Langit cerah dengan teriknya panas matahari dan dataran luas yang telah rata dengan tanah. Perang besar yang diselimuti oleh langit kematian dan kekejaman kekuatan Raja Iblis terus melekat kuat.
Seketika segalanya berubah dengan cepat ketika kehadirannya seolah menjadi malapetaka kehancuran bagi dunia tersebut.
Seseorang yang sedang berdiri menyeringai di depan 4 orang terkuat mengenakan jubah hitam tertutup sambil menatapnya di balik bayangan hitam dengan mata merah kematian yang menakutkan.
Tiba-tiba ....
Seluruh pasukan dari kedua kerajaan tersebut melarikan diri dalam keadaan kacau setelah melihat sosok asing itu dengan kegilaan yang luar biasa hingga menggetarkan jiwa mereka.
".... Ahhhhh ... Ahh...."
"Jangan jadikan kami sebagai—"
Tiba-tiba sebuah tebasan pedang mengenai lehernya, menyebabkan kepalanya terpenggal secara mengenaskan.
"Tolong ampuni kami!"
"Tolong! Tidak, jangan ...." Seorang pasukan sedang merangkak di tanah dengan ekspresi wajah kegilaan karena ketakutan yang tak terbayangkan.
Tiba-tiba seorang prajurit lain menghampirinya dari belakang, prajurit itu memandangnya ketakutan dengan mata bergetar hebat, ia melihat prajurit yang sama tampak sedang menatapnya dengan dua mata merah yang bersinar ganas sambil mengangkat pedang ke atas dengan kedua tangannya.
Menggelengkan kepala. "Aku mohon padamu ... Jangan lakukan itu, aku mohon!!"
Seketika itu juga prajurit itu menikamnya berkali-kali dengan sangat sadis.
"Jangan gunakan kami sebagai boneka!!"
"Aaarghhhhhhhh ... Hrahhhhhh ...." Semua prajurit menjadi sangat gila. Beberapa di antaranya meledak menjadi potongan-potongan tubuh yang berserakan dimana-mana karena tidak mampu menahannya.
Mereka berempat yang melihatnya tidak mengerti, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka seperti dirasuki sesuatu?"
"Entahlah ...."
"Apaan ini? Kenapa mereka terlihat seperti orang gila yang berlomba-lomba untuk saling membunuh? Tidak mungkin ...."
Syelina menatapnya dengan marah. "Velina! Apa yang kamu lakukan?!" Menghunuskan pedang ke arahnya.
"Sudah kubilang, bukan? Aku bukan Velina, dia adalah boneka kesayanganku ... Tenang saja, aku hanya memberi mereka kenangan masa lalu yang membuat mereka manis seperti madu."
"Apa?! Kau ... Siapa kau sebenarnya?!! Berani-beraninya kamu memanggilnya sebagai boneka!!" Kemarahan yang tidak terkendali membuat emosinya meluap dan Syelina segera bergegas menuju Stillia untuk menebasnya.
"Bedebah!!!!"
Stillia hanya menatapnya dalam diam dengan ketenangan yang membuatnya berpikir bahwa itu semuanya akan sia-sia sambil memejamkan matanya.
Dua tebasan yang dilakukan Syelina tidak melukainya sedikit pun. Bahkan tebasannya pun dipantulkan kembali.
"Manusia bajingan!!!"
Syelina melanjutkan tebasannya beberapa kali dengan gerakan yang sangat cepat dari berbagai arah secara berurutan.
Stillia tetap diam dan membiarkan Syelina bisa melakukan sepuasnya.
Semuanya tampak seperti khayalan.
Tebasan Syelina tidak membuahkan hasil, meskipun begitu Syelina tidak akan menyerah dan sekuat tenaga terus berputar mengelilingi Stillia dengan sangat cepat sambil mengayunkan pedangnya tanpa batas.
Tebasan petir merah mewarnai pemandangan yang terlihat dengan sangat indah dengan kecepatan yang tak terukur.
Membuat tanah yang berada di sekitarnya hancur.
Stillia yang merasakan hal itu hanya bisa tersenyum lembut, ketika wanita bodoh seperti Syelina berjuang mati-matian untuk membunuhnya.
Lalu, Stillia menggerakkan kepalanya melirik ke kiri untuk melihat wajah Syelina yang berusaha membunuhnya.
Serangan terakhir dengan 2 tebasan pedang sekaligus dengan gerakan tebasan diagonal. "Haaaaaaaaaaaaa ...." Mengayunkan kedua pedangnya sekuat tenaga sambil melihat ke arah Stillia yang perlahan mencoba melirik ke arahnya. "Eh ... Apa? Kenapa tubuhku tiba-tiba tidak bisa bergerak? Apa yang terjadi?"
