Kukkuruyukk!!!
Dinda bergegas menuju Kamar Mandi, dia tidak mau telat apalagi harus ketinggalan pelajaran kuliah nya.
Akhir-akhir ini Dinda memang sangat sibuk dengan urusan kuliah nya, banyak sekali tugas-tugas yang menumpuk.
"Gini dong semangat kuliah nya, jangan galau terus!" teriak Satria.
Dinda langsung memukul Satria, "Lo gak usah ngagetin gue terus ih!" kesal Dinda.
"Ya maaf"
Dinda sibuk membereskan buku-buku yang masih berantakan di meja kelas nya.
"Gue mau ngomong sama lo" ucap Satria.
"Ngomong aja, ngapain masih laporan"
"Ini penting"
Dinda menoleh menatap mata Satria, "Omongan lo itu gak pernah ada yang penting!"
"Kali ini benar-benar penting!"
"Emang nya apa?"
"Kita omongin di Kantin aja" ucap Satria yang langsung menarik tangan Dinda.
Sesampainya di Kantin, para mahasiswa dan juga teman-teman Satria menatap Dinda heran.
"Lepasin! Gue malu di lihat teman-teman lo tuh" bentak Dinda.
Satria langsung melepas tangan Dinda, "Duduk disini aja" ajak nya.
Dinda segera duduk di depan Satria.
"Kok malah diam? Lo mau ngomong apa sih? ribet banget!" kesal Dinda.
"Tapi lo jangan marah ya"
"Ah lama banget!" ucap Dinda sambil perlahan berdiri dari kursi nya.
Satria langsung menarik tangan Dinda, "Eh mau kemana?"
"Balik ke kelas lah. Lo lama banget!"
"Iya deh ini gue ngomong sekarang"
"Buruan!"
"Gue suka sama lo!"
Mata Dinda membulat, terlihat sekali jika Dinda sangat terkejut dengan ucapan Satria.
"What? Are you sick?" teriak Dinda sambil menahan tawa.
"Gue sehat! Gue benar-benar cinta sama lo Din"
Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Dinda.
"Adinda, Will you be my girlfriend?" ucap Satria sambil mengeluarkan bunga yang telah dirangkai rapi dan disodorkan kepada Dinda.
Dinda mematung di hadapan semua pengunjung Kantin, semua nya berteriak "terima!", tetapi Dinda masih bingung dengan pikiran dan hati yang saling bertengkar.
Bukan trauma dengan cinta, lebih tepat nya Dinda tidak mau hati nya terluka untuk ke sekian kalinya.
Dinda menatap mata Satria, terlihat sekali ketulusan cinta di mata nya. Dua tahun belakangan ini, mereka berdua memang selalu bersama. Satria yang selalu berusaha ada dalam suka dan duka kehidupan Dinda, tak mungkin tega jika Dinda harus mempermalukan Satria di hadapan banyak orang.
"Yes, I will"
Itu adalah jawaban Dinda yang sungguh membuat semua mahasiswa bersorak bahagia dan memberikan tepuk tangan yang meriah.
"Thank you sayang"
"Urwel" jawab Dinda singkat sambil mengulas senyum di bibir nya.
🔆🔆🔆
Tidak sedikit teman-teman Dinda yang sangat terkejut dengan kabar jadian Dinda dengan Satria, karena dari awal, Dinda tidak pernah berpikir ingin mencintai seseorang selain diri nya sendiri dan juga Revan.
"Lo jadian sama Kak Satria?" tanya Kina panik, salah satu teman dekat Dinda yang sama-sama tinggal di Kos Bu Indah.
Dinda mengangguk.
"Lo udah mulai gila ya?! Bukan nya lo udah pernah bilang kalau Re.."