“Hai Kak Dinda!” sapa Revan dengan senyuman.
Dinda pun membalas sapaan Revan “Hai”
“Kak Dinda pulang bareng Revan yuk!” ajak Revan dengan nekat meski dia tahu bahwa Dinda akan menolaknya lagi.
“Gimana ya?” ucap Dinda seolah-olah masih berpikir.
Revan menyatukan kedua tangan nya membentuk seperti orang memohon.
Dinda tertawa kecil melihat tingkah Revan, perlahan Dinda mengangguk dan dengan seketika Revan melompat dengan sangat riang. Tanpa basa-basi lagi, Revan segera menggandeng tangan Dinda dan menarik nya menuju mobil.
Tak perlu banyak bertanya lagi, Revan sudah sangat hafal jalan menuju rumah Dinda. Revan sangat menyayangi Dinda, dan Revan tahu cepat ataupun lambat mereka pasti akan menjadi pasangan yang sangat serasi.
Dinda melihat keluar kaca mobil Revan, ternyata mereka berdua sudah sampai di rumah Dinda. Ketika Dinda hendak turun dari mobil, Revan segera berlari dan membukakan pintu untuk Dinda.
Dinda tersenyum dan merasa sangat dihargai oleh Revan, “Thank you” ucap Dinda sambil tertawa kecil.
Revan tersenyum serta melambaikan tangan kepada Dinda, sekarang Revan tidak ingin lagi memaksa Dinda untuk membawa nya masuk.
“Gak mau masuk dulu?”
Revan terdiam mematung di tempat, dia tak percaya bahwa Dinda menawarkan Revan untuk masuk ke rumah nya, “Emang boleh?”
“Enggak sih”
Raut wajah Revan langsung berubah menjadi sedih, “Ya boleh lah bocah! Orang gue nawarin berarti ya boleh kalau gak boleh mah gue juga gak nawarin lo” lanjut Dinda dengan tawa nya.
Mereka berdua pun akhirnya memasuki rumah Dinda, ternyata Citra sedang bersantai di ruang tamu.
“Eh ada Revan, sini-sini duduk!” pinta Citra yang sangat senang dengan kedatangan Revan.
“Iya Tante” jawab Revan dengan mengangguk kan kepala nya, “Tante lagi sendiri? Gak kemana-mana?”