Keadaan kantin sedang ramai, banyak yang lalu lalang membawa makan siangnya. Maklum, setelah sekian lama berkutat dengan pelajaran mereka perlu mengisi ulang energi.
Begitu juga dengan tokoh utama kita, yang sekarang bukannya makan malah memperhatikan gebetannya. Semangkok bakso yang berada di depannya ia anggurkan begitu saja. Mungkin karena masih belum menemukan cara yang tepat untuk mendekati Rachel, rasanya ia sangat susah diraih.
"Weii..., bengong aja lo," seseorang duduk menabrakkan dirinya ke Adrian. Adrian yang mendapat serangan tiba-tiba menoleh ke arah pelaku, terlihat seorang cewek berkuncir satu yang dari cara duduknya, bisa dipastikan tomboy.
"Siapa lo?" Adrian menaikkan salah satu alisnya, pasalnya selama di SMA ia tak pernah memiliki teman sama sekali. Lebih tepatnya, tak ada yang mau berteman dengannya, mungkin karena penampilannya yang culun atau mereka merasa gengsi berteman dengannya.
Adrian melihat orang asing itu dari atas hingga bawah. Ia tak pernah melihat cewek itu di sekolah, apakah dia murid baru? Atau dirinya yang terlalu ansos sampai tidak menyadari ada murid baru?
"Perkenalkan nama gue Megan, gue murid baru dari kelas sebelah dan baru pindah hari ini." Cewek bernama Megan ini mengulurkan tangannya.
"Oh, pantesan gue gak pernah liat lo"
'Emang dulu pernah ada murid baru ya? Perasaan gak ada deh, kok gue gak inget.'
"Nama gue Adrian, btw." Adrian membalas uluran tangan Megan.
"Lo ngapain sih bengong aja, ngeliatin apaan sih?" Megan mengikuti arah pandangan yang dilihat Adrian.
"Wahh, cantik juga tuh cewe. Dia sekelas lo sama gue,"
"Lo suka sama dia?" tebak Megan.
"Hah! A-eh-enggakk, mungkin itu perasaan lo aja kali,"
"Udah gak usah bohong, keliatan dari muka lo."
"Hahh, emang keliatan banget?" Ia menghela nafas berat.
"Namanya Rachel, gue mau deketin dia, tapi gue bingung gimana caranya." Adrian menopang salah satu tangannya bingung.
"Lo kan sekelas sama dia nih, lo mau bantu gue deketin dia gak? Secara nih gue gak ada kenalan cewek sama sekali," ucapnya tersenyum miris.
"Gue tahu kita baru aja kenal, tapi gue beneran suka sama dia. Gue pengen jadi orang yang spesial buat dia."
"Hahh..., hari ini hari pertama gue di sekolah baru dan gue langsung disuruh nyomblangin orang. Berkesan sekali hari ini," Cewek itu memutar kedua matanya.
"Hehehe..., tolonglah, lo kan udah jadi temen gue sekarang, tolongin temen lo inilah," ucap Adrian dengan nada memohon.
'Sekalian gue cari tahu, siapa dia sebenarnya, kenapa gue gak inget sama sekali kalo ada anak baru'
Melihat hal itu, muncullah ide jail dalam diri Megan untuk menggoda Adrian "Oh, kita temen?"
"Hah? Hmm..., ya kan kita udah kenalan tadi, anggep aja udah temenan," ungkap Adrian ragu, menyadari permintaannya yang tidak masuk akal, meminta orang yang baru dikenal untuk membantunya dalam urusan percintaan bukanlah hal yang wajar.
"Pfftt..., gue bercanda. Serius amat lo jadi orang," Megan menyikut lengan Adrian sambil menahan tawa.
"Ahahaha..., gitu ya?" Adrian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
'Akhirnya kita bisa jadi temen, Dri' Diam-diam Megan tersenyum senang.
"Eh, bentar lagi kan istirahat mau abis, nanti mau gak lanjut di luar sekolah? Gue masih butuh saran lo nih," tawar Adrian.
"Boleh, mau dimana?"
"Cafe 'Pojok Taman' gimana?"
"Deal. Tapi gue nebeng,"
"Sure."