Reincarnation of the Strongest Demon King LEVEL1

Muhamad Diyas
Chapter #33

Kebangkitan

Aku kembali dengan kesakitan yang masih kurasakan dalam genggamanku.

Dunia keji yang dipenuhi dengan misteri kekejaman dan penderitaan yang masih tersembunyi di dalam setiap lapisan dunia. 

Aku berhasil melewati ruangan gelap seraya membawa sebuah pembalasan akan sebuah kehancuran yang akan ku lakukan kepada mereka semua.

Aku tidak peduli seberapa kuat mereka, aku pasti akan melakukan apapun untuk bisa melenyapkan dunia ini bagaimanapun caranya.

Aku akan melalui semuanya meskipun ini adalah pertempuran yang akan menyebabkan kehancuran yang tak terbayangkan.

Tubuhku mulai bergerak kembali dan berdiri dengan perlahan seraya merasakan kegilaan dari sakit yang tubuhku alami. Walaupun tubuh ini telah dihancurkan oleh mereka, itu tidak akan membuat harapanku sirna untuk bisa bangkit kembali. Mereka hanyalah para sampah yang akan segera mati.

Seketika, mereka langsung menyadari kebangkitanku dengan penuh kegembiraan.

"Lihat, Lihat!" Misery menunjukkan jarinya dengan penuh kegembiraan. "Tikus itu mulai bangkit lagi ... Sepertinya aku bisa mengambil bagian lain yang lebih pantas untukku dapatkan ... Laki-laki tampan itu sangat kuat, ya. Aku ingin dia menjadi kekasihku ...." 

Misery yang melihatnya merasakan sensasi kesenangan yang luar biasa. 

"Kyyahhhahahahaha ... Pasti akan sangat menyenangkan ketika dia bisa menikmati penderitaan yang kuberikan padanya ... Ayo kita bermain lagi pria tampan!!"

Tazlia hanya menatap tajam seraya menyeringai. "Ohhh, jadi ternyata, kamu hanya berpura-pura mati untuk bangkit kembali, ya? Sepertinya ini akan lebih menarik dan menyenangkan!"

Tutup mulut kalian semua! Aku pasti akan membalasnya.

Dewi sejati kutukan kematian Asyluminaz berjalan beberapa langkah ke depan sambil merentangkan tangannya.

Merasa senang, berpikir semua ini akan terasa sangat sempurna untuk di pertarungkan. "Luar biasa ... Aku sangat bersyukur karena kau telah bangkit kembali. Inilah yang kutunggu-tunggu darimu, Raja Iblis Kehampaan. Sekarang, bangunlah! Lawan aku dengan kekuatan ketidakpantasanmu, iblis rendahan!"

Ohhh, rupanya dia sudah tahu tentang panggilan saat berada di dalam game itu, ya? Menarik, emmmm ... sepertinya dia sudah tahu segalanya tentang diriku.

Yahh, aku tidak memperdulikannya sih karena itu tidak penting bagiku untuk bisa mengingat mereka.

Aura ungu tua mulai mengamuk bagaikan badai kehancuran yang akan menyapu bersih semuanya terus keluar dari dalam tubuhku.

Aku mulai melangkahkan kakiku dengan sempoyongan. ".... Aku tidak akan membiarkan ini berakhir begitu saja ... Tidak masalah jika tubuh ini adalah tubuh sementara yang bisa menampung kekuatannya ... Aku adalah aku, tidak ada orang lain. Akulah yang akan memulainya semuanya dengan sebuah kehancuran!"

Aku mulai mengangkat kepalaku dengan tatapan tajam dengan lampu ungu tua yang bersinar ganas di kedua mataku. "Akhir dunia yang akan melenyapkan segalanya, hukum dunia, Tuhan dan semuanya, akan kuhancurkan menjadi sebuah kekosongan sejati tanpa akhir!"

Kedua langkah kakiku mulai stabil seraya membusungkan dada. "Tidak ada yang bisa menghalangi jalanku untuk maju." Tubuhku telah berdiri tegak dengan 2 tangan yang telah hancur.

Tubuh hancur karena tidak memiliki 2 tangan? Dan menjadi masalah besar? Tidak, kalian pikir aku tidak bisa pulih? Salah besar ... Hhahaha.

Tubuh rusak seperti ini tidak akan membuatku menyerah hanya karena aku tidak bisa bangkit dari kenyataan yang selalu mengurungku. Tidak masalah, aku tidak akan menyerah karena kekurangan itu.

