Reincarnation of the Strongest Demon King LEVEL1

Muhamad Diyas
Chapter #2

Game adalah penghilang rasa bosan

"Huammmm ...."

Namaku Dansetsu Yoru. Seorang otaku sekaligus mantan pemain hebat dari ajang kompetisi game. Aku sadar, bahwa aku adalah seorang pemalas dan pendiam dibandingkan dengan temanku yang lain.

Burung-burung bernyanyi menemani indahnya sinar mentari di pagi hari. Menghampiri kaca jendela seraya bersorak-sorak gembira dengan sang pasangan yang selalu menemaninya.

Aku terbangun dari tempat tidur dan melihat ke arah jendela. Teriakan suara burung membangunkan ku dengan suara merdunya.

Terlihat jelas 1 kamar yang berantakan, VR dan komputer berada di sana.

Sejak aku mengenal dunia game dan menonton anime, keseharian ku selalu dipenuhi dengan bersenang-senang.

Ini pasti hal yang sangat menyenangkan bukan?

Mungkin, itu untuk diriku sendiri.

Yahhh, meskipun bagi kebanyakan orang, ini terlihat menyedihkan seperti orang bodoh yang tidak memiliki tujuan hidupnya.

Aku benci ini.

Berjalan keluar dari kamar dan membuka pintu.

Aku pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi di pagi hari dengan rambut yang berantakan terlihat di cermin.

Semuanya terasa palsu, sebuah kenyataan pahit yang selalu menemani cara hidupku untuk bisa bertahan di dunia ini.

Bodoh, tidak ada yang memperdulikanmu.

Kalian pasti tahu seorang nolep itu seperti apa, ini menyebalkan. Aku sekarang seorang pecundang, mukaku sangat kusut dan tidak terawat sama sekali.

Hmmmm ... Mungkin aku sedikit tampan sebagai seorang pria, aku bersyukur atas hal itu.

Sekarang aku berumur 20 tahun. Aku seorang pengangguran, bermain video game dan menonton anime adalah hobyku.

Orang tuaku sudah tiada sejak aku berumur 5 tahun. Mereka meninggal saat berangkat kerja dan bertabrakan dengan sebuah kontainer muatan panjang.

Itu terjadi karena pengemudi mobil kontainer sedang mengalami mabuk berat, kejadian yang benar-benar membuat kehidupan ku terasa hampa sehingga sekarang aku hanya tinggal bersama tante ku saja yang selalu menemani dan merawat ku hingga besar.

Sighh ... Ketika aku mengingatnya, membuatku selalu merasakan kebencian yang tak jelas.

Itu membuatku sangat kecewa terhadap manusia lalai seperti mereka. Meskipun ini sudah menjadi aturan yang telah ditentukan untukku karena kehilangan mereka.

Aku berhenti menggosok gigi.

Tapi, ada satu hari yang membuatku tidak bisa melupakan sesuatu ... Kekecewaan dan penyesalan terhadap sifat perilaku manusia. Mulai membuatku ingat tentang sebuah pengalaman buruk yang aku miliki di masa lalu.

***

Minggu, tanggal 21 Desember 2018, saat aku masih berumur 15 tahun. Sebuah kompetisi game FPS shooter 5 versus 5 yang sering di adakan setiap 7 bulan sekali di arena khusus.

Zaman yang sering dikunjungi banyak gamers muda pada saat itu.

Aku adalah seorang pemain hebat yang selalu memenangkan semua pertandingan. Menjadi terkenal di semua kalangan media gamers itu adalah hal mudah bagiku ketika semuanya terlihat seperti mimpi.

Semua orang yang melihatku selalu meneriakkan namanya.

NONAME. Panggilan nama dari game itu.

Aku mempunyai tim yang bernama The Raising Star yang berada di top 1 peringkat klasemen. 5 orang pemain hebat yang terkenal karena keahlian, kelincahan, serta kepintaran mereka dalam adu taktik dan strategi permainan yang apik.

Hari itu, tim ku bertepatan akan bertanding melawan tim The Devil yang berada di peringkat bawah.

Pertandingan pertama.

Semua orang bersorak-sorak.

Pertandingan babak pertama yang berjalan dengan mulus membuatku yakin bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Harapan tinggi yang membuat semua rekan timku bisa percaya dengan mudah karena melawan tim kecil seperti mereka.

1 jam berlalu.

Waktu 20 menit untuk istirahat diberikan kepada kedua tim untuk mengatur strategi permainan selanjutnya.

Semuanya telah sesuai rencana dan memulai pertandingan ke 2.

Semuanya masih terlihat biasa saja.

Tiba-tiba ....

Kebodohan dan keegoisan karena meremehkan sesuatu berubah menjadi sebuah malapetaka.

Keanehan pun mulai terlihat dari Tim TD yang awalnya tidak bisa mengalahkan tim TRS di setiap pertandingannya, mereka secara cepat menyusul poin pertempuran dengan cara yang terlihat curang.

Aku melihat wajah mereka dengan penuh ekspresi kebencian. Mereka menertawakan ku di hadapan banyak orang. Semua orang tidak percaya, mereka bersorak liar meneriaki tim ku dan tim mereka.

Teriakan berisik yang tidak ada gunanya membuat gaya bermain ku tidak teratur hingga tidak fokus.

Mereka bisa melihat keberadaan pemain yang sedang bersembunyi dengan permainan yang sangat berbeda. Tim ku selalu di bunuh dengan mudah oleh mereka.

Ini adalah sebuah program kecurangan (Cheat) yang sangat merepotkan.

Kru tim mencoba protes, tapi selalu ditutupi oleh para penggemar dari tim mereka. Pertandingan terus berlanjut sampai kemenangan tim The Devil mengalahkan tim The Raising Star di umumkan.

Aku yang merasakan keanehan tersebut hanya terdiam dan merasa kecewa dengan apa yang telah terjadi. Meskipun aku selalu berusaha untuk bermain sportif.

Tidak ada gunanya!

Semuanya terlambat.

Egois!

Kenapa para pecundang seperti mereka menggunakan hal curang seperti ini hanya untuk mendapatkan sebuah kemenangan?

Menyedihkan sekali!

Memalukan, aku tidak percaya mereka tidak miliki urat malu!

Semuanya telah berlalu dengan cepat.

2 bulan berlalu, sebuah media baru membuatku terpukul berat.

Seorang pemain hebat yang selalu dikenal banyak orang. Semua itu berubah hanya dengan 1 kekalahan yang membuatku disebut sebagai pecundang seseorang yang tidak berguna.

Dasar manusia tidak tahu diri!

Lihat selengkapnya