Sudah satu minggu Dinda berdiam diri di Kamar, menunggu keajaiban datang.
Tetapi Pagi ini Dinda tidak seperti biasa nya, dia segera siap-siap memakai baju yang sangat rapi.
TokTokTok!!
"Masuk!" teriak Dinda.
Ternyata Vivi yang mengetuk pintu Kamar Dinda, dia terlihat bingung dengan penampilan Dinda yang sudah rapi.
"Mau kemana Din?" tanya Vivi.
"Ada panggilan kerja dari Rumah Sakit, Tante Bunda"
"Oh gitu"
"Boleh Tante Bunda?"
"Boleh sayang, yang penting kamu harus giat ya!"
"Siap Tante Bunda!!" teriak Dinda semangat.
Dinda kembali membereskan beberapa barang yang akan di bawa nya.
"Kak Dinda!" teriak Chika.
Chika terpelonjak kaget ketika melihat Vivi yang juga berada di Kamar Dinda.
"Eh ada Bunda" ucap Chika malu-malu.
Vivi menggelengkan kepala nya, "Ngapain teriak-teriak nyariin Dinda?" tanya nya.
"Itu,,, di ajak sarapan bareng sama Ayah" jawab Chika.
"Iya Chik, bentar ya" ucap Dinda.
Chika heran melihat penampilan Dinda yang sangat rapi.
"Dinda di panggil buat kerja di Rumah Sakit" ucap Vivi sebelum Chika bertanya.
"Kan Chika belum tanya" protes Chika.
"Biar gak ribet!"
"Bunda ih!!!"
Dinda pun tertawa melihat tingkah Chika dan juga Vivi yang sangat lucu.
🔆 🔆 🔆
"Dinda berangkat ya Tante Bunda, Ayah, Chika" pamit Dinda.
"Iya Din, hati-hati ya!"
Dinda mengangguk dan tersenyum kepada mereka semua.
Dengan cepat Dinda berlari memberhentikan Taxi di depan gang perumahan.
"Mau kemana Dek?" tanya supir taxi.
Dinda langsung menunjukkan sebuah alamat kepada supir taxi itu dan segera berangkat menuju alamat itu.
Setelah beberapa menit, akhir nya Dinda sampai ke tempat yang dituju. Aneh nya, dia memasuki sebuah Penjara, bukan Rumah Sakit.
"Ada yang bisa saya bantu Dek?" tanya salah satu Polisi.
"Boleh bertemu dengan Vino?"
"Boleh, silahkan tunggu disini ya dek"
Polisi itu berjalan memanggil Vino yang masih berada di penjara.
Kalian masih ingat dengan Vino? Iya, dia adalah pembunuh Citra, Mama Dinda. Sudah 8 tahun Vino berada di dalam Penjara.
"Dinda? Ada apa Din?" tanya Vino bingung ketika melihat Dinda sedang duduk menunggu nya.
Dinda menoleh, "Gimana keadaan lo?"
"Alhamdulillah, baik Din"
"Syukurlah. Ada yang mau gue tanyain ke lo"
"Apa Din?"
"Lo gak bunuh Revan kan?"
Suara Dinda berubah menjadi dingin dan pertanyaan nya juga membuat mata Vino membulat, dia merasa sangat kaget.
"Bunuh? Semenjak gue di penjara, gue udah gak bisa keluar-keluar lagi. Jadi gue gak mungkin bunuh Revan Din"
"Jujur?"
"Iya Din, gue aja baru tahu kalau Revan itu di bunuh"
"Sebenarnya bukan di bunuh sih, tapi gue cuma pastiin aja kalau lo bukan pelaku nya"
Keheningan sesaat di antara mereka berdua.
"Lo yang sabar ya Din, gue turut berduka cita" ucap Vino.
Dinda menatap mata Vino tajam, "Revan masih hidup! Gue percaya kalau Revan itu masih hidup!" teriak nya.
"Tapi lo bilang tadi ka..."