Blurb
Aku salah, sebutlah aku tidak konsisten saat mengatakan bahwa aku tidak menyukaimu. Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku.
Melihatmu merangkap sebagai Senior yang memiliki ciri khas sendiri saat itu tidak begitu membuatku tertarik.
Anehnya kenapa aku menyesali itu semua? Bodohnya aku yang dulunya hanya menilaimu dari penampilan adalah sebuah kesalahan.
Tapi aku sadar aku salah, aku menyukaimu, mencintaimu.
Melihatmu dengan dia tepat di tahun kedua kita bersama itu menyesakkan tapi apa yang bisa aku perbuat? Hanya tersenyum dan menelan pahitnya sebuah pengharapan yang sia-sia.
Tapi tenanglah aku cukup kuat untuk terus berdiri, sekalipun kadang limbung melihat kemesraan kalian yang tak setara dengan kemesraan saat bersamaku dulu. Tapi itu sudah cukup membuatku bahagia. Dan sekarang aku kembali sakit, iya sakit karena sudah merelakanmu dengan orang yang salah.
Kalian terpisah, entah apa sebabnya tapi aku tetap berusaha sebisa mungkin untuk berada disekitarmu. Memberimu semangat juga dukungan diakhir perjuangan studimu. Seperti yang ku inginkan dulu. Sungguh aku tak ada hentinya bersyukur sebab tuhan mendengar doaku disepertiga malam dan disela sujudku. Ia menjawab doaku dengan membiarkan itu terjadi.
Tak banyak yang aku inginkan hanya menginginkan senyum dan kembali nya kamu kelingkaran kehidupanku.