Aku bahkan sudah tidak peduli ketika kekuatan dari game itu sudah berada di dalam tubuhku yang seperti ini.

3 Kristal Biru, Ungu dan Merah dari 3 kekuatan mata sejati mulai bersinar terang di dalam jantungku yang terlihat sebelum dagingku mulai menyembuhkannya. Menjadikannya wadah bagi sumber akar Cryva yang memiliki kekuatan tanpa batas di dalam tubuhku.

Mereka terus menatapku dengan seringai seperti pembunuh. Mereka tidak bisa menahan kesabarannya karena ingin bermain dan bersenang-senang lagi denganku agar bisa membunuhku satu kali lagi.

Membuat sistem komando pusat tim Revillas, serta kristal hukum pengetahuan menjadi sadar akan keberadaan diriku yang bangkit kembali dari kematian dan terlahir kembali dengan tubuh sementara dari kekuatan raja iblis.

******

Terlihat seorang wanita yang selalu mempunyai gaya yang keren dengan nada bicara yang selalu dingin, padahal berbahaya bagi mereka yang mencoba membuatnya marah karena akan mengalami penderitaan dari perkataan yang diucapkannya.

Komandan Bristina tertidur lelap di kursi pribadinya dengan paha mulus tertutup stocking hitam terangkat dan disilangkan di atas meja.

Semua kru lain sedang beristirahat di luar ruangan (Kantin) dan meninggalkan dirinya sendirian di dalam sana.

Wajahnya selalu tampil tenang dan cantik, ditutupi topi resminya yang menghadap ke atas langit-langit.

Tiba-tiba, alarm keras berbunyi di ruang tim Revillas, menyebabkan Bristina segera bangun dengan wajah lesu.

Meski lesu, komandan satu ini emang selalu cantik untuk dipandang dengan sebelah mata.

Dengan anggunnya, Bristina segera merapihkan rambut dan wajahnya sambil memakai kembali topinya dan melihat sekeliling mengapa alarm berbunyi begitu keras.

Bristina berdiri dan mendekati tempat duduk Yotaro.

Dengan cepat Bristana langsung mengendalikan monitor milik Yotaro untuk mencari penyebabnya, setelah beberapa saat kemudian, Bristina berhasil menemukan sinyalnya. 

Yaitu wilayah 7 yang dekat dengan hutan, terlihat radar merah dengan tepat mengarahkannya ke arah itu.

Bristina segera mencarinya menggunakan satelit perekam siaran langsung yang ditempatkan jauh di luar dunia ini untuk melihatnya. Satelit tersebut tidak mudah untuk dihancurkan karena memiliki pertahanan yang dilapisi dengan kristal pengetahuan hukum untuk mencegahnya dari kehancuran.

Bristian memproyeksikan ke layar monitor hologram besar yang berada di depan.

Setelah melihatnya, Bristina kebingungan tidak tahu siapa orang yang berada didalam video rekaman tersebut. "Apa-apaan ini? Siapa anak ini? Kenapa dia tidak punya 2 tangan. Apa yang terjadi disana?"

Rekaman pertama dari siaran langsung Bristina berhasil melihat Yoru yang berusaha bangkit dari kematian dengan aura ungu tua yang terpancar mengamuk. 

Bristina merasa tidak mengerti dan menggeser rekaman siarannya ke sisi lain dan Bristana akhirnya berhasil melihat mereka bertiga tersenyum dengan tatapan tajam ke arah Yoru.

"Huh? Siapa mereka?" Bristina menyipitkan matanya, melihat ada sosok wanita yang memiliki wajah yang sama dengan kenalannya. 

".... Tunggu sebentar ..." Bristina mendekatkan layar (Zoom in) agar wajah mereka terlihat jelas. "Eh? Mirellia-sama?" Merasa tidak percaya. ".... Tidak, ini tidak mungkin. Kenapa wajah dan bentuknya mirip sekali? Apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu?"

Merasa cemas, Bristina segera melacak Mirellia yang berada di tempat yang sama dan mencoba menghubunginya langsung dari pusat komunikasi pusat tim Revillas.

"Dokter Mirellia! Apa kau bisa mendengarkan suaraku? Dokter ... Tolong jawab pertanyaanku ... Hoi!" Bristina memanggilnya dengan lantang. "Dokter Mirellia-sama!"

Mirellia menjawabnya dengan nada rendah. "Bisakah kamu bersikap sedikit sopan padaku, Bristina?"

Bristina sedikit merasa jengkel. "Sighh ... Kau sedang berada di wilayah 7, kan?"

Lihat selengkapnya