ke kantin sama lo," katanya di saat bersamaan. 

Sacha lalu dihadiahi pelototan mematikan dari Metta, tetapi dia hanya meringis. Kara diam saja, terlalu menikmati pemandangan wajah malaikat di depannya. Yordan memang ganteng, tapi Joanka masih lebih ganteng di mata Metta.

"Eh, apaan lo –" 

Sacha balas melotot. Pandangannya seolah berkata 'Please diem aja,'  yang membuat Metta terdiam. Ia lalu melirik pada Yordan yang sedang tersenyum.

"Sampai nanti." Yordan menyodorkan buku lintas minat kimia Metta kemudian berbalik dan pergi.

"That right there!" Sacha menunjuk punggung Yordan yang semakin menjauh. "Adalah cowok yang paling dikejar-kejar sama cewek selama seminggu ini, selain Joanka dan Mikha tentunya. Degems-degems semacam Kara ini rela saling bunuh cuma buat diajak makan sama dia kayak tadi. Ya kali lo nolak!"

"Gue lebih berminat sama Joanka."

"Bukannya lo selalu pengin mendapatkan apa yang orang lain perebutkan?" Sacha memiringkan kepalanya.

"Kadang-kadang, gue merasa harus berbagi sama yang lebih membutuhkan. Seperti Kara, misalnya."

"Metta Ivasyana Narang!" Sacha semakin gemas mendengar alasan Metta. Kalau saja Yordan mengajaknya dirinya ke kantin, walaupun sudah punya pacar, Sacha yakin enggak akan pernah menolak kesempatan bagus itu.

Lihat selengkapnya