REGRET

quinbbyyy
Chapter #20

EPILOG

Di malam yang tenang, kamar Debby menjadi tempat pertemuan dua remaja. Ruangan itu dipenuhi warna abu-putih yang mendominasi. Menampilkan kesan monochrome yang menenangkan dan aesthetic. Dengan boneka-boneka yang menghiasi dinding, memberi kesan hangat dan penuh keakraban. Debby, yang baru saja menyelesaikan sholat Isya tengah duduk bersila di tepi tempat tidurnya. Mata yang penuh kedamaian melirik ke arah pintu, menunggu kehadiran sepupunya.

Pintu kamar perlahan terbuka dan menampakan sosok sepupunya bernama Yuni yang melangkah memasuki ruang kamarnya. Yuni membawa sekeranjang cemilan dan sebotol jus, senyum ceria menghiasi wajahnya. Ia meletakkan barang-barang di meja samping tempat tidur dan menatap Debby dengan penuh antusiasme. "Mbyyy, siap can jang curhat?" (Mbyyy, siap belum untuk curhat?) tanya Yuni dengan nada sunda yang khas, matanya berkilau dengan semangat.

Debby mengangguk sambil tersenyum lembut. "Nya heueuh atuh, abi geus nungguan” (Tentu saja, aku sudah menunggu) Yuni membuka kantong cemilan dengan gesit, menuangkan jus ke dalam dua gelas, dan duduk di samping Debby. Keduanya memulai sesi curhat malam dengan santai, saling bertukar cerita dan berbagi tawa.

"Eh siah, abi aya carita rame pisan kamari peuting” (Ngomong-ngomong, aku denger cerita menarik kemarin malam) kata Yuni, suaranya penuh misteri. "Di radio XXX FM, host-na nyarita tentang lalaki anu ngajual tunanganna jang mayaran hutang manehna. Gelo heeh!!” (Di radio XXX FM, host-nya bercerita tentang seorang pemuda yang menjual tunangannya untuk melunasi utangnya. Gila banget ya!!)

Raut wajah Debby langsung berubah menjadi penuh perhatian. "Aslina?! Kadanguna rame. Cik caritakeun leuwih loba.” (Serius?! Itu kedengarannya sangat menarik. Ceritakan lebih lanjut).

Lihat selengkapnya