"Tadi katanya tidak mampu menahan diri jika bersama dalam situasi seperti ini..."
"Tergantung wanitanya!"
"Kalau aku bagaimana?" Goda Shinta tanpa malu-malu.
Sehingga membuat Dadang agak tersipu. Tapi hati Shinta semakin berbunga-bunga. Dan tanpa menjawabpun Shinta tahu apa yang akan diucapkan oleh Dadang.
"Jangan menanyakan hal seperti itu!"
"Memangnya kenapa?"
"Itu sama saja menantang keberanianku..."
"Keberanian bagaimana?"
"Aku bisa nekad menciummu...!"
"Aku tak percaya kamu berani melakukannya...!"
Tampaknya anak ini memang menginginkanku.
Tantangan itu benar-benar membuat Dadang gemas. Sehingga benar-benar mencium pipi Shinta. Cuma sekali. Dan singkat. Secepat Kilat. Dia ingin melihat bagaimana reaksi Shinta. Ternyata Shinta tidak marah.
"Cuma segitu keberanianmu?"
"Kamu benar-benar menantang, Shinta?" Ucap Dadang lirih.
Shinta hanya menyunggingkan senyum yang terang-terangan menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman.
"Jangan salahkan aku jika menerkammu...!" desah Dadang sambil mendekat kearah Shinta.
"Buktikan kebenaran ucapanmu!"
Dadang lalu merengkuh tubuh itu. Terasa lembut. Kepala gadis itu di tariknya dan Cup...!
Ternyata Shinta tidak tinggal diam. Bibirnya membalas kecupan itu dengan lembut, sehingga Dadang merasakan dirinya terlambung. Tangan Shintapun lalu mengusap tengkuk Dadang dengan penuh perasaan.
"Kamu suka?"
Shinta tidak menjawab. Namun kembali mengecup bibir Dadang dengan penuh gairah. Dadang memberikan balasan yang tidak kalah sengitnya. Tangannya meremas punggung Shinta. Lalu Dadang menjamah apapun yang bisa dicapainya.
Shinta terdiam sesaat, napasnya bergetar ketika merasakan kehangatan Dadang. Ia bergerak gelisah, seakan tak mampu menyembunyikan perasaannya. Jari-jemarinya pun ikut mencari pegangan, menyusuri tanpa arah, sekadar melampiaskan kegugupan bercampur bahagia. Sementara itu, Shinta menyadari Dadang kian penuh semangat, kian percaya diri, seolah ingin menunjukkan dirinya sepenuh hati.
“Bang, Dadang… indah sekali rasanya,” ucap Shinta terbata, matanya terpejam saat merasakan belaian yang begitu menggetarkan hatinya. Tubuhnya refleks menggeliat, seperti ingin melebur dalam pelukan hangat itu. Tangannya pun terulur, membalas dengan lembut, meremas rambut di kepala Dadang seolah tak ingin melepaskannya.