Sudah satu minggu Dinda di tinggalkan Citra, sudah satu minggu juga Dinda mengurung diri di rumah nya. Beberapa chat dari teman-teman Dinda, tidak dipedulikan oleh nya. Dinda hanya butuh waktu untuk menerima semua ini.
Hari ini, Dinda sudah memutuskan untuk pergi ke sekolah SMA nya. Kembali menjadi diri nya yang dulu, cuek, dingin, dan bodoamat dengan orang yang tidak akrab dengan nya.
“Dinda!!!” teriak Shasa dengan sangat bersemangat.
Shasa langsung menghampiri Dinda dan segera memeluknya dengan sangat erat.
“Gue kangen lo Din! Lo tahu gak? Selama lo gak masuk sekolah, ada seseorang yang selalu nyariin lo” ucap Shasa.
Dinda menatap Shasa dengan rasa penasaran, “Siapa?” tanya nya singkat.
“Revan!! Dia khawatir banget sama keadaan lo Din. Setiap hari, Revan nyariin lo ke kelas ini”
“Oh” jawab Dinda cepat.
Shasa terkejut mendengar jawaban dari teman nya ini, karena sudah akhir-akhir ini Dinda dan Revan sangat dekat bahkan sudah di cap menjadi New Couple SMA.
“Lo kenapa? Putus sama Revan?”
“Gue gak pernah pacaran sama Revan!” cetus Dinda sambil meninggalkan Shasa.
Shasa segera menarik tangan Dinda, “Jelasin ke gue, lo kenapa?!” bentak Dinda.
“Gak usah bahas tentang Revan dan anggap aja gue gak pernah kenal sama dia!”
Shasa menggaruk kepala nya yang tidak gatal, merasa sangat bingung dengan tingkah laku Dinda yang berubah drastis.
🔆 🔆 🔆
Dari Revan :
“Gue tunggu di taman belakang SMA!”
Dinda hanya sekedar membaca nya, lagi pula Dinda masih sangat membenci Revan yang sudah membunuh Mama nya dengan sengaja.
“Dinda!” panggil seseorang.
Dinda menoleh kearah suara itu, terlihat Revan yang sedang berdiri menatap Dinda dengan tas sekolah yang di gendong nya di tangan kanan.
Dinda mulai membalikkan badan nya dan melangkahkan kaki.
“Jangan pergi! Gue mau jelasin semua nya” teriak Revan.
Bibir Dinda mulai terangkat, “Ngapain disini? Bukan nya lo ada di taman belakang SMA?” cibir Dinda.
“Gue disini karna gue tahu, lo pasti gak akan ke taman buat nemuin gue”
“Oh” balas Dinda singkat.
“Lo marah ya sama gue?”
Dinda tertawa kecil mendengar nya, “Menurut lo? Emang nya gue bisa bersikap baik-baik aja sama orang yang udah bunuh Mama gue?” bentak Dinda.
“Dinda bu,,”
“Apa lagi Van? Udah jelas-jelas kalau lo yang udah bunuh Mama! Kalau bukan lo siapa lagi? Cuma ada lo sama Mama yang ada di rumah waktu itu” suara Dinda mulai tinggi, “Mulai sekarang lo gak usah dekat-dekat gue, anggap aja kita gak pernah kenal” lanjut nya.
"Bukan gu..."
"Seandainya gue punya bukti yang kuat, gue bisa pastikan kalau lo akan masuk penjara!"
Dinda segera berlari meninggalkan Revan, air mata Dinda mulai jatuh menggenang di pipi nya, dia tidak pernah menyangka bahwa seseorang yang baru saja mewarnai kehidupan nya ternyata tega membunuh satu-satu nya seseorang yang sangat Dinda sayangi.
🔆 🔆 🔆
Sudah berhari-hari semenjak Dinda ditinggalkan Citra, pola makan Dinda sangat tidak teratur. Bahkan, Dinda sering begadang dan juga tidak mementingkan sarapan. Bagi Dinda, kehilangan Citra adalah hal yang sangat menghancurkan kehidupan nya, apalagi masih belum ada bukti yang kuat untuk menjerumuskan pelaku ke dalam penjara.