REDIN

Salwa Shofiyatud Daliyah
Chapter #2

Siswa Baru

Pritttt!!! Tanda semua siswa baru harus segera berkumpul di lapangan sekolah.

Adinda sedari tadi sudah bersiap-siap untuk melatih jiwa-jiwa baru di SMAN 1, "Cepat!!" teriak Dinda.

Semua siswa baru terdiam melihat seorang gadis cantik yang ada di hadapannya, iya yang dimaksud para siswa baru itu ialah Adinda Wulandari.

"Kalian mau sampai kapan disini? Cepat ke lapangan!" teriak Dinda

Semua siswa baru langsung kabur ketika melihat Dinda yang sudah kehilangan kesabaran.

Setelah 1 jam lamanya, semua siswa baru dibawa ke dalam ruangan untuk menerima materi selanjutnya.

"Ini nih yang gue tunggu-tunggu" ucap Vino, sahabat Dinda sekaligus Wakil Ketos.

"Yaelah bocah, gue juga udah capek banget ini, dari tadi teriak-teriak mulu" balas Dinda.

"Kantin yuk!"

"Bolehlah yuk! Mumpung kita free nih"

🔆 🔆 🔆

"Mbak Wati!" teriak Vino.

"Ada apa Mas Vino?"

"Es teh 2 ya!" balas Vino sambil mengangkat tangan membentuk angka dua, Mbak Wati pun membalas dengan mengangkat jempolnya.

Setelah memesan sebuah minuman ke Mbak Wati, Vino melihat kearah Dinda yang sejak tadi hanya memainkan ponselnya tanpa berkata sepatah katapun.

"Lo kenapa Din? Lagi chat sama gebetan lo ya? Ciee Dinda akhirnya udah gak jomblo" ejek Vino.

Tetapi Dinda tetap fokus dengan ponselnya tanpa menjawab pertanyaan Vino. Karena rasa penasaran, Vino melirik ponsel Dinda dan membaca setiap chat yang masuk ke ponselnya.

"Nyokap sama Bokap lo lagi berantem lagi ya?" tanya Vino.

Dinda terkejut dengan ucapan Vino dan langsung menaruh ponselnya di dalam saku, "Ha? Enggak kok" balas Dinda dengan senyum yang dipaksakan.

"Gak usah bohong lo Din, gue tadi udah manggil lo tapi lo nya gak jawab-jawab, ya udah gue ngelirik ponsel lo terus gue baca deh chat lo sama Tante Citra"

Dinda terkejut dan langsung menatap Vino tajam, "Lo baca semuanya Vin?"

"I..iy..iya Din" jawab Vino dengan terbata-bata.

"Vin, gue mohon lo jangan kasih tahu siapa-siapa ya tentang keluarga gue"

"Ada syaratnya dong"

"Iya deh apa? Traktir lo sekarang? Ayo deh"

"Apa sih lo ini, bukan itu"

"Terus apa?"

"Lo harus cerita apa yang terjadi sama keluarga lo saat ini Din, gue tahu akhir-akhir ini lo kebanyakan murung di kelas, bahkan lo sampai pernah babak belur dan lo tetap masuk sekolah dengan keadaan seperti itu. Jelasin semuanya sekarang Din, gak usah takut gue gak akan kasih tahu siapa-siapa" jelas Vino panjang lebar.

Keheningan sesaat di antara mereka berdua, "Beberapa bulan yang lalu bahkan udah hampir satu tahun, setiap gue pulang ke rumah, pasti Papa sama Mama selalu berantem" jelas Dinda dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya.

"Kenapa Din?"

"Gue gak tahu, setiap gue tanya ke mereka pasti mereka jawab kalau Mama sama Papa udah gak bisa bareng-bareng lagi. Lo gak tahu kan gimana rasanya jadi gue? Mama sama Papa tetap berada di satu rumah yang sama tetapi Papa gue pulang dengan cewek yang berbeda setiap malamnya" tangis Dinda pecah, "Gue gak mau ngelihat Mama tersiksa kalau Papa selalu bawa cewek setiap pulang kerja, tapi gue juga gak siap kalau mereka harus pisah. Gue bingung, keluarga gue hancur!!"

Vino yang melihat Dinda seperti ini langsung mencoba menenangkan dengan mengusap punggung Dinda, dia ingin sekali membantu Dinda tetapi disisi lain dia tidak tahu apa yang harus di katakannya, dia juga sangat terkejut melihat kondisi keluarga sahabat nya ini semakin memburuk.

🔆 🔆 🔆

"Mungkin cukup ini saja materi pada hari ini, tetap semangat dan saya tunggu kehadiran kalian semua esok hari!" ucap sang pembawa materi diiringi tepuk tangan yang sangat bergemuruh.

Lihat selengkapnya