REGRET

quinbbyyy
Chapter #7

Another Surprise

Pagi itu, cahaya matahari yang masih lemah mulai merambat masuk melalui tirai jendela, menciptakan bayangan lembut di dinding kamar. Dalam suasana yang masih tenang, suara ponsel Nathalie tiba-tiba memecah keheningan, membangunkannya dari tidur yang tak sepenuhnya nyenyak. Dengan mata yang masih setengah terpejam, Nathalie meraba-raba mencari ponselnya di meja samping tempat tidur. Ketika melihat nomor tak dikenal di layar, ia merasa sedikit bingung, namun tanpa berpikir panjang, ia mengangkat telepon itu. "Halo, selamat pagi, Mbak Nathalie?" Suara seorang pria di seberang sana terdengar ramah namun sedikit tergesa-gesa.

"Pagi... Siapa ini?" jawab Nathalie dengan suara yang masih serak, berusaha mengenali suara tersebut.

"Saya dari ojek online, Mbak. Ada pesanan makanan untuk Anda, dan saya sudah di depan rumah."

Nathalie terdiam sejenak, mencoba mengingat apakah ia memesan makanan, terutama sepagi ini. Namun, rasa ingin tahunya lebih kuat, membuatnya akhirnya menjawab, "Oh, baiklah. Saya akan keluar sebentar."

Dengan langkah malas, Nathalie mengenakan jaket tipis dan keluar dari kamar. Saat ia membuka pintu depan, udara pagi yang sejuk menyambutnya, membantu mengusir rasa kantuk yang masih tersisa. Di luar, seorang pengemudi ojek online menunggunya dengan senyum ramah, sambil memegang sebuah kantong kertas cokelat yang terlihat elegan.

"Ini pesanannya, Mbak," kata pengemudi itu, menyerahkan kantong kertas tersebut dengan hati-hati, seolah-olah isinya sangat berharga.

Nathalie menerima kantong itu dengan ekspresi bingung. "Terima kasih," ucapnya singkat, lalu kembali masuk ke dalam rumah.

Setelah kembali ke meja makan, Nathalie meletakkan kantong kertas itu dengan hati-hati dan mulai membukanya perlahan-lahan, seolah ada sesuatu yang istimewa di dalamnya. Aroma harum dari roti panggang segar dan kopi hangat segera memenuhi ruangan, membawa kehangatan yang menyenangkan di pagi yang masih dingin itu. Di antara makanan tersebut, matanya menangkap sesuatu yang lain. Sebuah amplop putih kecil yang diselipkan rapi di antara kotak-kotak makanan.

Dengan hati-hati, Nathalie meraih amplop itu, jantungnya berdebar lebih cepat. Ia tahu ini bukan sekadar sarapan biasa. Setelah membuka amplop, ia menemukan sebuah kartu ucapan yang sederhana namun elegan, dengan tulisan tangan yang sangat dikenalnya. Perlahan, ia mulai membaca:

"Pagi sayang, 

Pagi ini, aku pengen mulai dengan permintaan maaf yang tulus. Aku tahu tadi malem aku bikin kamu marah, dan aku benar-benar menyesal. Sarapan ini cuman ungkapan kecil dari penyesalanku, dan harapanku agar kita bisa memulai hari ini dengan lebih baik. Maafkan aku, sayang. Aku mencintaimu lebih dari yang bisa kuungkapkan dengan kata-kata. 

-Tunanganmu"

Air mata mulai mengalir di pipi Nathalie saat ia membaca kata-kata tersebut. Perasaan hangat perlahan memenuhi hatinya, menghapus segala amarah dan kekecewaan yang sempat ia rasakan sejak malam sebelumnya. Ia tahu, dalam setiap kata-kata itu, ada ketulusan yang sulit dijabarkan. Amarah yang tadi masih mengendap kini beralih menjadi keharuan, menyadarkannya bahwa apa yang mereka miliki lebih kuat daripada sekadar kesalahpahaman.

Nathalie menghapus air mata yang mengalir, lalu tersenyum kecil. Tanpa ragu, ia mengambil ponselnya dan mengetik pesan singkat untuk tunangannya:

"Makasih yaaa buat sarapannya Bub.. Bisa aja ni kadal satu gombal :p btw aku juga mencintaimuuuu. Apa nanti kita bisa ketemu?"

Pesan itu terkirim, dan hanya dalam hitungan detik, balasan datang dengan cepat:

"Aku sudah menunggumu sejak semalam. Apapun untukmu, sayang. Sampai nanti."

Nathalie meletakkan ponselnya dengan senyum yang lebih lebar. Ia mengambil secangkir kopi dari kotak makanan itu dan menyeruputnya perlahan, menikmati setiap tegukan. Pagi yang dimulai dengan kebingungan kini berubah menjadi awal yang penuh harapan. Ia tahu, hubungan mereka mungkin tak selalu mulus, tetapi dengan cinta yang kuat dan ketulusan seperti ini, mereka bisa melewati apapun bersama.

Hari itu, Nathalie merasa segalanya menjadi mungkin. Cinta yang mereka miliki, meskipun diuji oleh pertengkaran dan kesalahpahaman, tetaplah cinta yang penuh dengan kehangatan dan harapan. Dan pagi ini, ia bersyukur memiliki seseorang yang begitu peduli, yang tak hanya meminta maaf dengan kata-kata, tapi juga dengan tindakan nyata. Sebuah awal yang indah untuk hari yang baru, dan mungkin juga untuk perjalanan cinta mereka yang panjang di masa depan.

Lihat selengkapnya