Andika
Cieee….yang mendadak sibuk kayak artis.
Margaretha Clarice
Cieee….ada yang kangen.
Andika
Siapa yang kangen?
Margaretha Clarice
Cieee…ada yang nggak mau ngaku.
Andika
:P
Margaretha Clarice
Besok kan ketemu di gereja. Jangan khawatir :D
Lagi banyak tugas ni hehehe
Andika
Iya. Aku hanya bercanda kok. Biar kamu nggak stress :D
Aku memasukkan HPku ke tas dan kembali membaca buku. Hari telah sore tapi aku memutuskan untuk tinggal lebih lama. Menghabiskan sore dengan membaca buku di gazebo seperti hari-hari sebelumnya.
“Suka membaca buku ya?”
“Eh…iya.”
“Novel?”
“Nggak sih. Macam-macam.” Mendadak aku merasa gugup melihat Ian duduk di depanku. Tetapi aku mencoba santai dan akrab seperti yang dia lakukan.
“Mahasiswa baru ya?”
Aku mengangguk, “kamu?”
“Jangan tanya deh,” dia tertawa, “Empat tahun di atasmu.”
“Oh ya?” tanyaku tidak percaya, “nggak terlihat setua itu kok.” Dia tertawa lagi. Manis sekali.
“Trims sudah menghibur.” Aku tertawa menanggapinya. Dia orang yang ramah dan mudah bergaul. Dari pertama kali melihatnya, aku selalu melihatnya dominan dalam kelompok. Itu memang karakternya. Dari obrolan ini, aku bisa menilai bahwa dia adalah orang yang aktif dan tidak bisa tinggal diam. Dia juga suka berteman dengan orang-orang baru. Semua orang yang diajaknya bermain basket juga belum lama dia kenal. Kecintaan mereka terhadap basketlah yang menyatukan mereka.
“Kadang aku merasa penasaran lho ketika melihat orang. Seperti ingin tahu tentang mereka.”
“Pemikiran yang aneh,” aku melihatnya dengan heran, “kalau aku biasanya hanya peduli dengan orang yang berhubungan langsung denganku.”
“Tetapi aku berpikir kalau kita harus peduli. Bagaimana kalau mereka butuh penghiburan?” aku mengangkat alisku tanda tidak mengerti. “Seperti Ichigo yang peduli dengan Rukia…..”
“Itu Bleach ya?” dia mengangguk, “suka film atau komik itu juga?” dia kembali mengangguk. Aku berteriak girang menemukan orang yang menyukai kartun yang sama denganku. Aku banyak menemukan orang yang suka film anime, tetapi jarang sekali ada yang suka dengan Bleach, satu-satunya Anime yang kusuka. Setelah itu obrolan berganti tentang beberapa seri terakhir film kartun itu.
“Kamu kecil seperti Rukia.”
Aku tergelak mendengar perkataannya, “aku anggap itu pujian.”
“Eh sudah makan? Makan yuk, aku lapar.”
“Aku….aku kayaknya nggak makan deh.”
“Sudah, ayo ikut,” dia menarik tanganku agar aku berdiri, “biar bisa ngobrol tanpa diganggu perut keroncongan.”
Aku berjalan di sampingnya. Dan sadarlah aku mengapa dia mengataiku kecil. Aku hanya setinggi bahunya. Dia memang tinggi sekali. Ketika memboncengnya pun, orang di depan kami belum tentu bisa melihatku yang duduk di jok belakang motornya.
***
“Selamat pulang, Tuhan memberkati.”
“Ya, Tuhan memberkati.” Jemaat saling memberi salam dan pergi meninggalkan gereja.
“Tha, aku antar pulang ya?”
“Tumben mau ngantar?” dia hanya tersenyum dan memakai jaketnya.