REDEFINE

Agnes Wiranda
Chapter #10

Taruhan

Joanka melempar tubuh Yordan dengan keras di lantai gudang kayu, jauh di belakang kantin. Menimbulkan suara bedebum keras. "Berani banget lo deketin Metta!" serunya berang.

Yordan terkekeh menyeka darah di sudut bibirnya akibat pukulan Joanka barusan. "Why?" tanyanya. "Lo enggak percaya diri bersaing sama gue?"

"Bangsat!" Joanka kembali melayangkan tinju, tetapi berhasil ditangkis.

"Bisa bicara baik-baik?" Yordan mencoba bernegosiasi. Dalam kondisi tangan yang sudah cidera, mustahil baginya terjun dalam baku hantam. Posisi mereka jelas-jelas enggak seimbang.

"Enggak ada cowok yang bicara pakai mulut!" Joanka memicingkan mata, tangannya masih terkepal waspada. Entah mengapa, melihat Yordan merangkul Metta membuatnya serasa pengin meledak. Yang lebih membuat kesal, sebelumnya Metta tidak pernah menerima ajakan cowok lain dengan alasan apapun. Saat di perpustakaan waktu itu juga, Yordan bisa membuat Metta tertawa pada hari pertama mereka bertemu. Menyakitkan bagi Joanka, soalnya Metta tidak pernah berbagi tawa seperti itu dengannya.

Yordan berusaha berdiri tegak, menyeimbangkan tubuhnya yang limbung akibat serangan bertubi-tubi. Beberapa kali mengerjap demi menyingkirkan kabut retina. "Gue sadar salah, tapi enggak sedikitpun menyesal." Yordan menyeka darah yang mengalir di pelipis kanan. "Gue bakal membuat Metta berpaling dari lo," kekehnya.

"Mati lo!" Joanka kembali meruntuhkan pertahanan Yordan tanpa perlawanan berarti.

Sampai akhirnya, Yordan mengangkat kedua tangan ke atas. Meminta damai, sekali lagi. "Gimana kalau kita taruhan?"

Joanka tertegun, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Taruhan apa?"

"Tiga puluh hari," katanya. "Kasih gue tiga puluh hari untuk mengambil hati Metta. Kalau enggak bisa, gue janji enggak akan mendekati cewek itu lagi. Itu berarti perasaannya sama lo kuat. Tapi, kalau gue bisa meluluhkan Metta sebelum tiga puluh hari, lo harus siap angkat kaki dari kehidupannya."

Joanka mendelik geli. Yordan percaya diri sekali bisa meluluhkan Metta dalam tiga puluh hari. Sedangkan ia saja, dulu harus berjuang keras hanya demi lirikan seorang Metta. Namun, Joanka harus mengakui kalau sekarang dirinyalah yang sedang tidak percaya diri. Yordan berbeda dengan cowok-cowok lain yang pernah mendekati Metta. Kali ini, Joanka benar-benar khawatir Metta akan berpaling. Yordan's different, he's on another level. Joanka paham betul soal itu.

Lihat selengkapnya