Keesokan pagi nya, Tittt!!! Bel mobil Vino sudah berbunyi dengan keras di depan rumah Dinda. Tidak seperti biasanya, Dinda yang selalu menunggu Vino di teras depan rumah nya, tetapi sekarang gadis itu masih tidak terlihat juga.
Vino pun beranjak turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah Dinda, Toktoktok!!! Tak lama kemudian, Mama Dinda keluar menemui Vino.
“Eh Vino, ada apa ya?” tanya Citra.
“Dinda nya mana Tante? Kok belum nunggu di luar?” heran Vino sambil mencium tangan Mama Dinda.
Mama Dinda mengernyitkan dahi nya merasa sangat heran, “Dinda udah berangkat dari tadi, emang nya dia gak kabarin kamu ya?”
“Dinda gak kabarin apa-apa, dari kemarin Vino udah telpon Dinda tapi nomor nya gak aktif”
“Dinda juga gak cerita apa-apa sama Tante”
Vino mengangguk kan kepala nya dan segera berpamitan kepada Citra.
🔆 🔆 🔆
“Tumben lo sendiri? Si Vino emang kemana?” heran Shasa yang melihat Dinda tengah berdiri di depan kelas nya.
Dinda hanya menggelengkan kepala dan mulai melangkahkan kaki ke dalam kelas. Shasa yang melihat tingkah Dinda pun merasa sangat curiga, karena setiap hari Dinda selalu bersama Vino.
Shasa yang ingin menemui Dinda tiba-tiba terpelonjak kaget karena datang nya Vino yang langsung melempar tas nya.
“Lo kenapa Din?” tanya Vino yang sudah duduk di sebelah Dinda.
Dinda tidak merespon Vino yang ada di dekat nya, Dinda sudah benar-benar muak Ketika tahu drama yang telah dilakukan Vino kepada dirinya.
Vino memegang dagu Dinda dan mengangkat wajah Dinda setara dengan wajah nya, “Kenapa gak ada kabar?” tanya Vino dengan sangat lembut.
Tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Dinda, mata Dinda pun melihat kemana-mana dan tidak tertuju kepada Vino.
Vino mulai emosi dan merasa kesal dengan sikap Dinda yang menurut nya tidak jelas, “Lo kenapa Din? Kenapa lo gak ada kabar? Kenapa lo berangkat sendiri tanpa kasih tau gue?” bentak Vino.
“Kenapa lo diam aja? Gue udah sabar sama lo Din, lo bilang kemarin sama gue katanya lo mau nungguin gue sampai pulang, tapi kenapa lo pulang duluan tanpa kasih kabar ke gue Din?” ucap Vino yang membuat teman-teman nya memperhatikan mereka berdua.
Wajah Dinda mulai terangkat dan membalas menatap Vino, “Kalau lo udah gak tahan sama sikap gue, ya udah kita putus!” jawab Dinda santai.
“Lo mau putus? Gila ya ini anak. Seharusnya gue yang marah sama lo Din! Lo udah keterlaluan! Terus sekarang lo mau putus? Sampai kapan pun gue juga gak akan mau Din!” bentak Vino.
“Kenapa gak mau?”
“Karna gue cinta sama lo sampai kapanpun” bisik Vino di telinga Dinda.
Dinda tertawa kecil mendengar perkataan Vino, “CINTA? Kalau lo emang benar-benar cinta sama gue, lo gak akan sewa orang buat pura-pura jadi orang tua lo!” bentak Dinda yang membuat semua teman-teman nya terkejut.
“Maksut lo apa Din?”
Dinda tersenyum persis seperti orang jahat, “Gak usah sok bodoh! Gue tahu kalau Om Smith yang kata nya orang tua lo itu sebenarnya adalah Pak Supri, pekerja dekat sekolah”
Shasa yang mendengar nya langsung berdiri dari tempat duduk, “Lo gila ya Vin? Bokap lo udah gak ada dan Nyokap lo…”
“Nikah sama Bokap gue, iya kan?” sambung Dinda dengan menatap tajam Vino.
Vino terkejut karena Dinda sudah tahu segalanya, “Maksut lo apa sih Din?”
Dinda mengeluarkan sebuah foto yang di dapat nya kemarin, Vino mengambilnya dan melihat fotonya dengan sang Mama. Tak lupa juga, Dinda memberikan sebuah kertas berisi surat perjanjian Vino dengan Pak Supri.
“Puas lo udah bohongin gue?” tanya Dinda dengan sedikit membentak.