Gerakan tubuhnya terhenti.
Stillia memandangnya dengan senyum tipis seperti hama kecil yang mencoba mengganggunya.
Lalu ....
Syelina langsung terpukul keras di udara, melemparkannya jauh-jauh.
".... Ahhhhhhhh ...."
"Maaf, aku tidak sengaja menerbangkanmu."
Seluruh pasukan menjadi kacau balau dengan kekacauan yang terus terjadi. Mereka ibarat manusia iblis bagai boneka kematian yang saling membunuh dengan cara yang tak terbayangkan, mereka terus saling menyerang secara membabi buta ke segala arah hingga membunuh rekannya sendiri dengan cara yang sangat tragis.
Seorang prajut terlihat sedang menyayat tangan temannya dari belakang. Wajahnya aneh menyeringai tidak jelas yang membuat dirinya tidak percaya dan tidak mengerti mengapa dia melakukan itu. Dia mendekati sahabatnya yang terbunuh tergeletak di tanah oleh dirinya sendiri.
".... Kau ... Kau mati ... Maafkan aku ... Maafkan aku. Ahahahahhahhaa ... Ini semua salahmu ... Salahmu!" Menusuk dadanya dengan ekspresi wajah yang haus membunuh. "Maaf, maaf, maaf, maaf ...." Ia terus menusuk dada temannya setiap kali kata maaf keluar dari mulutnya.
Darah segar berceceran dimana-mana dengan kenikmatan yang ia rasakan terlihat di wajahnya.
"Ahhahaha ... Maaf ... Ini luar biasa!"
Raja Badlyr yang melihat kejadian tersebut, kedua matanya langsung dihantui oleh ilusi ketakutan yang mendalam. Jiwanya tidak bisa jauh dari apa yang disebut sebagai raja pecundang. Ia ingin meninggalkan tempat itu dengan kegelisahan yang terus ia rasakan.
"Aku harus meninggalkan tempat ini. Aku harus cepat ... Jika tidak, mungkin aku akan mati ... Aku tidak ingin mati. Aku masih belum bersenang-senang dengan ke 70 istriku yang lain."
Dia segera lari.
Tapi sayangnya ....
3 langkah ke depan membuatnya merasakan kematian sementara.
Satu tombak menusuknya dengan cepat.
"Ughhhhh ...."
Pendekar pedang itu membuatnya menderita. Para ksatria yang membencinya dengan cepat mengepung sang raja dan membunuhnya dengan cara yang sangat sadis.
"TIDAK ... Jangan lakukan itu!"
Seluruh bagian tubuhnya diangkat oleh para kesatria sebagai penghormatan yang sangat berarti atas segala perbuatannya karena mengambil semua istri mereka demi kesenangan pribadinya sendiri sebagai raja pelacur.
Ini semua terjadi karena Stillia telah mengeluarkan Hate Curse Doll, sebuah boneka kutukan kebencian yang sengaja membuat semua orang menjadi gila dan bisa meningkat menjadi sebuah kegilaan yang berkali-kali lipat. Keajaiban magis yang dapat merasakan kebencian di masa lalu, sekarang dan masa depan yang terlahir menjadi kenyataan yang tidak dapat diubah atau dihilangkan.
"Dewi? Bagaimana bisa seorang Dewi mengaku sebagai boneka. Apakah itu mainan untuk anak-anak?"
Meremehkan eksistensi yang jauh di atasnya meski hanya boneka yang memiliki kekuatan 10%. Sebuah kesalahan besar yang akan membuatnya semakin bersemangat untuk bisa memusnahkan seluruh ciptaan makhluk rendah yang berada di dunia itu.
Eksistensi yang mampu menghapus catatan sejarah ke dalam kekosongan yang tidak bisa dikembalikan selain dihidupkan kembali oleh Ascendant Creator.
Stillia menatapnya. "Ada apa? Apakah kau merasa yakin bisa mengalahkanku? Bahkan satu ranting dari pedangmu itu tidak bisa menghancurkanku. Kenapa wajahmu menjadi aneh seperti itu? Ada apa, kau takut ya?"
Stillia berjalan senyum menyeringai dengan kepala miring sambil membawa aura kematian yang tanpa sadar membuat kedua langkah kaki raja iblis melangkah mundur kebelakang.
Tiba-tiba, muncul akar-akar besar berduri dari dalam tanah yang langsung menempel erat pada tubuh Stillia dan 3 orang bergerak secara bersamaan menyerangnya dari kanan, kiri dan belakang dengan sangat cepat.