“Fyuuh… dinginnya.” ucap Lilia sambil menghembuskan uap panas dari mulutnya.
Disamping Lilia berdiri seorang Vincent yang melihatnya dengan tatapan heran.
“Kau ini putri es, tapi tidak suka dingin?”
Lilia merutuki takdirnya karena harus terjebak di gunung Valor bersama vampire menyebalkan ini.
~Flashback~
Vincent dan Lilia menghadap raja vampire, Malaxis. Lilia sebenarnya enggan dan bahkan tidak sudi karena harus bersujud di hadapan vampir sepertinya, yang telah merenggut segalanya dari Lilia.
“Vincent dan Liliana kuperintahkan kalian untuk mencari putraku Luca yang menghilang entah kemana.”
Vincent dan Lilia terkejut mendapati berita mendadak seperti itu. Karena sebelumnya Luca masih ada di kastil dan mencari Lilia.
“Baik ayah.” ucap Vincent dengan tenang tanpa membantah sedikitpun.
Lilia melihat tatapan Vincent yang tenang, namun Lilia tahu dibalik ketenangannya itu ada rasa kekhawatiran yang sangat banyak.
Liliapun memberanikan diri untuk bertanya pada Malaxis.
“Maaf bila saya lancing rajaku, setahu saya beberapa hari lalu Luca masih ada di kastil. Mengapa tiba-tiba dia menghilang, apakah sebelumnya dia mengatakan sesuatu?”
“Kau tahu sendirikan bagaimana hubunganku dengan Luca, aku tidak tahu apa yang dipikirkan anak itu. Terakhir kali dia menemuiku hanya untuk melaporkan perkembangan pencarian Putri Lilia.”
Lilia melihat raut wajah Malaxis, tampak jelas bahwa ada rasa cemas seorang ayah pada anaknya. “Ternyata dia masih punya hati.” batin Lilia.
“Tapi mengapa Yang Mulia menyuruh saya? Karena saya rasa Tuan Vincent saja sudah cukup.” ucap Lilia berkelit agar terhindar dari tugas itu.
“Karena Luca memercayaimu, bila aku menyuruh Vincent saja dia tidak akan mau pulang.” ucap Malaxis dengan senyumannya yang tipis.
Lilia sedikit tercengang mendengar perkataan Malaxis, dia sama sekali tidak menyangka bahwa sang raja vampir yang egois sepertinya masih bisa memikirkan keadaan anaknya. Karena mengingat cerita Luca tentang ayahnya dulu, Lilia pikir Malaxis sama sekali tidak peduli pada Luca.
~Flashback Off~
Jadi begitu cerita mengapa Lilia bisa terjebak bersama Vincent di gunung Valor. Menurut bola pengetahuan Luca berada di sekitar wilayah ini. Tapi mereka masih belum tahu apa tujuannya yang sebenarnya.
Sebenarnya gunung Valor ini adalah gunung berapi, namun berkat Lilia yang dulu pernah kehilangan control kekuatannya gunung Valorpun di sulapnya menjadi gunung es abadi.
Badai es yang semakin kencang dan langit senja memaksa mereka untuk mencari tempat berteduh. Untunglah ada sebuah gua kecil yang terbentung dari pecahan batu gunung.
Hanya diam yang menyelimuti keduanya, tidak ada satupun yang sudi memulai pembicaraan. Hingga suatu pertanyaanpun terlintas di benak Lilia.
“Hei Vincent, mengapa kau mau menuruti perintah ayahmu? Bukankah kau tidak menyukainya dan juga Luca.”
“Bukannya aku mau, tapi aku harus melakukaannya demi keberhasilan rencanaku. Putri sendiri tadi terlalu banyak bicara, bisa-bisa sang raja curiga lho.” ucap Vincent kembali menggoda Lilia.
“Huh kau tidak perlu ikut campur urusanku.” ucap Lilia sebal kemudian tidur bersandar di dinding gua membelakangi Vincent.