"Kenapa lo buang dah?" Adrian mengangkat salah satu alisnya, heran melihat temannya itu membuang beberapa timun ke atas meja makan.
"Gue gak suka timun," Megan menggeleng, mencebikkan bibirnya, tak suka. Sekarang mereka sedang berada di kantin, menikmati makan siang masing-masing. Adrian dengan cwie mienya dan Megan dengan ayam bakarnya, yang kadang sesekali disertai perdebatan kecil diantara mereka.
"Gak suka? Padahal enak tau," Adrian mengunyah sayur selada dengan nikmatnya.
"Enak darimana coba?" kata Megan tak percaya sambil mengaduk teh manis panasnya.
"Rasanya seger-seger, gimana gitu. Apalagi kalo makannya pake sambel, beuh. Mantap abis," Ia mengacungkan jempolnya bangga.
"Tetep aja gue gak suka, baunya itu lho aneh banget." Hidung Megan langsung mengkerut, melihat timun yang baru ia buang.
"Aneh dari mana dah, kayaknya hidung lo deh yang bermasalah." sanggah Adrian.
"Dih, terserah gue lah. Hidung juga punya gue, selera orang kan beda-beda. Hargai, lah. Kalo lo mau dihargai, hargai juga orang lain, dong." omel Megan panjang lebar. Padahal yang dikatakan Adrian hanya satu kalimat tapi dibalas berkali lipat oleh Megan.
"Ya, kagak gitu juga, nyet. Jangan dibuang juga dong. Buang-buang makanan namanya, kan bisa lo kasik ke gue. Sensi amat sih lo hari ini," balas Adrian tak kalah sengit.
"Ya maap lah, namanya juga orang lagi laper, jadi sensian. Nanti kalo gue nemu timun, gue kasik ke lo deh. Tenang, aja." Lalu Megan kembali melanjutkan makan siangnya yang tadi sempat tertunda.
"Yaelah, bukan itu intinya, dodol." Ia menepuk jidatnya, merasa menyesal sekaligus bingung, kenapa orang yang berada di sampingnya sekarang ini dapat menjadi temannya.
"Ehm, ehm." Suara batuk seseorang menginterupsi percakapan mereka. Yang ternyata adalah Rachel dan kedua temannya yang tengah membawa nampan berisi makan siang mereka.
"Misi gaes, sorry ganggu. Gue mau tanya, boleh gak kita duduk bareng sama kalian?" tanya Rachel penuh harap.
"Boleh, boleh. Duduk aja," ungkap Adrian senang, membiarkan Rachel dan kedua temannya duduk di seberang mereka.
"Halo, lo anak baru kemaren itu kan? Gue Rachel, salam kenal." Rachel mengulurkan tangannya, yang dibalas oleh Megan. Begitu pula dengan Dara dan Fany.
"Gue Dara, salam kenal."
"Hai, gue Fany. Salam kenal."
"Hai juga, gue Megan. Salam kenal,"
"Eh, btw, kalian besok sabtu kosong nggak?" tanya Rachel tiba-tiba.
"Gue kosong sih,"
"Kayaknya gue kosong. Kenapa memangnya?" tanya Megan penasaran.
"Jadi, kemarin itu kan, Adrian nolong gue. Nah, sebagai ucapan terima kasih, gue mau traktir kalian jalan bareng nih, mau gak?" ajak Rachel sambil mengaduk jus semangkanya.
"Waduh, gak usah lah. Gak usah repot-repot." ungkap Adrian sungkan.
"Nggak kok gak papa, gak usah sungkan. Gue paling gak suka utang budi sama orang, jadi santuy aja." kata Rachel sembari tersenyum kepada Adrian yang berada di depannya.