Rei Mars

Hafitta Illa
Chapter #2

Rei Mars 2

Suasana panas mulai menusuk kulit siapapun yang berani bertandang di bawah teriknya sang Surya.

Suara riuh para siswa terdengar sangat nyata di indra pendengaran setiap orang berada disana.

"Panas banget" Suara Fito mengeluh pada temannya.

"Kantin mana sih?!" Sahutnya lagi merasa frustasi karena dari tadi mereka tidak menemukan kantin.

Tiba-tiba Fito melihat sebuah rumah kecil di dalam sekolah tersebut. "Eh, itu rumah siapa dah? Kok ada di dalem sekolah begini" tanyanya kepada temannya.

"Entah"

"Kesana yuk, gue kepo nih"

"Oke ayo"

Mereka berdua pun mulai berjalan menuju rumah kecil yang berada tak jauh dari mereka. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seorang wanita yang berpakaian compang-camping layaknya orang gila pada umumnya menghampiri serta mengganggu mereka.

"Ahahaah, dimana-mana hatiku senang. Lalalalalalala lalalalalalala. Ganteng banget masnya" wanita tersebut seketika berhenti bernyanyi dan melihat ke arah teman Fito seraya tersenyum tak berarti.

"Man, kok gue punya perasaan gak enak nih" ucap Fito.

"Duhh! Mana ngeliatin gue mulu lagi"

Tiba-tiba wanita tersebut langsung memeluk pria yang berada di sebelah Fito. Dan dia tertawa lepas.

"Suami aku. Suami aku. Gantengnya suamiku" ujarnya sendirian.

"Eh bukan gue bukan suami lo"

Wanita itu semakin mengeratkan pelukannya tak memberi ruang kepada korban yang terkena pelukannya.

Sedangkan yang dipeluk hanya bisa menjauhkan dirinya dari wanita tersebut.

"Syuh,syuh. Jauh-jauh lu jauh-jauh. Pait, pait, pait"

Kini ia pun berhasil lolos dari pelukan maut wanita tersebut dan segera berlari tak tentu arah. Sedangkan Fito masih bergeming di tempatnya. Namun tak lama kemudia ia pun kabur dari tempat tersebut.

"Ehehe. Saya mau kabur juga ya" Fito berlari sekencang-kencangnya.

"Huhh! Sebel Sebel Sebel Arghh!!!"

Ujar wanita itu kesal karena Fito dan temannya berhasil kabur. Lalu ia pun kembali tertawa-tawa sendiri berlari layaknya seorang anak kecil, dan menakut-nakuti semua orang yang melintas di dekatnya.

Setelah menjauh dari wanita tersebut Fito memelankan langkahnya, namun ia tersadar bahwa temannya tidak lagi bersama dengan dirinya. Ia pun mulai panik kemana perginya sang teman.

"Duhh lo kemana sih?"

**

BRAKK!!!.

Tiba-tiba terdengar sesuatu yang membentur meja yang di tempati oleh Rei dan juga Mars.

Sontak membuat mereka berdua terkejut. Terutama Rei, ia sampai tersedak oleh bakso karena ia terkejut oleh benturan tadi. Tak hanya tersedak,bakso nya pun tumpah tanpa sisa di atas meja kantin tempatnya makan saat ini.

"Uhuk,uhuk"Rei memukul-mukul dadanya. Lalu tanpa komando tangannya meraih es jeruk milik Mars tanpa izin dari sang pemilik.

"Eh, es gue!" Mars tak terima. Namun Rei tak memperdulikan Mars, yang terpenting sekarang adalah dia tidak mati konyol karena hanya tersedak oleh bakso.

"Aaddduhhhh!!!! Kepala gue."kata sang empunya suara mengeluh kesakitan.

Lalu ia mulai duduk di dekat Mars.

"Maaf yak ganggu, tadi gue keselandung"kata nya sambil membungkukkan badan melihat ke arah mereka berdua.

"Ihh bakso gue tumpah" sahut Rei melihat iba baksonya yang berantakan diatas meja.

"Emang lo kenapa kok bisa keselandung gitu?"tanya Mars penasaran.

"Gue tadi dikejer-kejer sama orang gila" jawabnya mencoba menjelaskan.

"Hah? Orang gila?" Ucap Rei dan Mars bersamaan.

"Eh, woy lo ngehalu? Mana ada orang gila di sekolahan kayak gini." Ucap Rei yang tidak percaya akan perkataan orang tersebut.

"Nama lo?"tanya Mars singkat.

"Kenalin nama gue Alfredo Vantie Pratama, gue anak pertama dari dua bersaudara. Adek gue masih kelas 6 SD. Kalian bisa panggil gue Edo. Rumah gue gak jauh dari sini kok, kalo mau main di persilahkan saja. Pintu rumah gue selalu terbuka bagi siapapun" Edo menjelaskan tentang jati dirinya.

"Hai Edo gue Rei dan ini temen gue namanya Mars" jawab Rei antusias seraya memperkenalkan dirinya dan diri teman yang berada disampingnya itu.

"Weh.. Mars temen-temennya Venus?"sahutnya setelah mendengar nama Mars

"Gue jitak lo"

"Eh iya iya, canda bro"

"Emang bener ya ada orang gila di sekolah ini?" Tanya Rei pada Edo.

"Iya. Tadi gue sama temen gue-"tiba-tiba perkataan Edo terhenti. Ia mulai sadar bahwasanya Fito tidak bersamanya.

"Lah iya, temen gue mana, aduhh!!! Jangan-jangan ketangkep lagi sama tu cewek" pikiran Edo mulai berantakan.

"Gue cabut dulu ya. Nanti kalo kita ketemu gue bakal cerita lagi kok. Bye"

Edo pun berlari pergi mencari Fito. Sedangkan Rei dan Mars masih setia duduk di bangku kantin tersebut sambil menunggu waktu makan siang berakhir.

"Kalo beneran ada orang gila disini gimana?"

Mars hanya mengedikkan bahunya. Rei pun sudah tidak memikirkannya lagi. Ia sudah anggap kejadian tadi seperti angin lalu.

"Yuk cabut" ajak Mars pada Rei.

Mereka pun pergi meninggalkan kantin menuju tempat dimana mereka akan berkumpul kembali.

**

Lihat selengkapnya