Shinta jadi tersipu. Apa yang dikatakan oleh Paskalia adalah suatu fakta dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang diluarnya berpenampilan suci, tetapi di dalam hatinya penuh kebencian, tipu muslihat, rencana-rencana busuk, memandang rendah orang lain, dan bahkan berpikiran porno.
"Kakak tidak meyesal bersahabat denganku?"
"Apa yang musti disesalkan? Aku bersahabat dengan siapa saja, sejauh dia mau. Meskipun kamu sekarang ini sudah dalam bentuk roh, tetapi toh berasal dari manusia juga."
"Aku pernah berniat membunuh kakak...!"
"Hahahahaha,” ujar Paskalia sambil bergelak. “Itu karena seleramu terganggu. Lagi pula mustahil kamu bisa membunuhku," lanjutnya lagi sambil tersenyum manis.
Dia memang mengatakan yang sebenarnya, karena ilmu Shinta jauh di bawahnya.
"Tapi apa kakak marah kalau aku berpetualang dengan laki- laki yang kusukai?"
"Itu hakmu. Biarpun aku tahu itu tidak baik, tapi kan itu dirimu. Untuk saat ini aku hanya bisa menasihatimu, tapi tidak bisa melarangmu. Tapi suatu hari aku akan melarangmu melakukan hal-hal seperti itu. Itu tidak baik."
"Ku harap kakak tidak melarangku. Sebab aku akan tersiksa jika lama tidak berhubungan intim dengan lelaki..."
"Untuk sementara boleh. Apa lagi saat ini, aku bisa mengerti penderitaanmu," desis Paskalia bijaksana.
Shinta hanya tersenyum mendengar kata-kata Paskalia. Karena sebenarnya dia adalah berasal dari manusia yang lugu. Sehingga bagaimanapun masih ada juga kesadaran dalam dirinya untuk menjadi mahluk yang baik.
"Kakak mengapa turun ke Bumi?"
Paskalia menatap Shinta dengan mata berbinar-binar. Terlihat sinar kemasgulan di wajahnya. "Aku mencari kekasihku..."
"Apa? Mencari kekasih?"
"Ya. Kekasihku yang tidak bisa kumiliki lima ribu tahun yang lalu..."
"Lima ribu tahun yang lalu? Apa mungkin di cari di sini?"
"Guruku, Inai Songumang mengatakan dia sudah reinkarnasi di zaman modern ini."
"Tapi apakah dia masih mencintai..., Bukan, anu … maksudku apakah dia belum menikah?" kata Shinta memperbaiki ucapannya.
Mulanya dia mau mengatakan apakah laki-laki itu masih mencintai Paskalia? Tapi mengingat kecantikan Paskalia, pemuda mana yang tidak akan jatuh cinta kepadanya. Hanya persoalannya, apakah lelaki yang dicarinya itu sudah menikah atau belum.
"Kami sudah bersumpah saling setia. Tak akan menikah dengan orang lain..!"
"Anu, maaf Kakak. Kejadiannya kan sudah lima ribu tahun yang lalu..."
"Biar pun sudah reinkarnasi ke dunia fana ini, aku percaya dia tidak akan berubah...!"
Shinta terdiam. Dia menjadi iri dengan Paskalia. Lima ribu tahun menanggung rindu hanya ingin bersatu dengan laki-laki yang dicintainya. Sedangkan dia malahan di bunuh oleh pacarnya sendiri. Itupun hanya dalam hitungan bulan.
Tapi memang mustahil bagi Shinta untuk memiliki kesetiaan seperti Paskalia. Sebab gairahnya selalu meledak-ledak bila melihat pemuda tampan. Akhirnya dia menyadari bahwa dirinya memang berbeda dengan Paskalia.
Memang dia sendirilah yang tidak setia dan selalu tertarik dengan setiap pemuda tampan.