Chika berlari kencang menuju Revan dan keluarga nya. Setelah sampai, Chika sibuk melihat sekeliling nya seakan ada seseorang yang kurang.
"Lo kenapa sih Chik? Udah datang telat, sekarang malah kayak orang bego!" ucap Revan mengejek adik nya.
Chika langsung memukul tangan Revan, "Ngaco lo Bang! Udah deh buruan berangkat sana, muak gue lihat muka lo!"
"Udah-udah! Berantem aja ya kalian ini" bentak Vivi memarahi kedua anak nya.
Tiba-tiba seorang petugas menghampiri mereka semua, karena pesawat Revan sudah mau berangkat.
"Jaga diri baik-baik ya Nak" ucap Vivi sambil memeluk Revan disambung juga dengan pelukan hangat Rio, Papa Revan.
Setelah beberapa lama berpamitan, akhirnya Revan segera berangkat menuju Inggris.
"Lo kemana Din? Kenapa lo gak datang?" gumam Revan.
🔆🔆🔆
Dinda terus berlari kencang menjauhi Bandara, entah kenapa hati nya terasa sangat sakit seakan ada seseorang yang berani menusuk hati nya.
Dinda sadar bahwa selama ini dia memang hanya sebatas teman Revan, bukan sebagai gebetan.
"Siapa sih tuh orang?! Ngeselin banget! Tiba-tiba datang seenaknya peluk Revan" kesal Dinda.
"Awas!!!" teriak seseorang di dalam mobil yang langsung mengerem mobil nya tiba-tiba.
"Aaaaa!!" Dinda berteriak sekencang mungkin.
Dinda langsung menoleh ke samping nya, dirinya masih selamat, mobil itu tidak menabrak dirinya.
Seseorang dari dalam mobil keluar dengan tatapan marah, "He! Kalau jalan itu jangan sambil melamun dong!"
Dinda segera berjongkok memegang kaki seseorang itu, Dinda meminta maaf, baru kali ini Dinda terlihat sangat bodoh.
"Dinda?" ucap seseorang itu ragi-ragu, "Gue Rian, teman SMA lo, masa lo udah lupa sih?" lanjut nya.
Dinda mendongakkan kepala nya, "Rian?"
"Iya gue Rian. Lo ngapain disini? Bukan nya lo dapat beasiswa di Jogja ya?" tanya Rian bingung.
"Gue lagi pengen balik ke Jakarta aja"
Rian menatap mata Dinda, "Bohong!"
"Ih lo ini ya, emang benar gitu kok!" protes Dinda.
"Tuh lo habis nangis! Sedih ya di tinggal Revan ke Inggris?"
Dinda mengalihkan pandangan nya dan perlahan duduk di kursi pinggir jalan.
"Cerita lah sama gue, tenang aja Shasa gak mungkin cemburu" ucap Rian.
"Idih!"
"Cerita cepat!"
"Kok maksa sih?!"
"Biarin! Atau mau gue bunuh lo?" ancam Rian pura-pura.
Akhirnya Dinda menceritakan semua nya kepada Rian. Dinda sudah percaya dengan Rian, karena mereka adalah sahabat dari SMA.
"Wah gila ya Revan! Masa dia udah punya lo tapi selingkuh sih?!"
Dinda langsung memukul Rian, "Ngaco lo! Gue bukan gebetan nya Revan!!"
"Lah terus? Selama ini lo sama Revan gak jadian?" heran Rian yang sudah berpikir Revan dan Dinda telah menjadi pasangan sejak lama.
Dinda menggeleng.
"Lo sih kenapa gak jadian sama Revan? Kan sekarang Revan malah jadian sama cewek lain?!"
"Ih! Lo nyebelin banget sih! Gak ada manfaat nya gue cerita sama lo!"
"Emang! Dari dulu mah gue juga gini"
"Iya deh terserah ya. Intinya lo jangan cerita ini ke siapapun, apalagi Revan!"
"Enak aja. Gue mau ke Inggris setelah ini, terus cerita sama Revan"