Regret

Alnia Z
Chapter #3

Lone Wolf

Chapter 3

LONE WOLVES

Malam kedua, aku memulai latihan menggunakan pemanah agar bisa meningkatkan tingkat konsentrasiku melakukan akurasi dimalam hari yang gelap. Aku meletakan 3 buah apel ditempat yang berbeda dan mencoba untuk mengenai apel tersebut dengan anak panah, aku berusaha bersatu dengan alam sambil memejamkan mataku, ketika merasa sudah bersatu dengan alam aku langsung mengarahkan busurku kearah apel tersebut dan berhasil mengenai 2 dari 3 apel.

“ck… kalau begini terus aku tidak akan bisa berkembang..”, gumamku kesal.

Aku melanjutkan latihan konsentrasiku dengan berusaha bersatu dengan alam, tiba-tiba “DUAR!!!” ada suara ledakan di desa. Aku dengan sigap membawa busur dan anak panah dan lari kearah ledakan itu.

“Rudy!!! STOP!! jangan kearah ledakan itu!!”

“tapi bu.. desa sedang diserang..”

“Kau masih berumur 6 tahun, kau belum cukup umur untuk melawan Demon, bersembunyi lah dilorong bawah tanah, ibu pasti akan kembali kerumah nak”

Sambil menggenggam busur panah dengan kencang aku terpaksa kembali kerumah dan bersembunyi dilorong bawah tanah, kesal rasanya menjadi orang yang lemah sedangkan orang yang kita sayangi harus bertarung demi melindungiku. Sambil menenangkan diriku aku kembali berlatih memfokuskan diri sendiri dilorong bawah tanah, dan tiba-tiba aku teringat apa yang dikatakan goblin, kalau aku bisa mengontrol mana yang ada dalam diriku mungkin aku bisa menjadi lebih kuat. Saat mencoba mengumpulkan seluruh aura focus kedalam jantungku tiba-tiba…. cahaya warna biru keluar dari tubuhku memancar keatas dan secara pelrlahan chaaya biru ini berubah menjadi merah dan “DUARR!!!” menghancurkan rumahku hingga tak tersisa.

Sementara itu di desa terjadi peperangan antara Elf dan Demon….

Namaku Ley Fraunch, aku adalah ibu dari seorang anak yang ditakdirkan untuk meneruskan perjuangan melindungi bangsa Elf dari bahaya. Suamiku Ren Fraunch tewas ketika melindungi anaku dari serangan Demon pada saat berburu dihutan, dan anakku Rudy Fraunch adalah satu-satunya keturunan Fraunch yang ditakdirkan untuk bertarung di medan perang melawan Demon.

24 Juli XVI, desa kami diserang oleh sekelompok Demon dan aku bertempur dibarisan depan untuk melindungi desa, karena aku satu-satunya elf yang dianugrahi oleh Dewi Angin Sylph, aku bertarung menggunakan mana atau bisa disebut magic. aku terus membunuh Demon yang berusaha menembus lapisan terakhir pertahanan desa dengan menggunakan magic berelmen angin. Namun pasukan Demon sangat banyak sekali, aku tidak bisa bertarung sambil melindungi warga desa jadi yang kulakukan hanya membunuh Demon sebanyak yang ku bisa. Setelah 30 menit aku bertahan melindungi demon masuk dari gerbang desa, Demon benar-benar tidak bisa tembus berkat magic yang kugunakan. Saat aku percaya diri bisa memenangkan peperangan, ini tiba-tiba suara ledakan yang sangat besar berada dibelakangku. Saat kulihat kebelakang, ternyata itu berasal dari rumahku, tanpa pikir panjang aku langsung mengeluarkan pertahanan paling kuat,

“ETERNAL WIND BARIER!!!”, seluruh desa terlindungi dengan barrier angin dan aku bergegas lari kebelakang.

“Yooo… kenapa kau terburu-buru gadis cantik”

“WIND SLASH!!”

Lihat selengkapnya