~Sekembalinya di kastil~
“Vincent!!!”
Bulu-bulu Vincent bergidik ngeri mendengar teriakan lantang itu. Seorang gadis yang usianya tampak lebih muda 2 atau 3 tahun darinya berlari dengan pakaian gaya putri bangsawan. Pelukan erat yang berasal dari gadis itu hanya bisa ditanggapi Vincent dengan senyuman dipaksakan.
Sementara itu Lilia yang berada di samping Vincent dibuat heran di tingkah tiba-tiba gadis aneh itu. “Siapa dia?” pikir Lilia.
Kemudian Luca datang dari dalam kastil. Wajahnya tampak sedikit kesal melihat gadis itu memeluk Vincent.
“Kemana saja kau? Maria mencarimu.” ucap Luca dengan nada sedikit emosi.
Luca yang melihat kehadiran Liliana yang tampak kebingungan segera menjelaskan siapa gadis itu.
“Oh Liliana kenalkan dia Maria Van Rosberth. Dia kerabat jauh kami, dan secara teknis dia itu_ tunangannya Vincent.” terang Luca yang sedikit terhenti pada kata tunangan.
Lilia sangat terkejut mendengar hal itu, ternyata seorang viscount vampir seperti Vincent juga bisa memiliki kekasih. Dan lagi sikap kekasihnya ini sangat berlawanan dengannya, bahkan benar-benar berbeda dari bayangan liar Lilia tentang tipe wanita Vincent.
Mariapun segera menarik Vincent untuk berjalan-jalan bersama. Matanya sempat bertatapan dengan Lilia, meski hanya sekilas Lilia tahu itu adalah pandangan tidak suka yang hanya tertuju padanya.
“Baiklah Liliana aku pergi dulu ya, ada sesuatu yang mau kuurus. Dan sepertinya hari ini pekerjaanmu banyak, karena akan ada pesta malam ini.” ucap Luca yang kemudian pergi dengan membawa beberapa gulungan kertas di tangannya.
~Malam pesta~
Pesta meriah yang diadakan di kastil Lavengenia untuk pertama kalinya hanya didatangi oleh para vampir. Kastil ini bukan lagi milik Lavengenia, para vampir telah menguasai seluruh negeri tercinta Lilia.
Dan kali ini telah digelar pesta meriah oleh tunangan dari Vincent, Maria. Pesta ini digelar semata-mata untuk menyambut kedatangannya, sekaligus memperkenalkan Vincent yang telah menjadi tunangannya.
Pesta yang dihadiri oleh para bangsawan vampir ini membuat Lilia tidak nyaman.
“Bisa-bisanya para vampir busuk itu keluar masuk kastil semudah ini. Andai saja… andai saja aku lebih kuat… maka aku tidak akan kehilangan rumahku seperti ini. Bersiaplah kalian para vampir, kupastikan malam ini tidak ada satupun dari kalian yang akan keluar dengan selamat.” ucap Lilia yang melihat dari luar kastil, matanya berkilat-kilat menyimpan dendamnya selama ini.