“Wah, panjang juga usia sukunya Ryan itu ya, kakak. Sampai miliaran tahun, sementara suku-suku lain di bumi ini yang sudah diketahui hanya beberapa ratus ribu tahun saja,” kata Shinta kagum. “Budaya Orang Tionghoa saja hanya beberapa ribu tahun sebelum Masehi.”
“Menurut ceritanya sih seperti itu. Karena aku sendiri bukan anggota suku itu, aku hanyalah Jihpon Desa’ (budak belian) mereka,” kata Paskalia datar.
“Terus apa hubungannya dengan Songumang tadi, kakak?”
Paskalia pun mulai bercerita panjang lebar.
Nah, pada zaman purba yang pertama, era kejadian agung ketika alam semesta ini masih berupa misteri tak bernama, segala sesuatu belumlah lahir.
Belum ada galaksi gemerlap seperti Bima Sakti, Magellan, Andromeda, ataupun gugus kosmik lain yang kelak menjadi bentangan mutiara langit. Bahkan bintang-bintang, sang pengisi galaksi, seperti matahari kita, belumlah berdenyut.
Tata surya dengan para planetnya, beserta meteor dan komet yang kelak berkelana di antara orbitnya, pun masih absen dari panggung raya.
Yang membentang kala itu hanyalah kehampaan absolut, sebuah ruang hampa maha luas, gulita tanpa cahaya, sunyi tanpa gema, bagai samudra kekosongan yang tak bertepi.
Namun pada suatu titik kosmik yang tak terjamah ukuran waktu manusia, dari kedalaman misteri itu muncullah sekelompok Havun, kabut raksasa yang tak terhingga, berputar dan menari di tengah kegelapan abadi.
Para leluhur menamainya dengan julukan yang agung: Jurang Juri’ Danum Sangen Juoi Booi Konolimoi, sebuah sebutan purba yang berarti “awan raksasa pengembara, bergerak ke segala arah tanpa pijakan, tanpa tempat bertahan, mengisi ruang kosong semesta”.
Havun (kabut) inilah yang menjadi legenda kosmogoni, kisah abadi tentang awal mula denyut kehidupan di alam semesta, sebuah mitos yang menjembatani kegelapan tak bernama menuju terang peradaban.
Kemudian setelah beberapa waktu yang mungkin miliaran tahun lamanya, dari dalam Havun ini terbentuklah Hitan Pihtu’ Kungan atau tujuh buah Bongkah Intan yang ukurannya sangat raksasa.
Mungkin ukuran besarnya bergaris tengah ribuan tahun cahaya. Sangat raksasa …
Ketujuh bongkah intan raksasa ini berkeliaran mengisi alam semesta, yang mungkin lamanya miliaran tahun juga. Pada suatu saat, ke tujuh bongkah Hitan Pihtu’ Kungan ini lalu meledak dan masing-masing pecahannya sebagai hasil ledakannya lalu menjelma mengisi alam semesta ini.