"Audry!" Suara cempreng itu terdengar memekik membuat tuli semua pendengar.
Si empunya nama menoleh saat mendengar sahabatnya itu berteriak dengan sangat kencang.
"Kenapa?" tanya Gadis yang namanya diteriaki tadi.
"Rega udah di depan tuh."
Mata gadis itu terbelalak kaget, "Sejak kapan?" tanyanya bergegas membereskan semua barangnya.
"Baru sih." Jawab Dream hanya mengedikan bahu.
Audry berlari menuruni tangga dengan terburu-buru tanpa memperhatikan langkahnya dengan baik. alhasil buku yang ia peluk terjatuh secara keseluruhan karena tidak tersusun dengan baik.
"Shit," Decaknya menuruni tangga cepat untuk mengumpulkan bukunya.
Masih dengan tergesa-gesa membereskan buku yang berserakan mata gadis itu tak sengaja menangkap siluet Rega yang sudah berdiri manis disamping motor sportnya. Gadis itu menghampiri Rega digerbang dengan melemparkan sebuah pernyataan yang sarkas.
"Suka banget sih jemput nggak pake info! Coba aja kalau gue lagi ada kelas, gue suruh pulang lu!" Jengkel gadis itu.
"Heh nek lampir, nggak usah ngegas ini juga yang mau jemput siapa sih!? Kalau bukan karena nyokap lu juga nggak bakalan gue mau jemput!" baliknya berdecak.
"Ya kan lo bisa aja nolak, bilang sibuk kek apa kek." Jawabnya tak mau kalah.
"Yakali gue nolak permintaan nyokap lu entar gue yang diomelin lagi."
"Lebay lu, diomelin aja takut gimana dipukulin."
"Bacot amat sih! Cepet naik!" Suruhnya cuek.
Dengan muka ditekuk Audry tetap mengikuti perintah Rega dengan setengah hati. Motor sport itu melaju meninggalkan gerbang kampus yang sudah dipenuhi mahasiswa yang ingin beranjak dan baru saja tiba.
"Heh singgah mini market dulu yak, mau singgah beli sof***." Audry setengah berteriak agar suaranya tak kalah dengan angin.
Tanpa menjawab Rega langsung mengikuti permintaan gadis itu. Simpelnya Rega dan Audry masih sepupuan dari orang tua yang masih bersaudara. Alhasil kedekatan mereka kadang menuai banyak perhatian apalagi dengan Rega yang sekarang notabennya sebagai model itu membuat banyak cewe-cewe yang lewat sedikit mencuri pandang.
"Bentar yak." Gadis itu turun dan segera ngacir ke dalam mini market.
"Cepetan!" Rega sedikit berteriak yang hanya dibalas dengan anggukan dari gadis itu.
Audry seorang kutu buku yang lebih suka rambut diikat ekor kuda dengan tas yang serba donker. Yups, gadis kutu buku itu sedikit berbeda dengan kutu buku pada umumnya. Ia pintar, cerdas, dan sangat bersahabat dengan semua orang. Tapi sayang untuk yang baru mengenalnya akan sangat heran dengan perbedaan sikap itu. Tidak berselang lama gadis itu keluar dan langsung menggunakan helm tanpa instruksi. Mereka kembali melaju menuju rumah gadis itu.
"I'm home!" Teriaknya
Audry membanting dirinya di sofa empuk yang terdapat diruang tamu. Rega ikut masuk dan menggeleng kepala heran melihat sikap Audry yang lebih kepada barbar.
"Ma?" Panggilnya tidak ada sahutan.
"Pa?" Tidak ada sahutan juga.