Adrian mengendarai Suzuki Sidekick bekasnya dengan perlahan menyusuri jalan Komodor Yos Sudarso. Dia melihat-lihat ke sebelah kiri. Mencoba menemukan letak gang Buntu, alamat yang diberikan Cindy tempo hari.
Setelah kurang lebih tujuh menit melirik-lirik, akhirnya ekor matanya menangkap sebuah tulisan yang berterakan gang yang di carinya.
Adrian lalu menepikan mobilnya di sebelah kiri. Menetralkan persnellingnya, menarik rem tangan dan mengunci pintunya. Kemudian Adrian keluar dari dalam mobil dengan berjalan perlahan masuk ke dalam gang.
Kurang lebih dua puluh meter, ditemukannya sebuah rumah bernomor 24-B. "Tidak salah lagi..." Desis Adrian sambil memasukan carikan kertas yang bertuliskan alamat Cindy.
Adrian mengetuk pintu. Tak lama kemudian terdengar bunyi sandal jepit menyentuh lantai ubin. Kain gorden di singkap dari dalam dan sebuah wajah yang masih basah mengintip. Tubuhnya masih berkemban handuk.
Setelah melihat siapa yang mengetok, tak lama kemudian pintu lalu dibukakan.
"Masuklah, Bang Adri...!"
"Kamu baru mandi?"
"Barusan...!"
"Pantas cuaca begitu cerah…," goda Adrian.
Sebuah cubitan menyerbu perut pemuda itu.
"Aduh, hentikan...!" jeritan Adrian kesakitan.
"Katanya suka di cubit."
"Kalau cubitan sayang sih mau. Itu tadi mau mengeluarkan ususku..."
"Maaf deh. Nggak sengaja."
Adrian melihat sekeliling, "kok sepi?"
"Bibi dan paman lagi ke Singkawang. Katanya pulang besok."
"Adik-adik sepupumu?"
"Mereka sedang berlibur ke Jakarta. Terus nanti langsung ke Singapura. Sekalian berlibur di tempat paman mereka di sana..."
"Jadi kamu sendirian di rumah?"
"Ya dong…"
“Oh”
Adrian lalu dipersilakan duduk, matanya berkeliaran memperhatikan detil rumah itu. Sebuah rumah yang sangat mewah sebenarnya.
“Kamu duduk dulu, ya bang. Aku bersalin dulu,” Kata Cindy lalu masuk ke dalam kamar, tetapi tidak ditutupnya.
Adrian berjalan mengikuti Cindy dan berdiri di pintu kamar. Pada saat itu Cindy sedang membuka handuknya dan tidak memakai apa-apa. Terlihat tubuhnya yang sangat putih dan mulus. Tubuh tipis tinggi tipikal tubuh peragawati. Perut yang masih ramping dan wajah yang begitu bersih.
“Dasar,” Celetuk Cindy ketika melihat Adrian menatapnya sambil menelan air liurnya.