- REDLINE -

Sf_Anastasia
Chapter #28

#EPILOG- REDLINE


***

Pramudya memandang puluhan wartawan yang ada di depannya dengan nanar. Tangannya sesekali mengusap wajahnya kasar untuk menyingkirkan peluh yang membasahi dahi, padahal suhu ruangan ini cukup dingin.

Baru saja siaran langsung pengumuman mengenai kemenangannya di siarkan di seluruh negeri. Akan tetapi berita kemenangan itu hanya sebentar saja bertengger di jajaran berita hari ini, berganti dengan kejadian pilu yang membuat batinnya hancur.

Puluhan wartawan di depannya mendapatkan panggilan telepon dari atasan mereka untuk mengabari kejadian di mana terdapat dua kubu yang tengah bersitegang. Ketua Bawaslu pun kebingungan hingga menyalakan layar besar televisi di sisi lain mereka.

Benar, seorang wartawan melaporkan dari sebuah gedung yang tidak terpakai di salah satu sudut kota Jakartam bahwasanya telah terjadi pertempuran antar dua kelompok yang mengakibatkan banyaknya korban luka-luka. Tidak berhenti sampai di situ, di ketahui kedua kelompok ini adalah semacam kelompok mafia kecil bernama Bloods dan Redline dari Red District. Selain itu, di laporkan juga terdapat dua korban jiwa yang telah di evakuasi keluar dari gedung. Seorang gadis dan seorang laki-laki.

"Untuk korban jiwa sendiri di ketahui untuk yang berjenis kelamin perempuan adalah salah satu mahasiswa perguruan tinggi negeri bernama Riana Angelica Wijaya, dan untuk korban jiwa yang berjenis kelamin laki-laki adalah Rimu Reon, ketua dari Redline."

Tubuh Pramudya kaku sekarang. Setelah Cecillia memanggil laki-laki itu dengan nama anak mereka dan Kinara mengatakan anaknya akan datang pada Pramudya untuk membunuhnya, membuat rasa penasaran Pramudya memuncak.

Setelah berhasil mendapatkan informasi lengkap dan sudah di yakini kebenarannya setelah mengutus seseorang untuk mengawasi laki-laki itu, Pramudya sudah cukup yakin mengenai siapa dia. Meskipun hasil tes DNA masih akan muncul beberapa hari lagi, Pramudya bisa menarik kesimpulan.

Rimu Reon adalah benar Edgar Pramudya, anak satu-satunya yang menghilang dan di bawa pergi oleh Kinara.

Tapi jika kau berani menghancurkan Red District dan Redline, maka anda akan berhadapan dengan saya!

Pramudya tak bisa lagi menatap layar, tubuhnya bangkit dan mulai terhuyung sampai seluruh orang yang ada di dekatnya segera memapahnya.

Kini, anak laki-lakinya memang tak bisa menghancurkan Pramudya. Akan tetapi rasa penyesalan menghantuinya sekarang karena tidak bisa menemukan fakta ini lebih cepat.

Lalu, pertemuannya dengan Rimu Reon di ruang kerjanya adalah untuk yang terakhir kalinya.

Kepala Pramudya merunduk dengan sudut maniknya mulai menggumpal menahan air mata yang hendak jatuh.

Anakku, maafkan Papa yang tidak bisa menyelamatkanmu lebih dahulu. Saya adalah orang tua yang tidak berguna hingga tidak bisa menyadari kehadiranmu pada waktu itu. Edgar, maafkan papa, maafkan papa.

Lihat selengkapnya