Reflection of Lavengenia

Eka Vebriana
Chapter #4

(4) Luca's Desicion

Ayah yang kukenal selama ini…

Selalu peduli, pandai memuji, juga tersenyum. Alangkah baiknya bila semua itu ditujukan padaku. Sebenarnya, siapa yang anak tiri dan siapa yang anak kandung sih?

 

Kenangan hitam dan putih membanjiri benak Luca. Setelah menerima kemarahan dari sang ayah. Luca pergi tanpa sepatah katapun, tujuannya saat ini adalah menemukan Lilia. Meski lelah terus mencari belas kasih sang ayah yang tidak pernah tertuju padanya.

 

Dimanapun Luca mencari bahkan selokan sekalipun, keberadaan Lilia masih jauh dari genggamannya. Pencarian tanpa petunjuk di tempat seluas ini, bak mencari jarum ditumpukan jerami . Luca yang putus asa sampai ke hutan Lavengenia.

 

“Kabarnya hutan ini sangat berbahaya, bahkan bagi rakyat Lavengenia sendiri.” gumam Luca.

“Mungkinkah sang putri bersembunyi disini?” ucap Luca sambil melihat pohon-pohon tua yang menjulang tinggi menutup pintu masuk hutan.

 

Ketika Luca hendak memasuki hutan, semak-semak disana tiba-tiba bergerak. Hal itu membuat Luca berjingkat kaget bercampur takut. “Si..siapa di.. disana?” ucapnya sambil terbata-bata.

 

Segera setelah sosok itu keluar mata Luca membulat besar dengan mulut menganga, terkesima pada sesosok vampire cantik yang datang dari balik semak-semak. Vampir? Aku tidak ingat ada vampire secantik ini di kerajaan.

 

~Sebelum itu~

 

Lilia yang masih bingung dengan perubahan wujudnya mendapat sebuah ide gila dari Zura. Meskipun secara teknis semuanya masih tetap sesui rencana, Lilia harus menelan harga dirinya kali ini. Pasalnya Zura menyarankan Lilia agar mengabdi pada sang raja dengan wujudnya saat ini.

Raja vampire yang telah menghancurkan negerinya, dan kemungkinan juga telah membunuh kedua orang tuanya. Dan Lilia harus mengabdi padanya? Ini rencana yang gila.

 

~Flashback off~

 

Dengan senyuman yang terkesan dipaksa Lilia harus menyapa Luca. “Ah ha..lo s..sa..lam kenal aku Lilia–na.” ucapnya terbata hampir salah mengucapkan nama.

 

“Hm Liliana? Kau berasal dari mana? Aku belum pernah melihatmu.” ucap Luca sembari terus memperhatikan Liliana –Lilia yang menyamar–.

 

“Aku vampire pengelana… Aku datang dari daratan yang jauh.” ucap Lilia polos dengan senyuman anehnya yang masih terus dipaksakan.

 

“Anda sendiri siapa? Maaf tapi saya belum banyak kenal dengan vampire di sekitar sini.” ucap Lilia basa-basi dan berusaha terlihat naïf.

 

“Baiklah biar kuperkenalkan diriku. Namaku Luca Malaxis, pewaris dari raja vampire Malaxis yang menguasai kota ini.” ucap Luca dengan penuh kebanggaan.

 

Sementara itu di balik hutan Zura dan Lancelot terus mengawasi mereka dengan hati-hati. Lancelot yang sedari tadi tidak sabar untuk mendekati Lilia terpaksa harus bersabar demi keberhasilan rencana gila ini. Angin yang berembus menyibak helaian surai Lilia. Rambutnya masih berwarna silver ke biruan yang indah sebagaimana dirinya yang dulu. Hanya saja pupil matanya yang merah menambah kesan memesona pada Lilia. Begitupula bagi Luca, saat itu pula jantungnya bergetar. Mungkinkah?!

 

Masih dengan penyamarannya Lilia berusaha mengambil hati Luca. Dan mulai mengobrol banyak dengannya. Secara perlahan Luca mulai membuka dirinya pada Lilia, bercerita tentang perbedaan sikap ayahnya pada dirinya dan kakaknya.

 

Lihat selengkapnya