Stillia merasakan bahwa Hexalus akan segera menghancurkan penghentian waktu absolutnya.
"Ternyata bentuk dari kekuatanku yang seperti ini tidak cukup membuatmu terdiam, ya. Tapi ...."
Dia mengangkat sebelah tangannya ke atas dan menciptakan lingkaran sihir besar di atas menara.
6 kristal merah tua menari berputar di sekelilingnya.
"Aku akan membawamu ke tempat di mana semua hukum waktu melarang tindakan penghancuran dan penghapusan mutlak."
Dunia bergetar hebat, perlahan-lahan retak dan terbelah menjadi 2 bagian bagaikan belahan alam semesta yang menjadi jurang kematian.
"Chronoa."
Tiba-tiba jarum pendek bergeser ke jam XI dengan suara ketukan jam yang nyaring.
Semuanya telah berganti.
Stillia telah menciptakan dimensi peraturan waktu mutlak tanpa batas yang dapat menghilangkan konsep penghancuran dan penghapusan instan.
Sejauh yang terlihat, terlukiskan langit hitam ungu kebiruan yang tak terbayangkan, serta sekumpulan debu cahaya yang memenuhi langit-langit tersebut dengan hiasan lingkaran lubang hitam raksasa yang sedang perlahan berputar di sekitarnya (BlackHole).
Sebuah dimensi ruang waktu tanpa batas dengan aturan absolut Stillia yang baru saja dia ciptakan di hadapan Yoru. Dia mengubah dan menciptakannya semudah membuat buku baru dengan halaman bergambar yang berbeda.
Waktu kembali dimajukan oleh Stillia dari jam XI dan seterusnya.
Stillia tidak peduli jika dia membuat Hexalus bergerak lagi. Dia akan terus menahannya dan meminimalkan kekuatan serangan kuat yang akan diberikan oleh Hexalus kepadanya.
Semuanya telah selesai dan waktu di majukan kembali, aku terjatuh dan tersadar, mengetahui bahwa aku sedang berada di dalam ruang dimensi lain.
".... Sekarang aku di mana lagi?" Melihat ke arahnya. "Apakah itu penampilan dari perempuan yang selalu menghinaku? Boleh juga, tapi sepertinya mereka akan melakukan sebuah pertarungan besar. Menarik!" Jawabku senyum senang karena ingin melihat pertarungan antara mereka berdua.
Lalu ....
Cakaran besar merobek dimensi dari satu ujung garis khatulistiwa ke ujung lainnya, membelah langit dengan keretakan dimensi yang tak terbayangkan. Tapi, percuma, ruang dimensional pulih dengan cepat yang membuat Hexalus tampak seperti memberikan salam sambutan kepada Stillia dan kembali normal.
Stillia menyeringai seraya mendengus. "Maaf ...." Stillia mengambil 4 langkah ke depan perlahan. "Untuk kesekian kalinya aku membawamu ke sini, ini pasti akan mudah bagimu jika kamu serius. Karena saat ini kekuatanku hanya separuh dari diriku yang asli. Nah, apa yang akan kau lakukan naga liar!"
Ini adalah contoh tubuh Stillia yang telah terbagi ke berbagai alam semesta lain yang tak terhitung jumlahnya. Bentuk lain yang memiliki kekuatan 10%, yang ditempatkan di seluruh ciptaan gelembung dunia dan berbagai dimensi tertinggi lainnya.
Berbeda dengan tubuh aslinya yang berada di tempat lain, keberadaan yang berada di luar dari segalanya, cerita, konsep, dimensi, akhirat yang telah memiliki kekuatan tanpa batas.
Hexalus berhasil bergerak bebas dan menatap serius Stillia dengan penuh rasa penasaran.
"Separuhnya" katamu? Jika itu benar … Maka kau seharusnya mampu menahan serangan ini, boneka bajingan!"
Hexalus melebarkan sayapnya, mengangkat 3 kepalanya tinggi-tinggi dan merapal mantra sihir dengan lingkaran besar di atas menara.
"Sialan! Sepertinya dia benar-benar serius ingin melakukannya. Tapi, akan ku terima dengan senang hati."
Stillia sedikit tampak khawatir saat melihat apa yang akan dilakukan Hexalus. Tapi dia tidak peduli dan akan menerimanya dengan senang hati.
Apakah aku akan mati lagi?
"Sepertinya aku akan mati lagi dan lagi. Tapi, kenapa aku merasa ini hanya sebuah mimpi dan tidak akan berpengaruh padaku sama sekali? Apa maksudnya?"
Yang jelas aku nggak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, ini benar-benar membuatku bingung jika memikirkannya.
Aku seperti orang asing ketika melihat mereka bagaikan tokoh utama yang membuatku terdiam saat pertarungan sengit antara keduanya akan di mulai.
Aku nggak tahu kalau mereka adalah dewa atau dewi yang bisa mengatur segalanya, tapi aku melihatnya ini seperti sebuah kebohongan. Tetapi, aku merasa kedua mataku bisa menjelaskan semuanya.
Partikel sihir biru yang tak terhitung jumlahnya menari-nari di atas 3 kepala Hexalus, menciptakan pusaran partikel biru yang perlahan membentuk meriam raksasa dengan kobaran api neraka biru ketiadaan yang membakarnya.
Androa Ameda: Meriam abu neraka ekstrim dari ketiadaan alam semesta.
Androa Ameda: Meriam abu neraka ekstrim dari ketiadaan alam semesta. Dilepaskan dengan hentaman dahsyat.
Sihir bola api neraka biru apokaliptik raksasa di lepaskan dengan laju yang sangat cepat menuju ke arah kami. Aku yang melihatnya hanya bisa terdiam dan tidak takut saat merasakan kematian sudah berada tepat di hadapanku.
Aku hanya bisa merasakan sebuah kesenangan tanpa henti yang terlihat di wajahku, membuatku sangat antusias karena ingin melihatnya lebih dekat.
Aku membentangkan kedua tanganku. "Luar biasa!! Kekuatan yang begitu besar dan begitu indah untuk dilihat. Aku tidak mengerti kenapa aku tidak merasa takut sama sekali. Akankah kematian menyenangkanku padahal bisa menghancurkanku? Sungguh menakjubkan."
Entah kenapa aku berkata seperti itu, aku mulai merasa melihat ini hanyalah hal biasa bagiku.
"Ahaha ...."
Lalu ....
"Eh? Apa yang akan kau lakukan?"
Dia tiba-tiba sudah berada di hadapanku dengan sangat cepat ketika aku mengedipkan mata. Dia sedikit membuatku terkejut ketika dia seperti ingin menolongku.
Aku tidak mengerti kenapa dia mau melakukannya, padahal aku sebelumnya pernah mengejeknya dengan kasar.