Reincarnation of the Strongest Demon King LEVEL1

Muhamad Diyas
Chapter #4

Dunia lain

Aku berhenti dan menyeberang ke mini market.

Tingnong!

Suara bel pintu mini market dibuka.

"Selamat Datang!" Jawab seorang wanita kasir cantik yang selalu melayani pengunjung yang datang.

Aku mengambil satu keranjang.

Aku tidak peduli makanan atau jajanan apa, aku hanya ingin membeli makanan yang bisa aku makan dengan uang yang cukup untuk membelinya.

Aku segera membeli makanan dan membayarnya di kasir.

Aku memberinya sebagian uangku dan mengambil tas makanannya. Lalu keluar dari mini market tanpa basa-basi lagi.

Aku pikir bel mini market berbunyi dua kali setelah keluar atau masuk tetapi ternyata tidak.

"Tidak lagi ...."

Tinut Tinut!

Suara dering ponsel dari saku celana.

Aku berhenti, mengambilnya dari saku celanaku dan membuka ponselku.

Ada 2 pesan yang masuk.

Aku membukanya.

Pengirim (Tante).

"Yoru ... Maaf, mungkin hari ini tante tidak akan pulang, karena tante masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

"Jaga dirimu baik-baik di rumah (stiker senyum)."

"Hahhhh … Aku pikir siapa … Ternyata itu dia."

Dengan wajah cemberut ketidakpedulian aku terus berjalan ke depan.

Ya, tanteku selalu pengertian. Tapi ... menurutku bukan masalah besar jika tanteku tidak pulang kerumah. Bahkan dia 3 tahun tidak pernah pulang kerumah hanya karena sedang bekerja di luar negeri.

Mungkin. Aku tidak tahu apakah ini kabar baik atau kabar buruk.

Ia terus berjalan sambil memainkan ponselnya dan tak sadar dirinya sudah berada di tengah jalan.

Bodohnya ....

Gerakannya perlahan melirik ke kiri dengan kedua mata terbuka melotot terkejut.

Sebelum memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Pandangannya sudah beralih ke kiri terlebih dahulu, truk putih tepat di depan matanya sudah dekat.

"Apa?"

BIMM!

Suara klakson truk terdengar sangat keras hingga terdengar nyaring disertai pengereman mendadak yang menimbulkan suara decitan ban.

BRAK!

Semua makanan dan jajananku terlempar berserakan ke mana-mana. Begitu pula dengan ponselku yang terlempar jauh.

Darah terus mengucur keluar dari tubuhku, mewarnai aspal jalan dengan bau darah segar.

"Huh ... Mati dan pergi ke dunia lain, sepertinya ini adalah salah satu harapanku untuk bisa mengubah apapun dan menjadi kuat."

Tak seorang pun melihatku hampir mati tergeletak di tengah jalan. Bahkan kematianku seakan sudah ditentukan dan diatur dengan sempurna tanpa ada orang lain yang bisa menolongku.

".... Tak kusangka, aku akan mati bodoh seperti ini hanya karena aku sedang bermain ponsel ... Betapa bodohnya aku ... Uhukkk ...." Muntah darah.

Seluruh tubuhku berlumuran noda darah segar.

Kupikir semua ini akan baik-baik saja jika aku kembali ke rumah, bermain game dan memakan jajanan yang kubeli dari mini market. Tapi, semuanya tidak berjalan semulus yang aku harapkan.

Segalanya telah berbalik, kematianku seperti ini sudah ditentukan dengan sempurna dan tidak akan mampu mengubahnya.

Mengangkat tangan kananku ke atas dengan penglihatanku yang menjadi kabur. 

"Semoga aku bisa mengubahnya suatu hari nanti ... Jika aku bisa menjadi lebih kuat ... Mungkin, aku tidak akan mati seperti ini!"

Mengepalkan tinjuku dengan sedikit kekuatan yang tersisa.

Aku mengedipkan mataku sekali, tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Segera 2 bayangan tangan bercahaya muncul seolah menyuruhku meraihnya. Aku memandangnya dengan penuh kesadaran dan berusaha meraihnya sekuat tenaga.

Tetapi ....

Dia menghilang, tanganku lemas, aku terbangun lagi dan melihat kematian telah datang kepadaku. Aku sudah tidak sadarkan diri, tiba-tiba banyak orang yang meneriakkan sesuatu.

"Hoi ... Seseorang, tolong!"

"Tolong cepat panggil ambulan!"

"Ada orang mati di sekitar sini!"

Menutup kedua mata perlahan.

"Manusia bodoh, tidak mungkin aku bisa hidup kembali jika kalian melakukannya seperti itu."

Suara dering ponsel bergetar keras di seberang sana.

Tinut Tinut!

Panggilan telepon (Tante).

.

.

Transfer Berhasil.

***

Kota modern dan megah dengan gedung-gedung tinggi berwarna putih menjulang ke langit dengan kaca biru di bawahnya, berbentuk seperti Menara Eiffel dan tingginya 830 m.

1 Bangunan Monac dengan ujung meruncing, serta 12 cakar tajam yang menahan 1 kristal besar berwarna biru pelangi 'Oriexaentys' di atasnya yang berputar perlahan. Ini memiliki 12 pilar kecil di setiap sudut kota dengan kristal pelangi biru 'Orixie' yang terus mengalirkan cahaya putih ke bangunan.

Gelembung hukum dunia pertama (Eralis Realm Infinite Sea).

Perairan biru yang megah berada di utara dan hutan luas di selatan. Kota ini dibatasi oleh barat dan timur. Bagaikan satu benua besar yang dipisahkan oleh samudera biru yang tak berbatas.

.

.

Kerajaan Militer Wizteria.

Raja ke-105, Raja Andrius Heilbaizek.

Tanaman bunga terlihat sangat indah berjejer di halaman depan.

Air mancur 3 tingkat dengan kolam ikan yang bernyanyi riang di permukaan air sambil ditemani burung merpati yang berkumpul menari di tangga batu air mancur sambil bersorak gembira.

Keagungan akan keindahan dunia memang tak tergantikan. Semuanya diselimuti kehangatan duniawi yang sungguh terasa nikmat.

Memasuki gedung Monac ....

Gerbang kaca biru besar terbuka. Dinding berwarna putih mewarnai kemegahan ruangan itu dengan karpet merah mengarah ke arah sang raja dan 6 pilar melingkar berjejer melapisi ruangan.

Kaca besar berwarna biru terpampang menawan tepat di belakang singgasana sang raja, pantulan sinar matahari menyinari patung wanita yang berdiri tegak mengenakan mahkota bunga dan 12 sayap bidadari sambil memegang kristal Oriexaentys di tangannya.

9 orang terpenting sudah berkumpul, dari luar terlihat tenang namun tidak bagi sang raja yang terus memegangi kepalanya. Memikirkan tugas yang begitu berat membuatnya sedikit tertekan.

Lihat selengkapnya